Monday 11 February 2013

1 Jam Saja

Bukan judul film, bukan judul lagu. Itu cuma judul buat apa yang udah terjadian hari ini. Kalo biasanya aku punya waktu dua jam buat jalan-jalan muterin daeran Slawi dan sekitarnya, hari ini cuma punya waktu 1 jam. Pokoknya aku memprioritaskan buat ngambil jam tangan yang lagi di servis di Banjaran. Minggu lalu, waktu aku bawa ke sana jam tangannya, orangnya bilang kalau bisa jadi dua hari, tapi ini udah seminggu dan ternyata jamnya belum jadi. Kata yang nyervis itu jam onderdilnya (kaya kendaraan aja) susah didapet. Ya, itu emang jam yang belinya di LN (Luar Negeri. Sengaja disingkat biar nggak berkesan sombong).

Aku sama jam tangan kesayangan di kelas 2 SMEA
Aku nggak terlalu peduli itu jam tangan beli di mana harganya berapa, tapi aku emang bener-bener cinta sama itu jam. Cuma gara-gara batrenya habis trus lupa diganti, jadi mati total deh itu jam. Huhuhu... sedih banget deh. Tapi orang yang nyervis bilang, kalo oderdilnya udah ada, itu jam bisa bener lagi. Ya udah deh, sabar aja. Katanya kan sabar bisa berbuah manis. Moga-moga aja beneran manis. Yang penting jangan disemutin.

Mamaku terlalu khawatir sama kondisi kesehatan aku akhir-akhir ini. Karena kerja yang memakan waktu sampe malam, cukup menyita waktu buat istirahat. Akhirnya mama nyuruh aku buat beli susu. Ya, itu-itung buat nambah tenaga, plus biar bisa gemuk dikitan. Sekarang ini badan makin kerempeng aja. Jangan sampe jadi kaya papan triplek.

Oh ya, aku juga habis hunting buku diary, tapi belum dapet. Mau nyari-nyari lagi tapi hujan. Ya udah, akhirnya aku pulang jam sebelas (berangkat jam 10), Dan setelah dikalkulasi, aku cuma pergi 1 jam hari ini. Itu dia asal-usul judul 1 Jam Saja.

Tuesday 5 February 2013

Jadi penulis itu nggak mudah. Mimpi kalau naskah yang kita tulis bisa diterbitin? Ya, nggak papa bermimpi, karena seperti kata 'Bondan Fade Two Black', 'Hidup Berawal dari Mimpi'. And i think so.

Aku juga bermimpi buat bisa jadi seorang penulis hebat. Berjuang, bergelut di depan laptop, ngetik satu persatu huruf sampe mata berair. Ya, itu baru awalnya. Habis ngirim naskah, mesti nunggu lamaaaaaaaa banget. Tiga bulan kurang lebih. Begitu tiga bulan, nggak ada kabar lagi. Akhirnya aku konfirmasi ke penerbitan lewat email.

Dan.... Begitu hasil keluar, ternyata naskahnya ditolak. Haduuuhhh.... Kecewa berat. But it's ok. It doesn't matter... Masih banyak haru buat nulis lagi.
Attention ! Seharusnya ini pos diupdate kemarin...

Hanya punya waktu 2 jam dalam seminggu untuk jalan-jalan atau sekedar refreshing. Tentu saja itu waktu yang sangat singkat. Jadi, apa saja yang sudah aku lakukan selama dua jam hari ini (10-12)?
  1. Pergi ke sebuah toko buku, mencari satu pena yang mungkin benar-benar aku inginkan. Sebenarnya aku juga punya satu hal yang ingin dibeli, tapi ternyata tak ada barang yang cocok
  2. Membeli jaket yang sudah aku incar sejak beberapa waktu lalu.
  3. Lanjut, setelah membeli satu hal yang mungkin tidak terlalu penting untuk disebutkan, aku pergi ke Banjaran, membetulkan jam yang mungkin sudah 1 tahun lebih mati - karena rusak. Rusaknya sudah terlalu parah, jadi terpaksa ditinggal dan mungkin baru bisa diambil dua hari lagi. Tapi tentu saja aku akan mengambilnya minggu depan. Terlalu sibuk untuk pergi ke sana.
  4. Berikutnya, sebagai seorang perempuan, tentu ada beberapa hal yang perlu dibeli buat menunjang penampilan. Ya, mampir deh ke swalayan sebentar. Cuba beli beberapa barang, trus pulang.
Ya, walaupun ada dua target yang kelewat (beli buku harian & mampir ke perpus), but that's not a big problem. Aku bisa pulang tepat waktu. Jam 12 lebih sedikit aku sampai di rumah. Bangga deh, bisa jadi orang yang tepat waktu.

Saturday 2 February 2013

Sabtu Malam

Apa yang sudah aku lakukan hari ini? Aku memulai pagi dengan bangun kesiangan. Hampir jam setengah tujuh. Itu semua karena rasa lelah yang teramat. Aku langsung mencuci dan tidak sempat menjemurnya. Terpaksa Ibu yang menjemur (Sorry, mom. I always do this every Saturday).

Karena mesin yang sedang rusak, terpaksa pekerjaan yang menunmpuk itu dibawa ke satu cabang yang lain. Memaksaku untuk bisa mengendarai sepeda motor matic. It's not easy.

Kemudian seperti biasa, menghabiskan malam minggu bersama kebosanan yang melanda, mendera dan merancukan hati. Tak berharap punya pacar, hanya mau seorang teman di sisiku. Akhirnya aku menemukan teman di malam minggu ini. Aku memilih twitter untuk jadi jejaring sosial yang menemani malam ini. 

Walaupun awalnya bingung, tapi mudeng juga sekarang. Nggak sesulit yang dibayangkan. Oke, sambil twitteran sambil SMSan sama Da'ul.