Friday 28 September 2012

28th September 2012 (Jum'at Kliwon)


Hari ini serba aneh. Pokoknya aneh seaneh-anehnya. Dimulai dari tragedi pada pukul 9.30 pagi. Aku berencana membuat SKCK buat daftar kerja. Aku dianter sama Nur pake motor, tapi pas hampir sampe malah ada tilangan polisi, akhirnya langsung puter balik, dan nggak jadi bikin SKCK.

Langsung pergi ke tempat kerja. Sekalian aja, aku dianter sama Nur. Mumpung dia lagi senggang, lumayan juga nggak perlu panas-panasan plus naik angkot. Sampe di tempat kerja langsung sibuk. Bantuin ini itu. Gunting, gunting, edit, edit, print, print. Pokoknya kesibukan khas tempat percetakan deh. Heran banget. Hari ini kok bisa rame banget ya?

Kalo masalah rame, nggak terlalu perlu diributin. Yang bikin heran adalah, kenapa permintaan orang-orang hari ini aneh semua? Ada yang mau ngeprint tulisan, "Mba, halamannya di atas sama di bawah ya, yang ada tulisan babnya di bawah, yang nggak ada di atas. Trus daftar pustakanya ditulis miring pas bagian judul buku. Jangan lupa nanti daftar isinya diketik yang rapi."

Itu baru salah satu hal yang bikin kesabaranku hampir sampe ujung. Darah udah sampe leher. Aku sampe cuekin aja itu orang. Salah siapa mintanya aneh-aneh, minta cepetan pula, ya udah, aku kerjain ada sebisanya. Tapi untung deh, bisa sukses.

Pas jam 12 lebih, Vega yang kebetulan lagi jaga di warnet telpon, dia nangis-nangis, katanya ada orang gila yang nyumpahin dia. Ya, kalo aku ada di posisinya juga takut. Kasihan banget dia. Mana anak-anak yang cowok lagi pada jum'atan, jadi nggak ada yang bisa nemenin dia di warnet.

Ada lagi hal yang lumayan bikin bingung. Ada orang mau ngeprint dokumen power point, "Mba, satu lembar HVS dibuat dua slide ya. Tapi halaman pertamanya satu slide aja. Nanti bagian depannya pake mika kuning. Halaman belakangnya ditambahin satu lembar, trus dijilid."

Sebenarnya masih ada banyak hal yang bikin aku pusing hari ini. Capek buat nyeritain satu-satu. Ini aja aku ngetik pake sisa-sisa tenaga. Udahan, mau istirahat, soalnya besok mesti berangkat pagi.
Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku sudah punya prinsip  baru saat bekerja. Saat aku melakukan hal tersebut, aku  merasa lebih baik. Aku tidak perlu terlalu peduli dengan teman-teman yang lain. Aku hanya perlu melakukan hal-hal yang mungkin akan membawa kebaikan untukku dan tidak merugikan orang lain. Itu saja cukup.

Jadi, sekarang tidak akan ada lagi yang namanya merasa dicuekin, karena aku akan membuat diriku menjadi sibuk.

Thursday 27 September 2012

Beberapa hari terakhir ini aku merasa kurang nyaman dengan suasana di tempat kerja. Tapi aku tidak akan membiarkan diriku menjadi begitu tak berdaya. Setidaknya mulai sekarang aku harus punya prinsip baru. Saat waktunya berangkat kerja, aku akan berangkat. Di sana aku akan melakukan apa yang memang seharusnya aku lakukan. Saat ada yang tidak aku mengerti, aku akan bertanya. Saat jam istirahat dan jam ibadah, aku akan melakukannya. Saat tiba waktu pulang, aku akan langsung pulang. Waktu senggang yang lumayan banyak akan aku isi dengan belajar hal-hal yang belum aku pahami. .

Ada begitu banyak hal yang belum aku pahami. Aku masih harus belajar banyak. Jadi, saat ada waktu senggang di tengah-tengah jam kerja, aku akan memanfaatkannya untuk belajar.

Aku tidak tahu kenapa, akhir-akhir ini aku merasa sangat kacau. Aku terlalu sering melakukan kesalahan, cara kerjaku semakin lambat. Entahlah, aku sendiri tidak tahu kenapa. Aku rasa aku harus meningkatkan kwalitas kerjaku. Ya, mungkin harus begitu.

Aku minta maaf pada teman-teman, karena aku sering membuat mereka repot. Maaf, maaf ...

Saturday 22 September 2012

Sabtu Malam...

Sekarang malam minggu. Tapi kayanya lebih asik disebut Sabtu Malam. Maklum, beginilah seorang jomblo. Orang yang punya banyak waktu luang bersama keluarga. Setelah pulang kerja jam 17.30 tadi, sekarang saatnya bersantai ria. Kumpul bersama keluarga sambil nonton Master Chef. Kebetulan udah dua episode nggak nonton, dan sekarang nggak mau ketinggalan.

Kerja hari ini lumayan menyenangkan. Ada sedikit tambahan hal baru yang aku dapat. Pagi-pagi aku berangkat naik angkot. Kebetulan setiap sabtu di tempat kerjaku buka jam 8, jadi aku berangkat setengah 8 dari rumah.

Aku sampe di sana bareng sama Arif, teman kerjaku juga. Karena pintu masih di tutup, aku duduk sebentar dan ngobrol-ngobrol. Nggak nyangka banget. Ternyata Arif itu dulu teman Mas Iyang waktu SMA. Wah, katanya pula dia udah pernah ke rumahku. Pantesan aku nggak asing waktu pertama lihat dia.

Hari ini Mas Inu nggak berangkat, trus Vega di warnet, akhirnya di situ cuma ada aku, Mas Arif trus Agil. Ada Mba Lia juga sih. Untung hari ini nggak serame biasanya. Trus sorenya Agil mesti nganterin ibu-ibu ke mana gitu, aku nggak paham. Akhirnya tinggal aku sama Mas Arif. Ya udah, beres-beres langsung.

Pas udah mau pulang, Agil sama Vega datang. Sebenarnya sih mau sekalian latihan, tapi Mas Arif udah terlanjur pulang duluan. Ya udah deh, akhirnya latihannya nanti. Katanya mau nyiapin materi dulu. Asik, jadi kaya les deh.

Jadi sekarang masih bisa bersantai ria... Selamat bersabtu malam...  :D

Friday 14 September 2012

First Job

Asiknya kerja di tempat kaya gini... Walaupun pulangnya kadang kemalaman, sampe jam 9, tapi rasanya nggak terlalu berat. Walaupun setiap hari mantengin komputer sambil pengang mouse dan keyboard, tapi asik juga. Ketik-ketik-ketik... Itu yang paling aku suka. .

Kenalin dulu tempat kerjaku. Salah satu tempat percetakan foto. Nggak cuma nyetak foto aja, ada fotocopy, rental, alat tulis, perangkat komputer, banner, undangan, dan lain-lain. Pokoknya banyak banget deh. Kebetulan dari dulu sebelum aku kerja di situ udah sering datang buat ngafdrek foto, jadi udah nggak asing lagi.

Saatnya kenalan sama teman-teman baruku. Pertama ada Vega, sebenarnya dia temanku sejak di SMK, cuma nggak satu kelas. Dia juga yang pertama ngajakin aku buat kerja di situ. Yang kedua ada Agil. Aku nggak tahu pasti namanya siapa. Anaknya asik, enak diajak ngobrol, dan nggak bikin stress. Kabarnya dia saudara Vega. Aku juga ngggak tahu pasti. Tapi dia selalu berangkat pakai sepeda. Sekarang ada Mas Inu. Nama aslinya agak sulit diingat. Lumayan panjang. Tapi seingatku nama depannya Ibnu. Dia juga lulusan SMK yang sama denganku, dia juga dari lulusan akuntansi. Cuma dia lulusan 2009. Berarti aku masuk, dia lulus. Dia yang paling jago di antara semuanya. Bisa dibilang dia itu senior. Ada dua orang lagi yang juga udah lumayan lama di situ. Mba Lia dan Mba Isqi. Mba Lia orang pertama yang jadi partnerku, trus ngajarin aku. Mba Isqi jarang ada di situ, kabarnya dia jaga di warnet.

Kalau bosnya namanya Om Etik. ia punya istri yang juga dulu lulusan SMK yang sama kaya aku, Vega dan Mas Inu. Lumayan banyak juga lulusan dari SMK 1 Slawi di situ.

Setiap hari dapat shift yang berangkat jam 10 pagi pulang jam 8 malam. Tapi berhubung aku takut telat, aku selalu berangkat lebih awal. Lumayan, bisa bantu-bantu dulu.

Kalau lagi rame, susah nyari waktu buat istirahat. 6 orang aja kadang masih keteteran, jadi mesti rela telat makan siang. Bahkan aku juga pernah makan siang jam 3. Sebenernya sih itu nggak bisa dibilang makan siang. Alhasil aku sakit, malamnya mesti dikerokin sama Mama. Minum obat pula. Nyesek deh pokoknya. Tapi mulai sekarang mesti pintar-pintar nyuri waktu buat makan tepat waktu. Aku nggak mau tahu, pokoknya sebelum jam 2 perut harus udah keisi.

Kalau udah malam, pas jam pulang, saatnya bagi-bagi gaji. Kebetulan bayarannya harian, lumayan bisa buat jajan. Asal bisa nyimpen uangnya pasti nggak cepet habis. Trus mesti nunggu jemputan deh. Kalau udah malam kaya gitu nggak ada angkot lagi. Sampe rumah kadang jam setengah sembilan atau jam sembilan. Mama pasti udah ngrebus air, tinggal mandi, makan trus tidur. Kalau sempat, OL dulu deh...

Pokoknya setiap hari kaya gitu deh. Makanya, aku minta maaf buat semua teman yang sering SMS tapi nggak sempat aku bales. Kalau bisa curi-curi waktu, aku pasti bales SMS kalian secepetnya.  :D

It’s All About 10 September 2012






Nggak kerasa, ternyata sekarang saatnya mengucapkan “Goodbye seventeen”. Sedikit tidak rela sebenarnya, karena saat usiaku bertambah, saat itulah sisa umurku berkurang. Aku tidak mau mengeluh akan hal itu. Bagaimana pun juga aku harus bersyukur, setidaknya aku masih diberi kesempatan untuk merasakan hidup selama 18 tahun. Itu waktu yang terasa sangat cepat.



Yang pertama, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, tanpa kehendak-Nya, mustahil aku masih ada hingga saat ini. Dan terima kasih untuk orangtuaku. Bapak, Ibu, maafkan Hana kalau selama ini sering membuat kesal. Hana hanya ingin mendapatkan perhatian lebih dari kalian. Pada dasarnya, Hana sangat senang memiliki orangtua yang begitu baik seperti kalian. Love you.



Terimakasih juga untuk teman-teman. Betapa senangnya aku saat satu persatu SMS berdatangan. Bahkan seseorang rela tidak tidur agar bisa menjadi yang pertama mengucapkan ulangtahun kepadaku. Terimakasih.



Sekedar ingin meriview segala sesuatu yang terjadi di usiaku yang ke-17 tahun lalu. Saat itu aku mendapat hadiah tiket kereta api. Untuk pertama kalinya aku naik kereta api, dan itu bertepatan dengan hari ulangtahunku. Hadiah yang luar biasa.



Selang waktu berjalan sejak usiaku memasuki 17 tahun, jujur saja aku tidak merasakan sesuatu. Rasanya biasa saja. Bahkan aku tetap sama seperti dulu, kekanak-kanakan. Aku tak peduli dengan hal itu, karena aku tidak ingin menjadi orang dewasa karena sebuah paksaan.



Aku mendapat begitu banyak pelajaran saat usiaku 17 tahun. Hingga akhirnya keadaan memaksaku untuk bisa belajar bersabar. Aku tidak berhasil dalam SNMPTN undangan saat aku umur 17 tahun. Kemudian aku ikut SNMPTN tertulis, dan aku juga tidak berhasil. Itu adalah sesuatu yang menguji kesabaran. Tak menyangka bahwa aku bisa melaluinya. Terimakasih untuk semua orang yang selalu mendukungku.



Hari ini, tepat di ulangtahunku yang ke-18, adalah hari di mana aku menghasilkan uang memalui usaha sendiri. Aku mulai bekerja hari ini. Masih berstatus trainee, tapi lumayan. Aku mendapat banyak pengalaman hari ini. walaupun tidak merayakan ulangtahun dengan siapa pun, aku tetap senang. Setidaknya aku memulai awal usia 18 tahunku dengan sesuatu yang baik. Belajar mandiri.



Back to the past. Kemarin, sehari sebelum aku berulangtahun, tepatnya 9 September, aku, ibuku, kakakku dan keponakanku pergi ke Guci. Sekedar liburan. Walaupun mereka nampaknya tidak tahu kalau itu adalah sehari sebelum ulangtahunku. Aku anggak saja itu sebagai hadiah ulang tahun. Merayakan ulangtahun di H-1. Berendam air panas dan makan bersama. Menyenangkan, walaupun tidak ada yang mengucapkan ulangtahun waktu itu.



Entah bagaimana lagi aku mengungkapkannya. Sepanjang aku dalam perjalanan menuju usia 18, aku mendapatkan begitu banyak pelajaran. Mulai dari hal-hal yang membuatku bersemangat, sampai hal yang hampir memusnahkan semangatku. Semua itu adalah pelajaran yang berguna. Terima kasih, semuanya.



Tidak ada yang bisa aku lakukan, aku hanya ingin tetap mencoba menjadi orang yang lebih dalam segala kebaikan. Aamiin...

Thursday 6 September 2012

Pagi ini habis nganter Ida ke Depnaker buat bikin kartu kuning. Terpaksa naik angkot dari Km 0 kota Slawi, tepatnya di lampu merah dekat toko Kat*yo. Mesti jalan kaki 1Km lebih dari rumah. Belum apa-apa keringatnya udah banjir... Panas pula.

Lega tuhhh... Akhirnya dapet angkot juga. Langsung menuju Depnaker, apa lagi Ida udah nunggu sampe kering di depan fotocopyan. Waktu Ida SMS aku suruh biar angkotnya ngebut, ehh itu angkot ngebut beneran. Asiiikkk... bisa sekalian ngilangin keringet.

Pas udah sampe depan fotocopyan aku langsung beli minum. Kasihan ini tenggorokan yang udah kering kerontang. Hal yang tidak disangka terjadi. Aku dan Ida ketemu sama Kintya. Dia itu teman aku waktu PKL. Dia masih kaya dulu, lucu. Bedanya sekarang dia pake kerudung. Tambah cakep.

Akhirnya bertiga masuk Depnaker. Pertama beli stopmap, trus ngisi form, nunggu kartunya jadi. Waktu kartunya udah jadi, mesti fotocopy, nunggu legalisir lagi. Ya, kalo ditotal jadi 1 jam. Habis itu langsung makan mie ayamnya Om Tri di depan sekolah. Rasanya sama, tapi harganya beda. Naik 1000.

Setelah kenyang, waktunya pergi ke warnet. Aku sih nggak maen, cuma nemenin Ida. Seru juga. Buka-buka website keren. Tapi yang pasti bukan website porno loh... Anti banget sama yang kaya gitu. Kita generasi peneruh bangsa gitu... *lebayyyy

Sampe jam 1, terus pulang. Sampe rumah jangan lupa nonton 49 Days. Udah pernah sih, cuma seru aja filmnya. Tiba-tiba laper lagi. Akhirnya makan nasi. Setelah makan nasi, aku lihat ada kupat lengko tadi pagi nggak dimakan. Daripada dibuang, akhirnya aku makan aja dehhh... mantappp....

Sorenya, aku potong rambut. Salonnya ngga jauh-jauh amat. Cuma berjarak 100m dari rumah. Sebenarnya aku nggak terlalu niat buat potong rambut. Apalagi kalau dimodel-model. Pasti nanti rambutnya rusak, ya bercabang lah, ya melengkung ke luar lah... Jadi aku bilang aja sama orang yang motongin rambut biar motongnya lurusan aja. Alhasil rambut yang aku panjangin cukup lama jadi pendek lagi. Aku itu emang orang yang nggak betah sama rambut panjang. Baru sepundak, langsung dipotong. Repot aja kalo punya rambut panjang...

Wednesday 5 September 2012

Cukup lama aku di rumah, menghabiskan waktu dengan hal-hal yang mungkin tidak begitu penting. Menulis, blogging, chatting, dan hal-hal lain yang intinya hanya untuk bersenang-senang untuk menghilangkan rasa bosan. Sekarang aku berfikir, kelihatannya berprofesi sebagai tukang becak, pemulung, pedagang asongan dan kuli bangunan lebih baik daripada tidak bekerja.

Pada dasarnya, semua yang dilakukan oleh orang-orang dengan profesi mereka masing-masing adalah bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Sebagaimana yang dilakukan orangtua dan saudara-saudaraku. Sayang sekali, sekarang aku tidak bisa berbuat banyak. Hanya seperti ini yang bisa aku dilakukan. Berusaha untuk membantu pekerjaan Ibu di rumah. Walaupun kadang membosakan, tapi memang hanya itu yang bisa aku lakukan. Dan itu lebih baik daripada aku tidak melakukan apa-apa.

Mungkin alasan kenapa aku belum bisa kuliah atau kerja adalah karena aku memang harus membantu orangtuaku dulu di rumah. Mungkin saat ini orangtuaku memang membutuhkan bantuanku, dan Allah berkehendak agar aku melakukan semua itu.

Aku masih berusaha hingga saat ini. Mencari pekerjaan yang kiranya bisa membantuku untuk mencukupi uang jajanku. Paling tidak biar aku tidak perlu minta uang sama orangtua. Ya, beginilah. Aku tetap berusaha dan berfikir positif. Kalau aku terus mengeluh, hidup ini akan terasa semakin sulit. Saat aku berfikir aku baik-baik saja, maka saat itulah aku akan baik-baik saja.

Tuesday 4 September 2012

Proud Be Myself

Bolehkah aku merasa iri pada mereka? Pada kenyataannya aku mungkin belum bisa menjadi seperti mereka. Ketika orang lain ada kemajuan, aku masih tetap seperti dulu. Aku tidak bermaksud untuk tidak mensyukuri apa yang aku dapatkan sekarang, aku hanya ingin bisa menjadi orang yang lebih maju. Setidaknya satu langkah membuatku memiliki harapan untuk mengejar dan menyamakan langkah dengan mereka.

Saat aku duduk sendiri, aku terkadang berfikir. Apakah hanya aku yang seperti ini? Aku juga tidak mau terus-terusan melihat orang yang berposisi ada di atasku. Terkadang aku harus menoleh ke bawah atau ke belakang. Pada dasarnya tidak hanya aku yang berada di posisi seperti ini. Bahkan mungkin ada orang lain yang berada jauh di bawah atau di belakangku. Itu bukanlah hal yang akan menurunkan semangatku untuk terus maju, tapi itu adalah sesuatu yang bisa menjadi tolak ukur agar aku menjadi orang yang lebih bersyukur.

Aku juga tidak hanya diam. Aku mencoba mengambil langkah pertama, tapi terkadang aku tak tahu cara memulainya. Kalau yang dibutuhkan tekad dan keberanian, aku mungkin masih memilikinya. Aku ingin terus menjadi orang yang berkemauan untuk maju, tapi tetap bersyukur dengan apa yang ada dalam diriku. Setidaknya aku punya segelintir kemampuan yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Akulah seorang dreamer dengan jutaan mimpi yang ingin digapai.

Kelak, saat aku mengangkat tangan ini ke atas sambil menengadahkan kepala, aku akan menemukan satu cahaya paling terang yang memang harus aku ambil. Saat ini, aku akan memulainya. Dengan langkah kecil yang bahkan tidak dapat orang lain lihat. Tapi aku yakin, suatu saat aku akan bisa hidup dengan jutaan mimpi yang menjadi kenyataan.

Sunday 2 September 2012

Have Fun With Sunday

Pada dasarnya, teman-temanku memang adalah orang yang paling mengerti tentang aku. Dari semua orang yang ada di sekitarku, bahkan aku kadang berfikir, sepertinya teman-temanku lebih mengenal aku daripada keluargaku di rumah. Tentu saja. Selama bersekolah aku menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Bahkan setelah lulus pun aku masih tetap suka dengan mereka semua. Mereka selalu membuatku senang. Bahkan, hari ini. Aku sebenarnya sedang sakit, kemudian Ojan dan Andri mengajakku ke sekolah untuk menyaksikan demo ektra. Ini bukan demo sebagai ajang kericuhan seperti yang sering kita lihat di TV, ini sejenis demo untuk mempromosikan estra pada adik kelas.

Berangkat sama Ojan dan Andri. Nggak mau cuma bertiga, akhirnya rela-rela jemput Mba Shiva. Setelah itu langsung go to the school. Ketemu sama adik kelas, ketemu sama guru, trus ketemu sama teman-teman juga. Setelah dari sekolah langsung pergi ke rumahnya Pak Amir. Beliau adalah guru PKn waktu masih sekolah di SMK Negeri 1 Slawi, sekaligus pembina ekstra Paskibra. Beliau adalah seorang guru yang menjadi favorit bagi siswa-siswa di SMK Negeri 1 Slawi, khususnya bagi para anggota Paskibra.

Berkunjung ke rumah Pak Amir sangat menyenangkan. Suasananya yang tenang. Kesederhanannya membuat kami nyaman. Lain kali mungkin kami akan berkunjung lagi. Setelah itu rencananya mau beli rujak, tapi nggak jadi soalnya udah kehabisan. Akhirnya beli lutis aja deh. Trus makan bareng-bareng di rumahku. Ada Mega juga, kebetulan dia baru pulang dari Tegal, jadi sekalian mampir ke rumahku.

Seru banget deh. Ngobrol-ngobrol nggak kerasa sampe jam setengah 6 sore. Setelah mereka pamit pulang, aku langsung mandi dan santai-santai sambil nonton acara favorit 'Master Chef'. Nggak lama setelah itu, ada satu hal yang membuatku kesal. Seharusnya itu adalah saat-saat untukku buat bersantai, tapi malah diceramahin panjang lebar. Dan apa yang 'orang itu' omongin sedikit membuatku tidak suka, dan memilih untuk menghindar. Kenapa harus menyinggung-nyinggung hal yang menyangkut pergaulanku? Aku merasa apa yang aku lakukan baik-baik saja, tidak mengganggunya, kenapa dia harus kesal? Bahkan teman-temanku adalah orang yang lebih baik dan lebih pengertian daripada siapa pun. Aku suka dengan semua teman-temanku. Mereka bisa membuatku merasa nyaman. Di saat aku sedang putus asa mereka selalu mendukungku. Mereka adalah orang-orang istimewa dalam hidupku. Dan aku sangat berterimakasih untuk kalian semua, orang yang selalu membuatku merasa berarti. Memantuku 

Saturday 1 September 2012

Kejar Deadline ...

Haduuuhhhh.... Besok kakakku udah mau berangkat ke Semarang. Tapi novelku belum selesai. Gimana ya? Padahal rencananya pas kakakku berangkat ke Semarang tuh novel mestinya udah beres trus tinggal minta di print-in deh. Tapi, mau gimana lagi. Ngebut satu hari juga kayanya nggak bakal sampe. Ya udah deh. Mungkin mesti nunggu kakakku pulang nanti. Mungkin sekitar satu bulan ...