Friday 31 October 2014

Mimpi dan Kenyataan

Aku punya satu stoples camilan di dalam kamar. Aku memakannya, dan menyisakan sedikit untuk nanti aku makan lagi. Beberapa waktu kemudian aku melihat stoples camilanku sudah kosong, aku sudah menghabiskannya. Tapi di hari berikutnya aku membuka kembali stoples tersebut untuk diisi dengan camilan lain. Aku terkejut karena mendapati masih ada sedikit sisa camilan yang jumlahnya sama seperti yang aku sisakan beberapa hari lalu. Aku bingung, padahal aku melihat camilan itu sudah habis, walaupun aku sendiri lupa kapan menghabiskannya. Saat itulah aku menyadari kalau stoples kosong yang aku lihat adalah apa yang aku lihat di dalam mimpi.

Sejak saat itu aku mulai menyadari betapa seringnya mengalami mimpi yang begitu dekat dengan kenyataan. Semua terlihat benar-benar nyata di depan mata, seolah-olah aku memang sedang mengalaminya tanpa berfikir bahwa itu adalah mimpi yang suatu saat akan hilang ketika aku terbangun.

Aku mulai sulit membedakan antara mimpi dan kenyataan. Kadang aku juga seperti tahu apa hal yang akan terjadi karena hal tersebut sudah pernah aku rasakan di dalam mimpi sebelumnya. Aku tidak tahu pertanda apa ini. Aku juga tak tahu apa yang menyebabkan hal ini terjadi. 

Tapi kesulitan membedakan mimpi dan kenyataan terkadang membuatku menjadi begitu aneh di hadapan orang lain. Apa yang sudah aku alami aku ceritakan kepada mereka, tapi ternyata semua itu hanya terjadi di dalam mimpi.

Sejak saat itu aku memilih untuk diam dan memendam semuanya sendiri. Mungkin aku akan menunggu hingga ada orang yang bisa membantuku menjawab semua pertanyaan ini.