Friday 1 November 2013

Untuk Setiap Hari yang Selalu Berarti

Boleh aku menjabarkan mimpiku???

Masa kecilku bersama teman-teman begitu kurindukan. Bermain di sawah, berkejaran, bermain lumpur dan mandi di sungai. Aku rindu masa lalu. Seolah hidup yang kurasakan hanya untuk tersenyum dan bergembira. Seperti tak pernah ada air mata kecuali karena aku merasa sedih tatkala punya kawan yang tak bersahabat. Setelahnya, semua kembali membaik dan dunia cerah kembali.

Masa-masa berikutnya, menghabiskan masa remaja bersama kawan-kawan. Menjelajah tempat yang mungkin belum aku lihat di masa kecil. Pemikiran mulai berkembang, mulai timbul angan bahwa aku ingin melakukan sesuatu di masa depan.

Aku tak terlalu pandai. Prestasiku tak begitu cemerlang kecuali karena aku memang selalu berusaha menikmati setiap pelajaran di sekolah. Aku menyukai banyak hal namun tak begitu mahir untuk bisa menjadi bintang di dalamnya. Selalu menjadi salah satu wakil tim basket kelas dalam kegiatan class meeting. Aku menyukai basket, walau sebenarnya aku tak ahli. Hanya saja aku begitu beruntung karena banyak shooting yang aku lakukan masuk ke dalam ring.

Hari-hari menyenangkan itu berlalu dengan cepat. Sayang sekali tak ada prestasi yang bisa membuatku harus bangga dengan diriku saat ini. Aku hanya berusaha untuk mensyukurinya. Beberapa kali tidak lolos dalam seleksi masuk Universitas. Tentu aku pernah mengalami putus asa. Aku manusia biasa. Hingga akhirnya aku melihat satu titik dimana aku tahu apa yang harus kulakukan. BANGKIT.

Aku tak mau malu hanya karena harus mencari pekerjaan disana-sini. Aku memang selalu punya cita-cita untuk bisa mendapat gelar Sarjana. Dan semua itu mungkin saja aku dapatkan. Kelak.

Bekerja sebagai seorang pelayan. Belajar tentang semua yang berkenaan dengan dunia desain grafis. Setidaknya aku memang punya sedikit skill di bidang tersebut. Dan aku menikmatinya. Waktu berjalan cepat, walau kadang terasa lambat karena hari-hari yang tak menyenangkan. 10 bulan aku menghabiskan hari-hari di tempat tersebut. Hingga akhirnya aku memilih untuk beralih pada profesi yang mungkin akan membantuku lebih.

Allah memang maha bijaksana. Ia tuntun hatiku untuk menemukan apa yang terbaik bagiku. Aku tak keberatan bekerja di tempatku sekarang. Aku ikhlas melakukannya. Aku tak peduli tentang imbalan yang aku terima, aku hanya ingin belajar tentang hal-hal yang mungkin belum aku dapatkan sebelumnya. Aku ingin dengan sepenuh hati dan penuh rasa ikhlas serta kegembiraan dengan apa yang aku lakukan sekarang. Aku tak berfikir sesuatu yang terlalu jauh ke depan tentang hal ini. Aku hanya berfikir tentang melakukan apa yang harus aku lakukan. Itu saja. Selebihnya, akan ada jalan lain yang Allah tunjukkan padaku.

Semoga, aku bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Bukan karena alasan gengsi atau apa, tapi aku masih ingin belajar. Aku ingin menuntut ilmu, membuka mata untuk setiap hal yang belum aku lihat sebelumnya. Haus akan pendidikan, setidaknya itu pula yang diharapkan orantuaku. Aku tak menyalahkan mereka lantaran tak mampu membiayaiku untuk kuliah, aku menerima keadaan saat ini dengan ikhlas, dan aku tak mau menyalahkan siapapun.

Selebihnya, aku ingin terus merasakan kegembiraan masa kecil. Aku ingin pergi ke sebuah tempat dimana ada sawah membentang luas. Bukit dan gunung berjajar-jajar, sungai jernih yang mengalir deras, dan apapu sesuatu yang kurindu di masa lalu.

Aku ingin menjauh dari hingar bingar perkotaan. Aku ingin menikmati sejuknya udara pagi hari di pedesaan dan bersama itu ditemani oleh seorang penjelajah hidup yang akan menemaniku selamanya. Seseorang yang belum bisa aku bayangkan rupanya. Seseorang yang aku juga tak tahu namanya. Semua itu akan terjawab kelak. Aamiin...

Untuk setiap hari yang selalu berarti :D

No comments:

Post a Comment