Friday 15 November 2013

Ketika kamu kehilangan seseorang yang kamu cintai, mereka tidak pernah benar-benar meninggalkanmu. Mereka hanya pindah ke tempat khusus di hatimu.

Bagaimana mungkin dia berkata seperti itu? Bahkan yang ada dalam hidupku adalah seseorang berusaha untuk menjauh, beranjak pergi dan meninggalkan segudang kesedihan dibalik dinding hati yang mulai rapuh.

Aku tak akan berbuat apa-apa. Aku tak akan mencoba mempertahankannya, dan juga tidak akan melupakannya. Biar waktu yang membawa semuanya. Jika memang harus pergi, aku akan melepaskannya. Dan jika dia akan bertahan, makan aku akan diam.

Itu saja.

Tuesday 5 November 2013

My Chemical Romance - Cancer

Satu lagi lirik yang benar-benar membuatku menangis. Mengingatkanku pada seseorang yang kini telah tiada.

Turn away
If you could get me a drink of water
'Cause my lips are chapped and faded
Call my Aunt Marie
Help her gather all my things
And bury me in all my favorite colors
My sisters and my brothers, still
I will not kiss you
Cause the hardest part of this
Is leaving you
Now turn away
Cause I'm awful just to see
Cause all my hair's abandoned all my body
Oh, my agony
Know that I will never marry
Baby, I'm just soggy from the chemo
But counting down the days to go
It just ain't living
And I just hope you know
That if you say
(If you say)
Goodbye today
(Goodbye today)
I'd ask you to be true
('Cause I'd ask you to be true)
'Cause the hardest part of this
Is leaving you
'Cause the hardest part of this
Is leaving you

Only Hope

Share lirik lagu yang benar-benar pas dengan apa yang saya rasakan dari dulu hingga sekarang...

"Only Hope"


There's a song that's inside of my soul
It's the one that I've tried to write over and over again
I'm awake in the infinite cold
But You sing to me over and over and over again

So I lay my head back down
And I lift my hands
and pray to be only Yours
I pray to be only Yours
I know now you're my only hope

Sing to me the song of the stars
Of Your galaxy dancing and laughing
and laughing again
When it feels like my dreams are so far
Sing to me of the plans that You have for me over again

So I lay my head back down
And I lift my hands and pray
To be only yours
I pray to be only yours
I know now you're my only hope

I give You my destiny
I'm giving You all of me
I want Your symphony
Singing in all that I am
At the top of my lungs I'm giving it back

So I lay my head back down
And I lift my hands and pray
To be only yours
I pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you're my only hope

Sunday 3 November 2013

INI KEPRIBADIAN SAYA

Berdasarkan hasil tes kepribadian yang telah saya lakukan, ini dia hasilnya


The Artist
ISFP adalah orang yang damai dan santai, prinsipnya “hiduplah dan biarkan hidup”. Mereka menikmati mengambil hal-hal sesuai dengan kemampuan mereka dan cenderung untuk hidup di saat ini. Meskipun tenang, mereka menyenangkan, perhatian, peduli, dan dikhususkan untuk orang-orang dalam hidup mereka. Meskipun tidak cenderung untuk berdebat, mereka bisa mengungkapkan pandangan mereka, terutama nilai yang penting bagi mereka.
ISFP didasarkan paham saat ini, disini dan sekarang. Mereka sangat sensitif terhadap lingkungan mereka, selaras dengan persepsi pancaindra mereka. Mereka sangat sensitif untuk menyeimbangkan dan memahami dengan baik apa yang dilakukan atau tidak sesuai, baik dalam sebuah karya seni atau aspek lain dari kehidupan mereka. ISFP cenderung emosional berpengetahuan luas dan empati terhadap orang lain.
ISFP hidup di dunia perasaan. Mereka tajam selaras dengan cara melihat, merasa, bersuara, perasa. Mereka memiliki apresiasi estetika yang kuat untuk seni, dan cenderung menjadi seniman dalam beberapa bentuk, karena mereka luar biasa berbakat untuk menciptakan dan menyusun hal-hal yang akan sangat mempengaruhi indera. Mereka memiliki satu set nilai-nilai yang kuat, yang mereka berusaha untuk konsisten memenuhi dalam hidup mereka. Mereka perlu merasa seolah-olah mereka menjalani kehidupan mereka sesuai dengan apa yang mereka rasakan benar, dan akan memberontak melawan apa pun yang bertentangan dengan tujuan tersebut. Mereka cenderung memilih pekerjaan dan karir yang memungkinkan mereka melakukan kebebasan menuju terwujudnya nilai berorientasi tujuan pribadi mereka.
ISFP cenderung tenang dan pendiam, dan sulit untuk mengenal dengan baik. Mereka memegang kembali ide-ide dan pendapat mereka kecuali pada orang yang dekat dengan mereka. Mereka cenderung untuk bersikap baik, lembut dan sensitif dalam berhubungan dengan orang lain. Mereka tertarik untuk berkontribusi dalam perasaan masyarakat tentang baik makhluk dan kebahagiaan, dan akan menempatkan banyak usaha dan energi untuk tugas-tugas yang mereka yakini.
Ringkasan: Tenang, ramah, sensitif dan baik. Lebih suka menikmati saat ini dan apa yang terjadi di sekitar mereka. Ingin memiliki ruang mereka sendiri dan bekerja dalam kerangka waktu mereka sendiri. Loyal dan berkomitmen terhadap nilai-nilai mereka dan untuk orang-orang yang penting bagi mereka. Tidak suka perbedaan pendapat dan konflik, tidak memaksakan pendapat atau nilai-nilai pada orang lain.
Kata kunci: pembujuk yang lembut, sensitif.
Karir pekerjaan: Relawan, wirausaha, kerajinan, seniman.

Sumber : psikologizone.com

Friday 1 November 2013

Untuk Setiap Hari yang Selalu Berarti

Boleh aku menjabarkan mimpiku???

Masa kecilku bersama teman-teman begitu kurindukan. Bermain di sawah, berkejaran, bermain lumpur dan mandi di sungai. Aku rindu masa lalu. Seolah hidup yang kurasakan hanya untuk tersenyum dan bergembira. Seperti tak pernah ada air mata kecuali karena aku merasa sedih tatkala punya kawan yang tak bersahabat. Setelahnya, semua kembali membaik dan dunia cerah kembali.

Masa-masa berikutnya, menghabiskan masa remaja bersama kawan-kawan. Menjelajah tempat yang mungkin belum aku lihat di masa kecil. Pemikiran mulai berkembang, mulai timbul angan bahwa aku ingin melakukan sesuatu di masa depan.

Aku tak terlalu pandai. Prestasiku tak begitu cemerlang kecuali karena aku memang selalu berusaha menikmati setiap pelajaran di sekolah. Aku menyukai banyak hal namun tak begitu mahir untuk bisa menjadi bintang di dalamnya. Selalu menjadi salah satu wakil tim basket kelas dalam kegiatan class meeting. Aku menyukai basket, walau sebenarnya aku tak ahli. Hanya saja aku begitu beruntung karena banyak shooting yang aku lakukan masuk ke dalam ring.

Hari-hari menyenangkan itu berlalu dengan cepat. Sayang sekali tak ada prestasi yang bisa membuatku harus bangga dengan diriku saat ini. Aku hanya berusaha untuk mensyukurinya. Beberapa kali tidak lolos dalam seleksi masuk Universitas. Tentu aku pernah mengalami putus asa. Aku manusia biasa. Hingga akhirnya aku melihat satu titik dimana aku tahu apa yang harus kulakukan. BANGKIT.

Aku tak mau malu hanya karena harus mencari pekerjaan disana-sini. Aku memang selalu punya cita-cita untuk bisa mendapat gelar Sarjana. Dan semua itu mungkin saja aku dapatkan. Kelak.

Bekerja sebagai seorang pelayan. Belajar tentang semua yang berkenaan dengan dunia desain grafis. Setidaknya aku memang punya sedikit skill di bidang tersebut. Dan aku menikmatinya. Waktu berjalan cepat, walau kadang terasa lambat karena hari-hari yang tak menyenangkan. 10 bulan aku menghabiskan hari-hari di tempat tersebut. Hingga akhirnya aku memilih untuk beralih pada profesi yang mungkin akan membantuku lebih.

Allah memang maha bijaksana. Ia tuntun hatiku untuk menemukan apa yang terbaik bagiku. Aku tak keberatan bekerja di tempatku sekarang. Aku ikhlas melakukannya. Aku tak peduli tentang imbalan yang aku terima, aku hanya ingin belajar tentang hal-hal yang mungkin belum aku dapatkan sebelumnya. Aku ingin dengan sepenuh hati dan penuh rasa ikhlas serta kegembiraan dengan apa yang aku lakukan sekarang. Aku tak berfikir sesuatu yang terlalu jauh ke depan tentang hal ini. Aku hanya berfikir tentang melakukan apa yang harus aku lakukan. Itu saja. Selebihnya, akan ada jalan lain yang Allah tunjukkan padaku.

Semoga, aku bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Bukan karena alasan gengsi atau apa, tapi aku masih ingin belajar. Aku ingin menuntut ilmu, membuka mata untuk setiap hal yang belum aku lihat sebelumnya. Haus akan pendidikan, setidaknya itu pula yang diharapkan orantuaku. Aku tak menyalahkan mereka lantaran tak mampu membiayaiku untuk kuliah, aku menerima keadaan saat ini dengan ikhlas, dan aku tak mau menyalahkan siapapun.

Selebihnya, aku ingin terus merasakan kegembiraan masa kecil. Aku ingin pergi ke sebuah tempat dimana ada sawah membentang luas. Bukit dan gunung berjajar-jajar, sungai jernih yang mengalir deras, dan apapu sesuatu yang kurindu di masa lalu.

Aku ingin menjauh dari hingar bingar perkotaan. Aku ingin menikmati sejuknya udara pagi hari di pedesaan dan bersama itu ditemani oleh seorang penjelajah hidup yang akan menemaniku selamanya. Seseorang yang belum bisa aku bayangkan rupanya. Seseorang yang aku juga tak tahu namanya. Semua itu akan terjawab kelak. Aamiin...

Untuk setiap hari yang selalu berarti :D

Wednesday 30 October 2013

Impian dalam Mimpi

Sulit dipercaya. But it's happened. Semalam, sebelum tidur aku sempatkan untuk berdo'a. Setelahnya kusisipkan harapan kecil bersamaan denganku membaca Shalawat. "Ya Allah, aku rindu dia." Do'aku dalam hati sembari terus mengucap Shalawat.

Dan apa yang aku harapkan benar terjadi. Setidaknya aku bisa melihat dia dalam mimpi, sejak aku tertidur hingga bangun menjelang subuh. Dalam hati aku menerka, "Apakah dia mendapat mimpi yang sama?". Mimpi itu tak terlalu indah, bahkan aku tetap diacuhkan olehnya. Tapi itu cukup bagiku. Aku bersyukur, sedikit rindu ini terobati.

Tinggal menunggu, apakah Allah akan mengijinkan aku bertemu dengannya lagi atau sebatas dalam mimpi saja pengobat rindu itu.

Aku mencoba tersenyum. Semua adalah yang terbaik untukku.

Saturday 19 October 2013

Temukan Ruang Kita

Ada banyak hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Tentang sebuah keadaan, tentang alasan, dan bahkan tentang seseorang yang selalu kita lihat. Semua memang telah dipilah, ada hal-hal yang mungkin harus kita ketahui, dan ada pula hal-hal yang akan lebih baik untuk tidak kita ketahui. Tapi ternyata ada juga hal-hal yang akan kita ketahui, namun bukan untuk saat ini.

Dan saat ini aku melihat. Manusia memang tak selamanya seperti apa yang terlihat. Bahkan untuk seseorang yang telah begitu lama kita kenal. Terkadang, mereka ingin menyembunyikan sisi lain dari diri mereka dan menyimpannya untuk mereka sendiri. Ada banyak alasan kenapa mereka melakukan seperti itu. Mungkin karena mereka merasa nyaman dengan hal tersebut saat tak ada orang lain yang tahu.

Hari ini aku melihat. Seseorang yang kutahu begitu cemerlang dengan sikapnya yang menyenangkan dan 'jenius' bisa menampakkan rona wajah keputusasaan. Putus asa memang milik semua orang, tapi yang aku lihat kali ini sangat berbeda. Seolah dia sedang ingin melepas semua penat dan beban selama menjadi dirinya yang cemerlang.

Memang tak ada pilihan untuk jadi sempurna. Bahkan di tengah pasir yang halus pun kita masih bisa menjumpai kerikil tajam. Begitulah dengan hidup dan kepribadian manusia. Seperti juga aku. Aku merasa bisa menjadi diriku yang sebenarnya saat aku bisa berkumpul dengan mereka yang juga memiliki jalan pikiran yang sama denganku. Dan saat aku sendirian, maka aku akan bisa mencoba menuangkan apa yang tidak aku perlihatkan saat aku berbaur dengan banyak orang.

Aku kadang hanya bisa berkata 'ya' 'tidak' 'mungkin' dan kata-kata singkat lainnya. Atau aku hanya bisa ikut tertawa saat mereka bercanda. Aku merasa nyaman dengan hal tersebut, tapi aku merasa benar-benar mengenali diriku sendiri saat sedang berada di tengah kesunyian. Aku mungkin bisa merasakan takut, tapi aku berfikir bahwa ada orang lain di luar sana yang mungkin juga sendirian, sama seperti aku.

Bahkan saat kita sedang berada dalam kesulitan, seharusnya kita juga berfikir bahwa kita tak sendirian. Dunia ini begitu luas, dan mungkin saja di antara miliaran orang akan akan ada mereka yang sedang merasakan hal sama sepertimu.

Bukan sebuah kesalahan saat manusia mengeluh, mereka mungkin sedang jenuh, atau mungkin sedang lelah dengan segala apa yang terjadi dalam kehidupannya. Aku berharap, bahwa kita bersama-sama bisa menemukan diri kita sendiri untuk menjadi seseorang yang mampu mengisi kekosongan hati dengan hal-hal positif.

Tuesday 15 October 2013

Menyemangati Diri Sendiri

Kadang putus asa, kadang berfikir kita tak bisa, kemudian menyerah. Semua itu adalah awal dari kegagalan yang berujung pada penyesalan. Kenapa kita harus berfikir tak mampu saat kita belum mencoba? Kenapa kita takut terjatuh padahal kita belum melangkah?

Berfikir bahwa semuanya terlihat begitu menakutkan untuk dijalani, padahal kita sendiri belum tahu seperti apa rasanya ketakutan itu. Kita perlu belajar seperti apa rasanya ketakutan dan bagaimana cara menghadapinya.

Satu hal yang sulit dilakukan adalah bagaimana kita menaklukan apa yang kita takuti. Tak mau berjalan dan memilih bungkam tanpa kata. Kita tak percaya bahwa apa yang kita lakukan mungkin menjadi pendongkrak bagi yang lain. Kita tak pernah menduga, bahwa mungkin saja setiap ide dalam perkataan adalah angin segar untuk membawa perubahan positif.

Pemuda, seharusnya cenderung ingin mencoba. Mencoba menjadi lebih baik walau tak tahu nanti akan menjadi buah kebaikan atau justru kebalikan. Sudah seharusnya seorang pemuda berfikir bahwa dia harus bertindak, bukan terdiam di suatu tempat seperti parasit yang butuh tempat untuk bisa bertahan hidup tanpa berbuat apa-apa.

Pemuda itu kaya. Kaya dalam berfikir dan kreatif. Jangan bunuh masa muda kita dengan berfikir bahwa kita tak mampu. Semua keputus asaan itu membuat kita terlihat begitu renta, seperti telah menjadi orang tua di usia yang belia.

Kawan, kita semua tahu. Lingkungan ini butuh perubahan. Mereka butuh pemuda dengan semangat kehidupan yang berjaya. Para pemuda dengan langkah tegap penuh keyakinan bahwa kita mampu membawa lingkungan ini menjadi lebih baik.

Dulu kita adalah anak-anak kecil. Selalu mengharapkan lingkungan dan dunia yang mampu membuat kita ingin hidup selamanya. Andaikan kita belum bisa mendapat hal tersebut, maka inilah saatnya. Mari, bersama-sama kita beri satu tempat terindah untuk adik-adik tercinta.

Selamanya, mari menjadi muda. Muda untuk terus berkarya dan penuh semangat dalam jiwa demi perubahan besar bagi dunia.

Ketika Langkah Tersandung

Seseorang tak seutuhnya hidup dalam dunia nyata ini. Hampir semua manusia mempunyai dunia yang mereka sebut sebagai 'mimpi' atau 'impian. Dunia yang membuat mereka berangan-angan, dunia yang membuat seolah hanya dapat ditempat oleh mereka.

Aku pun begitu. Aku punya dunia di dalam pikiranku sendiri. Dunia yang hidup bersama ribuan keinginan yang tak tersampaikan hingga saat ini. I'm a dreamer. Begitulah. Tapi kaki ini tak selamanya mudah untuk dipijakkan ke depan. Aku yang kala itu tengah membawa secangkir penuh mimpi-mimpi kemudian tersandung. Jatuhlah cangkir itu, dan semua mimpi-mimpiku di dalamnya tumpah, bercecerah di atas jalanan penuh kerikil yang panas.

Aku berharap mimpi-mimpiki itu seperti batu yang dapat digenggam saat ia jatuh dari tempatku meletakkannya. Namun sungguh disayangkan, mimpi itu justru terasa seperti air. Saat ia jatuh, tumpah, maka akan sulit untuk kembali mendapatkannya.

Langkahku tak begitu jauh, baru sekian jarak yang kutempuh. Aku masih melihat ribuan tikungan, jutaan tanjakan bahkan jalanan penuh batu bara melintang luas di hadapan.

Saat langkahku tersandung, aku punya dua pilihan. Bangun dan kembali mengais mimpi-mimpi itu, atau terdiam begitu saja di tempat aku terjatuh selamanya. Pilihan ada di tangan kita, dan Allah akan memberi bantuan saat kita memintanya dengan kesungguhan.

Mari, menjadi pemimpi dengan semangat untuk meraihnya.

Nikmat Berlanjut

Barusan ngepos tentang daging kambing, barusan kedatangan daging sapi. Bijibun lagi. Alhamdulillah, memang mudah bagi Allah untuk memberikan rizki pada umatnya. Mau dibikin apa ya???

Bakso aja deh. Pasti enak. Hhhmmm... Besok juga di sekolah ada penyembelihan hewan kurban di sekolah. Wah, bakalan seru nih...

Kipas Kipas Rayakan Idul Adha

Wah, hari ini Idul Adha. Alhamdulillah, masih bisa merasakannya di tahun ini. Seperti biasa, aktivitas pagi hari di hari raya. Sholat Ied dan bersiap untuk menyaksikan momen pemotongan hewan kurban. Di sini ada 13 kambing yang dikurbankan tanpa ada sapi.

Sekitar jam setengah dua belas rumahku sudah kedatangan tiga bungkus daging kurban. Dua bungkus dari tetangga depan rumah dan dari tetangga lainnya. Satu bungkus dari masjid karena kakakku ikut membantu proses pembagian daging kurban. Tak lama setelah itu datang satu lagi jatah dari masjid. Dan ternyata daging kurban masih berdatangan, kali ini dari hasil penukaran kupon yang ibuku dapatkan kemarin dari salah satu temannya.


Saatnya mengolah daging kambing itu. Semuanya dibuat sate. Ya, seperti telah menjadi kewajiban, sajian sate kambing seolah menjadi satu hal yang paling diharapkan saat Idul Adha tiba. Aku, Bapak, Mama dan kakakku mulai memotong-motong daging kambing itu. Setelah siap dengan tusuk satenya, mulailah untuk membakar.


Kali ini Bapak yang berperan banyak. Kipas-kipas-kipas biar dagingnya matang. Dan itu pasti akan terasa enak. Lalu salah satu temanku datang. Mela. Aku bersama Mela mulai membuat sambal kecapnya. mengupas bawang merah, mencucinya bersama cabai rawit dan tomat. Kecapnya yang banyak, jadi tidak terlalu pedas.


Siap semua. Sate telah matang dari pembakaran. Sambal kecap siap bersama nasi putih yang hangat. Sajian pas untuk merayakan Idul Adha.

Betapa banyak nikmat yang Engkau berikan. Terimakasih, dan semoga kita masih bisa berjumpa dengan Idul Adha tahun depan. Aamiin.

Sunday 13 October 2013

Ketika 'Sabar' Menjadi Saksi

Berapa banyak cara yang sudah aku coba untuk mendapat apa yang aku inginkan? Banyak. Dan apa yang telah berlalu semuanya seperti sebuah kegagalan bagiku. Berapa kali aku mendaftar masuk Universitas? Mungkin sudah empat sampai lima kali. Ternyata aku cukup tangguh juga untuk bisa kembali mencoba setelah diterpa kegagalan berulang kali. Tapi pada percobaan terakhir aku pun mengalami kegagalan lagi. Aku tak terlalu suka menyebutnya sebagai kegagalan. Aku telah menegaskan sebelumnya. Itu bukan kegagalan, itu KEBERHASILAN YANG TERTUNDA. Ya. Itu lebih menyenangkan untuk didengar.

Terakhir kali aku mendaftar kuliah adalan di STAN. Wah, beberapa kali tidak lolos seleksi di Universitas tidak membuatku ragu untuk mencoba mendaftar di STAN. Jelas peluangnya kecil. Aku tahu itu. Tapi aku tak mau keinginanku hanya berhenti di batas 'ingin. Aku juga akan mencobanya. Dan aku menyadari bahwa aku tak bisa mempersiapkan tes tersebut dengan baik. Belajarku tak maksimal, dan ibadahku terbengkalai. Bahkan aku sering meninggalkan sholat. Tadarus pun jarang, dan sholawat kadang terlupakan. Itulah kebodohan yang jelas aku lakukaan. Aku menyesal. Aku tak keberatan jika pada akhirnya 'keberhasilan' begitu sulit aku temukan. Karena aku memang tak sungguh-sungguh dalam mencarinya.

Setidaknya aku tidak menangis saat tahu bahwa aku tidak lolos USM STAN. Satu hal yang membuatku takut adalah aku takut membuat kecewa keluargaku. Sungguh, tapi aku tak mau menyalahkan keadaan. Kalaupun ada yang bersalah, itu adalah aku. Dan aku tahu, selalu ada masa dimana aku bisa memperbaiki kesalahan tersebut.

Meski kadang terasa pahit dan membingungkan, tapi aku yakin bahwa seperti api yang hampir padam, selalu ada cara untuk kembali mengobarkan nyalanya. Aku tak boleh menyerah. Biar kadang terasa pahit, tapi aku harus bersabar. Biarlah oranglain berkata "Hana pengangguran." aku tak keberatan, karena masa itu aku memang tak bekerja sama sekali. Status yang cukup menyayat hati dan tidak terlihat keren. Aku juga tak mau menjadi seorang pengangguran, itu memberi tekanan batin untukku. Di usia yang produktif seharunya aku bisa berbuat banyak. Tidak hanya keluar masuk rumah tanpa ada tujuan. 

Baiklah. Aku harus berusaha. Aku tulis beberapa surat lamaran. Aku pergi ke setiap tempat yang mungkin mau menampungku untuk bisa berkarir. Aku tak sendirian. Ada kawan yang menemaniku, kawan yang juga sedang berusaha mengobarkan kembali nyala semangat hidupnya. Ya, kami ingin bisa berjuang bersama.

Namun Allah memang memberi jalan yang berbeda-beda pada setiap orang. Bahkan pada mereka yang selalu berjalan beriringan. Seperti anak kembar pun akhir kehidupannya tak selalu sama. Alhamdulillah Allah masih memberiku kesempatan untuk bisa mencoba pengalaman baru yang luar biasa, walau sedikit membuat mentalku teruji. Tepat tanggal 3 September 2013 jam setengah delapan aku mendapat SMS yang mengatas namakan Kepala SMP Negeri 1 Slawi. Aku memang telah mengirim surat lamaran ke situ, dan tak menyangka kalau aku mendapat panggilan. Jam 8 harus bisa datang ke sekolah. Aku yang kala itu belum mandi langsung bersiap diri.

Bersama Blacky, sepeda kopi susu yang aku beli beberapa waktu lalu kami menuju ke SMP-ku dulu. Sekarang tempatnya sedikit berubah. Bangunannya berlantai dua. Dan warna catnya sedikit lebih mencolok. Hijau. Itu salah satu warna kesukaanku.

Bertemu dengan guru-guru di masa lalu, sekarang menjadi rekan kerja. Tapi tetap saja, aku selalu menuakan mereka. Ya, mereka memang orang-orang yang telah membantuku sehingga aku berada di situ. Berstatus sebagai trainee tidak membuatku berkecil hati. Aku jalani saja. Aku kerjakan apapun pekerjaanku dengan sungguh-sungguh dan penuh keridhoan. Semoga Allah senantiasa memberi kemudahan terhadap apa yang aku lakukan.

Persiapan akreditasi. Hal yang membuatku mendadak jadi orang sibuk. Membantu Kepala Sekolah menyiapkan segala hal. Bersamaan dengan aktivitas itu, aku juga berusaha untuk memperkaya diri dengan segala hal positif. Sholat jangan terlewatkan, ditambah dengan sholawat. Diharapkan apa yang aku lakukan akan memberi dampat positif tersendiri buatku, buat oranglain juga. Terutama keluargaku.

Insyaallah, dengan kesabaran dan usaha, kita akan menemukan apa yang mungkin tidak kita inginkan atau tidak kita cari, tapi pada kenyataannya itu adalah apa yang terbaik bagi kita. Hadiah dari Allah atas segala kehendaknya. Beliau Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik bagi umatnya. Memohon agar kita selalu diberi kesabaran dan dibukakan matanya untuk mau menerima apapun keputusan-Nya.

Sunday 1 September 2013

My Blacky

 Hari ini benar-benar menyenangkan. Akhirnya aku bisa bertemu dengan 'jodoh' yang sudah ditunggu cukup lama. Jam sepuluh 10.00 pagi aku sama Bapak pergi ke Banjaran. Ya, mau nyari jodoh yang pas...
Blacky, Sepeda Kopi Susu

Siap Untuk Dikayuh

Sampai di sana aku langsung tertarik sama Si Balcky (begitu nama yang aku berikan). Tapi aku agak ragu dengannya. Aku pun sempat beranjak. Beralih ke tempat lain untuk mencari lagi, siapa tahu ada yang lebih cocok.

Lama berputar-putar, dari satu tempat ke tempat yang lain, aku semakin bimbang. Dan masih saja pikiranku terpaut pada Si Blacky yang pertama aku jumpai pagi itu. Berbagai pertimbangan, mulai dari kualitas dan penampilan. 

Bahkan Bapakku sampai bingung sendiri melihat keraguanku. Aku akan memilih yang mana? Ini menyangkut hari-hariku selanjutnya. Jangan sampai salah memilih. Dan setelah pertimbangan yang cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk memilih si hitam manis yang aku sebut sebagai Blacky.

Dia cinta pada pandangan pertamaku, dan sulit untuk beralih darinya. Dia adalah pendukung mobilitasku saat ini. Kemana aku pergi, aku akan bersamanya. Dia akan selalu menemaniku, merasakan panas dan hujan di jalanan dan saling berbagi rasa lelah serta bahagia.

Blacky, aku jadikan hari ini sebagai hari istimewa untukku dan untukmu. Hari ulangtahun pertemuan kita. Dan aku akan merawatmu selalu. Jadi jangan ragu saat bersamaku.

Untuk sekarang mungkin aku belum bisa menunjukkan dirimu pada orang banyak, tapi setidaknya 'nanti' orang-orang juga akan tahu tentang dirimu...


Sunday 25 August 2013

Tentang Dia 'lagi'

Bagaimana mungkin ini terjadi? Sudah berapa lama aku tidak bertemu dengannya? Sudah berapa lama cintaku diabaikan olehnya? Empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Seharusnya aku telah bisa menghapus dia dari dalam ingatan dan hati ini. Tapi akar-akan perasaan itu seolah menumbuhkan tunas baru.

Di saat aku telah hampir bisa melupakannya, dia selalu datang dalam mimpi. Seperti semalam. Aku tak pernah mengira sebelumnya. Bagaimana mungkin aku bermimpi seperti itu.

Saat aku harus bersama orang lain yang tidak aku cintai, dan itu membuatku menangis. Tiba-tiba dia datang dan menghampiriku. Dia menghiburku dan membuatku merasa semakin senang berada di dekatnya. Kenapa harus terjadi seperti ini?

Seolah takdir tak mau aku melupakannya. Dia terus datang. Tapi kenapa hanya dalam mimpi? Berkali-kali aku bertanya, kenapa hanya di dalam mimpi? Itu membuatku tak ingin bangun dari tempat tidur semata-mata karena rindu yang aku tanggung belum sepenuhnya terobati.

Mimpi selalu penuh dengan tipuan. Imajinasi. Seperti padang pasir yang selalu dipenuhi oleh tipuan fatamorgana. Semua nampak seperti apa yang kita inginkan, tapi itu adalah semu. Seperti dia untukku. Kadang aku berfikir, mungkin sedari dulu aku memang hanya mengenalnya dalam mimpi. Dan seharusnya aku tahu bahwa dia akan sulit untuk kugenggam sebagai kenyataan.

Harapanku masih sama seperti dulu. Aku ingin bisa melupakannya dan mau membuka hati untuk orang lain. Itu saja. Bila perlu, buatlah agar aku tak ingat bahwa aku pernah mengenalnya.

Thursday 14 March 2013

Shelter and Him ...

Belum sembuh rinduku padanya. Bahkan rindu selama 2 tahun yang sempat terobati oleh pertemuan selama 15 detik itu semakin menjadi. Setelah ia berlalu - pergi, rinduku semakin bertambah. Saat aku telah berusaha melupakannya, tiba-tiba dia muncul begitu saja. Buatku tercengang tak percaya dengan apa yang aku lihat.

Saat ia hampir pergi dari dalam hati dan pikiranku, pertemuan itu bagai petir yang menyambar, masuk ke dalam hatiku semakin dalam dan membuatku harus mencoba melupakannya dari awal. Awal selalu menjadi sesuatu yang menyulitkan. 

Aku kadang merasa begitu bodoh. Bagaimana mungkin aku masih mengharapkan orang yang mungkin saja tak pernah menganggap aku adalah bagian darinya. Tapi sulit pula bagiku untuk meyakinkan diri ini bahwa dia bukan untukku. Karena apa? Tentu karena aku belum mendengar dari ucapannya sendiri.

Ini gila. Mungkin itu pula yang dikatakan teman-temanku. Tapi harus bagaimana lagi? Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya menunggu hingga akhirnya sebuah keputusan datang. Aku berfikir bahwa mungkin saja ada orang di luar sana yang sedang menungguku membuka hati untuknya. Aku juga tak mau mencintai dua orang dalam bersamaan. Aku hanya mau ada satu nama dalam hatiku.

Seolah diberi pilihan yang sulit, aku menjadi semakin bodoh dengan apa yang aku ucapkan dan apa yang aku lakukan.

Aku tak pernah merasa sudah menjadi orang dewasa. Aku juga belum berfikir tentang sesuatu yang akan bersifat serius, tapi bagaimanapun juga perasaan itu tidak boleh dipermainkan.

Hanya bisa terus berharap agar nanti aku dapat jawaban yang terbaik untuk semuanya. Aku juga tak pernah berfikir bahwa sebuah keputusan sulit akan aku hadapi. Aku masih mengharapkannya. Tapi aku tak bisa melepaskan dia yang sedang menungguku. Kenapa harus ada dua orang? Aku hanya mau satu dalam hatiku. Bantu aku ya, Allah...

Monday 11 March 2013

AMAZING !!! I MEET HIM!!!

Hari ini adalah hari yang perlu digaris bawahi. Perlu ditulis dengan huruf lebih tebal dari biasanya. Tahu kenapa? KARENA HARI INI AKU BERTEMU DENGAN DIA! Dia siapa? Yang mengenal aku sejak dulu pasti bisa menebak dia siapa. Tentu saja, SHELTER. Orang yang sudah membuatku menangis di depan umum. Orang yang sudah membuatku hampir gila dan membuatku selalu merasa diuji perasaannya.

Setelah 4 tahun menahan perasaan, setelah 2 tahun tidak bertemu. Hari ini aku melihatnya di perpustakaan. Tepat saat aku akan pulang, dia datang. Ya Allah... Kenapa aku harus keluar secepat itu dari dalam perpustakaan? Padahal kalau aku tinggal lebih lama di sana mungkin aku juga bisa melihat dia lebih lama.

Aku benar-benar bingung harus bagaimana. Aku tercengang, menatapnya tak percaya. Hanya beberapa detik saja, kemudian dia berlalu. Aku ingin menangis. Tak ada siapapun di sekitarku kala itu. Aku sendirian. Aku yang sudah pergi meninggalkan perpustakaan memilih untuk balik arah dan kembali lagi ke perpus. Aku naik ke lantai dua, karena aku yakin dia ada di sana.

Mengecewakan. Dia bersembunyi dariku. Aku sedih. Tapi juga senang. Setidaknya aku tahu bahwa dia masih hidup. Setidaknya aku tahu bahwa dia masih mengenalku - dia sempat tersenyum.

Aku ingin bertemu dengannya lagi. Lagi.

Monday 11 February 2013

1 Jam Saja

Bukan judul film, bukan judul lagu. Itu cuma judul buat apa yang udah terjadian hari ini. Kalo biasanya aku punya waktu dua jam buat jalan-jalan muterin daeran Slawi dan sekitarnya, hari ini cuma punya waktu 1 jam. Pokoknya aku memprioritaskan buat ngambil jam tangan yang lagi di servis di Banjaran. Minggu lalu, waktu aku bawa ke sana jam tangannya, orangnya bilang kalau bisa jadi dua hari, tapi ini udah seminggu dan ternyata jamnya belum jadi. Kata yang nyervis itu jam onderdilnya (kaya kendaraan aja) susah didapet. Ya, itu emang jam yang belinya di LN (Luar Negeri. Sengaja disingkat biar nggak berkesan sombong).

Aku sama jam tangan kesayangan di kelas 2 SMEA
Aku nggak terlalu peduli itu jam tangan beli di mana harganya berapa, tapi aku emang bener-bener cinta sama itu jam. Cuma gara-gara batrenya habis trus lupa diganti, jadi mati total deh itu jam. Huhuhu... sedih banget deh. Tapi orang yang nyervis bilang, kalo oderdilnya udah ada, itu jam bisa bener lagi. Ya udah deh, sabar aja. Katanya kan sabar bisa berbuah manis. Moga-moga aja beneran manis. Yang penting jangan disemutin.

Mamaku terlalu khawatir sama kondisi kesehatan aku akhir-akhir ini. Karena kerja yang memakan waktu sampe malam, cukup menyita waktu buat istirahat. Akhirnya mama nyuruh aku buat beli susu. Ya, itu-itung buat nambah tenaga, plus biar bisa gemuk dikitan. Sekarang ini badan makin kerempeng aja. Jangan sampe jadi kaya papan triplek.

Oh ya, aku juga habis hunting buku diary, tapi belum dapet. Mau nyari-nyari lagi tapi hujan. Ya udah, akhirnya aku pulang jam sebelas (berangkat jam 10), Dan setelah dikalkulasi, aku cuma pergi 1 jam hari ini. Itu dia asal-usul judul 1 Jam Saja.

Tuesday 5 February 2013

Jadi penulis itu nggak mudah. Mimpi kalau naskah yang kita tulis bisa diterbitin? Ya, nggak papa bermimpi, karena seperti kata 'Bondan Fade Two Black', 'Hidup Berawal dari Mimpi'. And i think so.

Aku juga bermimpi buat bisa jadi seorang penulis hebat. Berjuang, bergelut di depan laptop, ngetik satu persatu huruf sampe mata berair. Ya, itu baru awalnya. Habis ngirim naskah, mesti nunggu lamaaaaaaaa banget. Tiga bulan kurang lebih. Begitu tiga bulan, nggak ada kabar lagi. Akhirnya aku konfirmasi ke penerbitan lewat email.

Dan.... Begitu hasil keluar, ternyata naskahnya ditolak. Haduuuhhh.... Kecewa berat. But it's ok. It doesn't matter... Masih banyak haru buat nulis lagi.
Attention ! Seharusnya ini pos diupdate kemarin...

Hanya punya waktu 2 jam dalam seminggu untuk jalan-jalan atau sekedar refreshing. Tentu saja itu waktu yang sangat singkat. Jadi, apa saja yang sudah aku lakukan selama dua jam hari ini (10-12)?
  1. Pergi ke sebuah toko buku, mencari satu pena yang mungkin benar-benar aku inginkan. Sebenarnya aku juga punya satu hal yang ingin dibeli, tapi ternyata tak ada barang yang cocok
  2. Membeli jaket yang sudah aku incar sejak beberapa waktu lalu.
  3. Lanjut, setelah membeli satu hal yang mungkin tidak terlalu penting untuk disebutkan, aku pergi ke Banjaran, membetulkan jam yang mungkin sudah 1 tahun lebih mati - karena rusak. Rusaknya sudah terlalu parah, jadi terpaksa ditinggal dan mungkin baru bisa diambil dua hari lagi. Tapi tentu saja aku akan mengambilnya minggu depan. Terlalu sibuk untuk pergi ke sana.
  4. Berikutnya, sebagai seorang perempuan, tentu ada beberapa hal yang perlu dibeli buat menunjang penampilan. Ya, mampir deh ke swalayan sebentar. Cuba beli beberapa barang, trus pulang.
Ya, walaupun ada dua target yang kelewat (beli buku harian & mampir ke perpus), but that's not a big problem. Aku bisa pulang tepat waktu. Jam 12 lebih sedikit aku sampai di rumah. Bangga deh, bisa jadi orang yang tepat waktu.

Saturday 2 February 2013

Sabtu Malam

Apa yang sudah aku lakukan hari ini? Aku memulai pagi dengan bangun kesiangan. Hampir jam setengah tujuh. Itu semua karena rasa lelah yang teramat. Aku langsung mencuci dan tidak sempat menjemurnya. Terpaksa Ibu yang menjemur (Sorry, mom. I always do this every Saturday).

Karena mesin yang sedang rusak, terpaksa pekerjaan yang menunmpuk itu dibawa ke satu cabang yang lain. Memaksaku untuk bisa mengendarai sepeda motor matic. It's not easy.

Kemudian seperti biasa, menghabiskan malam minggu bersama kebosanan yang melanda, mendera dan merancukan hati. Tak berharap punya pacar, hanya mau seorang teman di sisiku. Akhirnya aku menemukan teman di malam minggu ini. Aku memilih twitter untuk jadi jejaring sosial yang menemani malam ini. 

Walaupun awalnya bingung, tapi mudeng juga sekarang. Nggak sesulit yang dibayangkan. Oke, sambil twitteran sambil SMSan sama Da'ul.

Sunday 27 January 2013

Bicara masalah kemajuan pada diri sendiri, siapa yang tidak mau? Itu yang sedang memenuhi benakku dan benak temanku - Ida Rosanti. Dia orang yang kurang lebih sudah seperti saudaraku, seperti halnya kawan-kawanku yang lain. Sekarang dia bekerja sebagaimana aku. Menjadi seorang pelayan toko. Bedanya aku adalah pelayan di toko kecil di daerah tempat tinggalku, sedangkan Ida adalah pelayan toko besar di Jakarta. Tapi kurang lebih kehidupanku dengan dia sama.

Menjalani hari-hari penuh tekanan dari para konsumen. Menerima cacian dan keluhan para pelanggan. Walaupun ada beberapa hal yang membuatku dan Ida ingin tetap bertahan di pekerjaan, tapi tetap ada hal lain yang begitu memberatkan hati. Mau sampai kapan hidup dalam lingkaran ini?

Semua orang ingin menciptakan kemajuan pada diri dan kehidupan mereka masing-masing. Aku juga. Aku ingin melakukan ini-itu, tapi seolah aku tak mampu melakukannya sendirian. Aku butuh bantuan teman-teman, butuh bantuan seseorang yang memang mau berbagi denganku. Aku senang saat ada orang bisa aku bantu, dan aku berharap bahwa akan ada orang yang membantuku.

Hidup tidak akan pernah semudah yang diperkirakan, karena itu hidup terkadang memberi kesan mendalam saat kesuksesan telah ada dalam tangan. Aku tak ingin berkeluh kesah dengan kenyataan yang aku hadapi sekarang. Aku hanya mau mencoba mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang ada, karena aku yakin, nanti semua usaha yang aku lakukan akan berbuah manis. Aamiin...

Friday 25 January 2013

"Saya ini pengacara. Nggak ada yang namanya Insya Allah Insya Allah."

Bapak-bapak yang ngaku dirinya seorang pengacara itu bener-bener nyebelin. Apa dia nggak tahu yang namanya 'menghindari dosa'?! Aku cuma nggak mau jadi seorang pengumbar janji. Aku itu memang mengusahakan yang terbaik, tapi itu bapak-bapak memang nyebelin banget. Sampe ngotot-ngotot segala. Mentang-mentang dirinya seorang pengacara, trus aku cuma pelayan toko. 

Saya cuma ingin tahu satu hal. Dari banyaknya ilmu yang Anda peroleh, tidakkah Anda mendapat pelajaran tentang menghargai orang lain? Apakah Anda orang yang beragama atau bukan, saya tidak peduli. Tapi paling tidak cobalah untuk bisa menghargai ucapan dan usaha seseorang. Saya sendiri melihat kenyataan bahwa Anda butuh jasa yang yang bisa saya lakukan. Kenapa harus menghina seperti itu?

Hah! Udah deh. Capek kalo ingat-ingat kejadian itu. Tapi ingat satu hal, ya, Pak. Jangan pernah Anda merendahkan orang yang derajatnya di bawah Anda. Selama Anda masih hidup, semuanya tetaplah seperti roda. Berhati-hatilan dengan segala ucapan Anda selama Anda sedang berada di atas, karena suatu saat mungkin saja Anda akan berada di bawah.

Wednesday 23 January 2013

Ya... Rabu

Setelah libur diundur-undur, akhirnya datang juga itu hari yang ditunggu-tuunggu. Setelah dua minggu berangkat terus, udah numpuk banyak banget rencana yang mau dilakuin hari ini. Ya, biasa, pagi-pagi nyuci, beres-beres rumah. Habis itu hang out ke Slawi. Ya, sekedar buat refreshing. Kebetulan hari ini juga udah ada rencana buat pergi ke kantor pos. Mau ngirim naskah buat lomba menulis. Ya, moga-moga aja menang.

Kebetulan Mba Jami juga katanya mau main ke rumah. Lama banget nggak ketemu sama dia. Terakhir ketemu kayanya pas masih sering bolak-balik ke sekolah. Abis itu udah...

Susah deh buat ngungkapin gimana perasaan sekarang. Yang pasti senen, bisa dapat jatah libur. Tapi kadang juga bingung, libur mau aku pake buat apa. Kadang-kadang malah jadi nyesel abis kalo waktu hari libur disia-siain gitu aja.

Oh iya, aku juga mau ke perda. Ngembaliin buku yang udah telat satu bulan. Nggak tahu nanti harus denda berapa. Bisa kering ini dompet. Ya, resiko orang sibuk. Sekedar ke perda aja nggak pernah sempat. Tanggung resiko dah.

Akhir-akhir ini kerja lagi diforsir banget. Jarang nengokin FB, jarang update blog. Rasanya jadi kuper abis. Mungkin lain kali mesti cari aktivitas (kerjaan) lain yang bisa bikin lebih ngeksis di dunia maya. Sekedar curhat di blog aja udah cukup. Yang penting ini halaman yang udah dibikin susah-susah nggak gersang kaya gurun sahara.

Ngomong-ngomong masalah fenomena alam, kayanya air di Jakarta mesti ditrasfer ke gurun-gurun di dunia deh. Ya, hitung-hitung saling berbagi, karena yang kita tahu berbagi itu baik.

Udah ah. Update pagi-pagi kaya gini bikin hati nggak tenang (ya iya lahhh... orang cucian baju belum selesai). Nanti kalo sempat langsung balik lagi.  :D

Saturday 19 January 2013

2013 Without Tears

Mampukah aku? Begitulah apa yang aku rasakan saat pertama kali berkata. selama 19 hari ini semuanya tidak berjalan mudah. Begitu banyak hal yang membuatku ingin menangis, tapi aku ingat bahwa aku berprinsip "aku tidak ingin menangis di tahun 2013".

Sore tadi, di tempat kerja aku benar-benar dibuat kesal. bagaimana tidak? Aku sedang mengerjakan banyak hal yang dikejar deadline, trus ada seorang pelanggan yang berniat men-scan foto. Yang menerima orderan adalah teman kerjaku, Mas Hakim. Aku pikir dia yang akan mengerjakan, ternyata dia melimpahkan semua pekerjaan itu padaku. Aku sangat kesal. Hampir menangis, tapi aku tidak ingin.

Dia itu orang yang sudah dewasa, sudah berumur tapi pola pikirnya seperti anak TK. Terkadang aku justru berfikir, apa dia tidak merasa bertanggung jawab sama sekali dengan apa yang baru dia terima. Bahkan dia menjanjikan deadline yang begitu singkat. Aku tidak menyanggupi. Dan aku tidak mau mengerjakan itu sebelum aku menyelesaikan semua pekerjaanku.

Dia egois. Dia tidak memikirkan orang lain. Bahkan di saat aku sedang sibuk, dia malah asik-asik online. Rasanya ingin aku lempar dia pakai keyboard.

Ayolah... Aku tidak mau seperti ini selamanya. Setidaknya aku butuh suasana yang lebih menyenangkan agar aku tidak semakin kurus. Orangtuaku di rumah sudah semakin khawatir karena aku yang sering terlihat murung. Aku akan segera merubah jalanku. Mengambil tindakan seperti apa yang telah aku rencanakan. Insyaallah, dengan bantuan-Mu, aku akan bisa masuk ke dalam kehidupan yang lebih baik.

Allah, beri aku sedikit bantuan. Atau, paling tidak beri aku kekuatan lebih untuk selalu bersabar saat sedang dalam keadaan yang penuh dengan cobaan..

Wednesday 2 January 2013

THANK YOU 2012, WELCOME 2013 (NUR MUMTAHANA)

Jadi, sudah datang tahun 2013. Dan ternyata kiamat tidak jadi datang di tanggal 21 Desember lalu. Aku juga sudah menduga kalau itu hanyalah isu belaka untuk menimbulkan sensasi.

Awal tahun, selalu diawali dengan menoleh ke belakang. Menoleh ke belakang untuk membenarkan jalan saat akan melangkah ke depan. Let's see 2012.

Tanggal 1 Januari 2012, itu adalah saat-saat dimana aku sedang sibuk untuk mempersiapkan diri dalam beberapa lomba menyambut ulangtahun SMK N 1 Slawi. Ya, sekolahku memang memiliki ulangtahun tepat di tanggal 1 Januari, tapi perayaannya dilakukan 2 Januari karena tahun baru selalu berwarna merah pada kalender.

Di Januari 2012 aku mulai sibuk dengan kegiatan tambahan pelajaran karena bulan April mendatang akan menghadapi Ujian. Tapi bermain tetap jalan. Di tahun terakhir di sekolah benar-benar aku manfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman, mengingat mungkin saja di tahun mendatang aku akan berpisah dengan mereka semua.

Akhir Februari 2012 mulai melakukan ujian praktik. Di sini cukup  menguras tenaga, mengingat apa yang harus kita lakukan mayoritas adalah hafalan. Mulai dari hafalan do'a-do'a pada mapel PAI, hafalan membawakan acara pada mapel Bahasa Indonesia dan masih banyak lagi. Selain hafalan, hal-hal yang berperan penting selama ujian praktik adalah rasa percaya diri. Semuanya benar-benar membutuhkan rasa percaya diri karena setiap siswa harus maju satu persatu untuk melaksanakan ujian praktik.

Belajar ditingkatkan lagi dan lagi. Ujian sekolah dilaksanakan bulan Maret. Mata pelajaran yang cukup banyak memaksaku untuk bisa lebih fokus belajar, walaupun sebenarnya itu tidak mudah. Tapi semuanya bisa berjalan lancar.

April datang.... Hal yang mendebarkan. Ujian Nasional. Ini adalah tugas terakhir yang harus diselesaikan, karena ini akan menentukan jalan ke depannya. Sebenarnya aku sudah merasa optimis kalau aku akan lulus. Tapi ada satu hal yang membuatku takut di setiap kali melaksanakan ujian. Yaitu saat mengisi identitas. Kalau aku bisa menjawab semua soal dengan benar tetapi identitasku salah, semuanya berakhir. Itulah satu hal yang membuatku wanti-wanti untuk terus mengoreksi identitasku di lembar jawab.

26 Mei, pengumuman kelulusan. Alhamdulillah semua siswa SMK N 1 Slawi bisa lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Begitu juga dengan nilaiku, walaupun jujur saja aku belum merasa puas dengan apa yang aku capai. Tapi aku tetap bersyukur.

Tanggal 29 Mei 2012 aku dan seluruh siswa kelas XII SMK N 1 Slawi diwisuda, dilepas secara resmi. Tidak menyangka kalau 3 tahun masa belajar sudah usai. Usai pula status kami sebagai seorang pelajar. Saatnya memulai kehidupan baru.

Masa-masa pencarian jati diri. Mencari status baru setelah menyelesaikan statusku sebagai seorang pelajar. Aku ingin menyandang status sebagai mahasiswi. Mendaftar di PTN lewat jalur Undangan, dan ternyata tidak lolos. Mengikuti SNMTN tertulis, tidak lolos juga. Aku hampir putus asa kala itu. Tapi di antara keputus asaan itu, muncul satu semangat di dalam hatiku. Semangat untuk tidak menyerah. Ini semua adalah sebuah awal. Awal untuk membawa kemana hidupku akan berlanjut.

Aku mungkin masih bisa mencoba mendaftar di STAN. Pikirku. Ternyata setelah ditunggu-tunggu beberapa bulan ada pengumuman bahwa STAN tidak buka pendaftaran tahun ini. Kecewa.

Akhirnya hanya bisa di rumah. Sampai akhirnya aku mencoba mendaftar di sebuah universitas swasta. Jujur saja, ini adalah kampusnya orang elit (bisa dilihat dari daftar biaya kuliahnya). Jadi aku coba mengambil beasiswa yang mungkin bisa membuatku kuliah tanpa biaya. Rela-rela pergi ke Semarang buat seleksi, dan ternyata memang lolos. Satu hal yang mengecewakan, ternyata beasiswa tersebut hanyalah berupa potongan biaya kuliah. Sedangkan sisa yang harus dibayar tetap mahal. Itu sama saja bohong, batinku. Akhirnya aku tidak mengambil beasiswa tersebut.

Sekarang sudah tidak ada jalan. Buntu, mungkin seperti itu gambarannya. Aku putuskan untuk menggeluti dunia menulis dan berbisnis online. Itu tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang aku kehabisan ide saat sedang menulis, dan itu membuat semua karya-karyaku tidak selesai, berhenti di tengah jalan. Bagaimana dengan bisnis online? Sejauh ini semuanya tidak seperti yang diharapkan.

Cukup lama di rumah, tidak ada aktivitas yang berarti. Sampai akhirnya kuputuskan untuk bekerja. Tepat di tanggal 10 September 2012 - tepat di ulang tahunku yang ke-18 aku masuk kerja pertama kali di sebuah toko percetakan foto.

Hingga sekarang. Hingga Desember 2012 berakhir, aku mendapat begitu banyak pelajaran. Pelajaran tentang kesabaran, menahan amarah, tentang mengalah dan tentang memendam semuanya sendirian. Aku yang selalu ingin menjadi anak kecil pun akhirnya tumbuh menjadi pribadi yang dewasa.
 
Selesai kumenoleh ke belakang. Kini aku bersiap untuk berlari ke depan.  Kukencangkan tekad dalam hati - seperti saat aku mengencangkan tali sepatu. Dan aku pun mulai memacu langkah.

Di tahun 2013 ini aku tidak akan mengumbar janji-janji yang hanya akan terucap di mulut. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik yang aku bisa. Karena hanya dengan itu aku akan terdorong untuk selalu melakukan sesuatu dengan segenap kemampuan yang ada.

Dari semua yang aku inginkan, satu hal yang begitu mendominasi dalam hatiku adalah ....

Aku ingin kuliah. Tapi saat kupikir aku ingin melanjutkan sekolah - saat itu pula aku berfikir untuk menghapus keinginan tersebut. Aku tak ingin kuliah dengan mengandalkan kedua orangtuaku. Aku akan melanjutkan kuliah dengan uang yang aku dapatkan sendiri. Ingin kuliah - salah satu motivator yang mendorongku untuk terus menulis. Berharap suatu saat - di tahun 2013 ini novelku dapat terbit. Akan kutabung uangku untuk kuliah.

Aku tahu, langit dan bumi itu terpisah. Tapi cakrawala akan menyatukan keduanya. Saat aku menjadi bumi, dan harapan serta mimpi ibarat langit, makan usaha yang aku lakukan adalah seperti cakrawala yang akan menyatukan aku dengan mimpi-mimpiku.

Semoga, keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik bisa terwujud di tahun ini.

Gagas Media : http://gagasmedia.net
Bukune : http://bukune.com
Gammara Leather : http://gammaraleather.com