Sekarang aku lagi dilanda kebingungan. Bingung banget deh pokoknya. Seperti yang udah aku tulis sebelumnya, aku udah dua kali tidak lolos seleksi penerimaan mahasiswa di beberapa Universitas. Dan sekarang aku akan mencoba untuk masuk STAN. Yang bikin aku aku bingung lagi, kenapa STAN belum ada pengumuman pendaftaran? Akhirnya aku coba-coba buat ikutan beasiswa luar negeri, ya, coba-coba lahh....
Beberapa waktu lalu aku lihat ada lowongan CPNS, aku mau coba daftar juga. Bahkan aku rela-relain ke sekolah, nunggu sampe siang buat dapat ijazah duluan. Tapi pas mau daftar, ternyata umurnya belum mencukupi. Gagal deh buat ikutan CPNS.
Nah, kemari-kemarinn aku liat ada lowongan kerja. Katanya kerjanya enak plus gajinya gede. Aku udah niat buat coba daftar. Tapi barusan aku tanya sama Pak Sugi, guru BK di SMEA, katanya itu lowongan buat cowok. Ya udah deh, ga jadi. Akhirnya aku cuma punya dua cadangan. STAN sama beasiswa malaysia. Tinggal tunggu nanti gimana jadinya. Penginnya sih di STAN aja. Masa depan cerah ....
Monday 30 July 2012
Friday 27 July 2012
Begitu Sulit ...
Pernahkah kau merasa begitu kesal dengan seseorang yang berada di dekatmu? Pernahkan kamu merasa muak dengan ucapan orang yang ada di hadapanmu? Kalau kau memberiku pertanyaan seperti itu, aku akan menjawab 'YA' dengan keras.
Entah bagaimana lagi aku mengatakannya. Aku sudah muak dengan semua ini. Aku telah berusaha bersabar dengan semua tingkah dan ucapannya. Begitu juga dengan seseorang yang merasakan hal serupa denganku. Terkadang, segala sesuatu yang benar pun akan dinilai salah. Dan begitulah yang terjadi padaku.
Semuanya berfikir bahwa aku memang bersalah di matanya. Aku yang terkadang merasa begitu enggan untuk bertikai dengannya, kini benar-benar muak. Semua ini tidak berguna. Kalau boleh, ijinkan aku untuk menyelesaikan semua ini tanpa harus menyakiti siapa pun, juga orang yang telah menyakitiku.
Andaikan ada yang bertanya, "Apa kau kesepian?" tentu aku akan mejawab "YA" dengan lantang. Tentu, aku tidak punya siapa-siapa saat ini. Semuanya terasa begitu kosong, bahkan aku tidak punya tempat yang bisa membuatku nyaman dengan atmosfir di sekelilingku. Ini terasa begitu pengap. Aku begitu enggan untuk bisa bersabar menghadapi semua ini. Semuanya sulit, dan tidak mudah bagiku untuk menyelesaikannya sendiria.
Bila memang ini adalah jalan yang harus aku lalui, aku butuh sedikit bantuan. Tolonglah aku. Aku tak bisa melewati semua ini sendirian. Ini benar-benar sulit. Di saat aku berharap menemukan seseorang yang bisa membantuku, saat itu aku justru mendapatkan kembali beban yang semakin berat. Semakin aku coba mencari jalan keluar, semakin bertambah pula halangan yang begitu rumit.
Aku, ingin bisa menyelesaikan semua ini. Andaikan memang tidak ada yang bisa membantuku, maka ijinkan aku agar bisa membuat semua ini berakhir dengan semestinya. Aku, tak sanggup lagi dengan semua ini. Begitu sulit...
Bolehkan aku menangis? Sungguh, aku benar-benar ingin menangis. Tapi tidak ada tempat yang tepat bagiku untuk menangis. Semua orang yang melihatku menangis pasti akan mencaci. Aku lelah dengan semua cacian mereka. Aku manusia yang dilengkapi dengan air mata yang boleh menetes saat aku bersedih. Tapi nampaknya memang tidak ada ruang yang tepat bagiku. Saat aku berharap hujan turun untuk menutupi air mataku, saat itulah aku melihat teriknya matahari. Siapa yang sebenarnya salah? Aku?
Aku tidak tahu. Rasanya, dimana pun tempatku, itu bukanlah tempat yang tepat. Ini semua terasa seperti duri yang siap menyakitiku kapan saja. Aku sakit dan akan sulit untuk menghindar. Aku ingin mengatakan semua beban yang aku rasakan. Tapi pada siapa? Tidak ada yang mau mendengarku?
Adakah tempat bagiku untuk berteriak? Adakah? Saat tak ada seseorang yang bisa mendengar ucapanku, setidaknya aku berharap masih ada tempat bagiku untuk berteriak. Mungkin dengan begitu aku akan menyadari bahwa aku punya tempat untuk melepaskan sedikit beban yang memang akan selalu aku tanggung sendirian.
Aku ingin kembali ke masa lalu. Ke masa kecilku yang yang terasa lebih menyenangkan. Saat ada begitu banyak teman-teman yang mengajakku melupakan masalah. Saat ada orang-orang yang berusaha membuatku merasa senang. Saat ada seorang ibu yang mau membujukku untuk tetap berangkat sekolah. Saat saudara-saudaraku yang selalu menemaniku bermain.
Aku tidak tahu. Rasanya, dimana pun tempatku, itu bukanlah tempat yang tepat. Ini semua terasa seperti duri yang siap menyakitiku kapan saja. Aku sakit dan akan sulit untuk menghindar. Aku ingin mengatakan semua beban yang aku rasakan. Tapi pada siapa? Tidak ada yang mau mendengarku?
Adakah tempat bagiku untuk berteriak? Adakah? Saat tak ada seseorang yang bisa mendengar ucapanku, setidaknya aku berharap masih ada tempat bagiku untuk berteriak. Mungkin dengan begitu aku akan menyadari bahwa aku punya tempat untuk melepaskan sedikit beban yang memang akan selalu aku tanggung sendirian.
Aku ingin kembali ke masa lalu. Ke masa kecilku yang yang terasa lebih menyenangkan. Saat ada begitu banyak teman-teman yang mengajakku melupakan masalah. Saat ada orang-orang yang berusaha membuatku merasa senang. Saat ada seorang ibu yang mau membujukku untuk tetap berangkat sekolah. Saat saudara-saudaraku yang selalu menemaniku bermain.
Setitik Pinta dalam Kesunyian
Semuanya selalu dipenuhi pilihan...
Aku bingung, dan sendirian. Kepada siapa aku akan menceritakan semuanya? Ini terasa sangat sulit. Bahkan saat aku mencoba untuk melakukan hal yang mudah pun terasa begitu sulit. Kenapa ada banyak pilihan? Kenapa tidak cukup satu saja? Ini menyulitkan. Mengertilah, aku tidak tahu harus berbuat apa. Segala kemungkinan terburuk yang akan aku dapatkan pun aku pikul sendirian tanpa ada orang lain yang mau membantuku. Kemana semua orang? Apakah aku memang sendirian?
Aku hanya meminta satu orang. Cukup satu orang saja. Pendengar baik yang mau mendengar semua keluhanku. Biarpun tidak memberi solusi, setidaknya aku bisa menghilangkan sedikit beban di dalam hati ini. Entah bagaimana lagi aku harus menyikapinya. Ini semua terlalu rumit. Aku hanya seperti daun di musim gugur yang tidak bisa melawan saat angin membawaku terbang. Jadi, aku hanya meminta, setidaknya, biarkan aku merasakan sedikit keringanan di pundak ini. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Yang aku butuhkan cukup satu orang yang mau mendengarkan aku, karena semua orang yang ada di sekelilingku telah menutup telinga rapat-rapat untuk mendengarkan ucapanku. Saat aku bicara pun mereka berfikir seolah-olah tak mendengar. Mereka berfikir bahwa aku tidak ada, padahal aku ada di hadapan mereka. Semuanya, kemana semua orang?
Wednesday 25 July 2012
Aku Tak Bisa Tidur
Menyebalkan! Semalaman aku nggak bisa tidur. Aku tidur sekitar jam setengah 11 malam, dan jam 12 aku bangun. Aku tidak bisa tidur sampai hampir jam 3 pagi. Aku merasa sangat tidak nyaman untuk tidur. Aku berganti-ganti posisi tidur, mencoba mencari kenyamanan. Tapi tidak bisa. Aku benar-benar hampir gila tadi malam. Aku mengantuk. Benar-benar mengantuk. Tapi aku tidak bisa tidur. Setiap kali mataku terpejam, pelakaku terasa sangat sakit. Aku sampai hampir menangis. Pokoknya semalam benar-benar membuatku kualahan pagi ini. Aku sangat mengantuk.
Terkadang Aku sulit tidur saat punya masalah besar. Nampaknya aku memang punya masalah, tapi aku tidak tahu harus bagaimana menceritakannya. Itu terlalu rumit.
Hahhhh... Pokoknya semalam adalah saat-saat paling menyebalkan. Jangan sampai itu terulang lagi.
Monday 23 July 2012
Kebalik, Kebalik ...
Ada yang lucu hari ini ...
Rencananyakan ibuku mau bikin urab, otomatis aku mesti marutin kelapa. Pas aku parut itu kelapa, kok susah banget ya? Kenapa parutannya licin? Sebel banget aku waktu itu. Pas aku liat lagi, eh ternyata parutannya kebalik. Wkwkwkwk... (dasar teledor).
Oh, ya, satu lagi. Sebenarnya aku nggak terlalu minat kalau harus magang sampe malam. Nggak asik banget kalau puasa-puasa nggak bisa buka di rumah plus ga bisa terawih juga. Tapi tadi siang dapat telepon buat ikutan interview. Yah.... males banget deh sebenernya. Semua orang di rumah juga kayanya nggak pada setuju kalau aku ikutan magang. Yahhh... mesti gimana ya? Aku juga bingung jadinya.
Entar deh, lihat enak nggak enaknya... Aku sih penginnya magang yang jam 4 sore pulang, jadinya nanti bisa buka puasa di rumah plus terawih juga. Bingung deh pokoknya. Huh!
Saturday 21 July 2012
Cantiknya Sayur Buatan Ibu
Waktu hari Jum'at kemarin, tepatnya sehari sebelum masuk puasa, Ibuku masak sayur sop nih. Wuiihh... sayuran campur daging sapi, rasanya MANTAPPP!!! Udah gitu di tambahin sambal kecap lagi plus ikan bandeng goreng. Makin mantap dah makan siang waktu itu.
Begitu sayur plus sambal kecapnya ditaruh di meja, aku sampe terpesona. Cantik banget ini makanan... warna-warni bikin senang yang liat. Apa lagi lihat irisan tomat sama bawang di atas sambal kecapnya. Jadi sayang kalo dimakan. Nggak mau itu sayur keburu dingin, akhirnya aku santap bareng-bareng sama Bapak Ibu, Kakak dan Adekku. Asik deh pokoknya makan siang bareng-bareng ...
1 Ramadhan
Nggak terasa sekarang sudah masuk tanggal 1 Ramadhan. Entah bagaimana perasaanku, yang pasti aku sangat bersyukur. Setidaknya Allah telah memberi usia kepadaku sehingga aku bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan.
Mengingat telah masuk bulan Ramadhan, rasanya begitu mengharukan. Aku sampai-sampai hampir menangis sambil dalam hati bertanya, "Benarkan ini bulan Ramadhan?". Perasaanku campur aduk. Senang pastinya.
Kemudian aku mencoba untuk flash back, mengingat kejadian-kejadian dalam kurun waktu setahun ini. Tanpa aku sadari, kini aku telah berada di penghujung usia 17ku. September ini aku akan menginjak usia 18. Subhanallah ...
Aku yakin, dalam setiap tahunnya kita selalu mengharapkan perubahan-perubahan yang mampu membawa kemajuan bagi kita. Dan aku merasakannya saat ini. Tak terbayangkan bagaimana diriku dulu, aku begitu rapuh dan mudah putus asa, dan kini, aku berusaha untuk menjadi lebih baik. Dari segala cobaan yang Engkau berikan, Ya Allah, dapat kusadari kini aku telah menjadi insan yang lebih bersabar, lebih bisa menghargai setiap kegagalan dan mencoba untuk menerinya dengan kelapangan. Itu terlihat seperti sebuah perubahan yang teramat kecil, tapi aku merasa bahwa itu benar-benar perubahan besar bagiku.
Aku tak mau mengeluh lagi. Aku tak mau menjadi orang yang mudah marah. Aku tidak ingin menjadi orang yang mudah putus asa. Dan aku akan selalu mencoba untuk memperbaiki diri ini, Ya Allah ...
Ridhoilah setiap jalan yang memang terbaik bagiku dan semuanya. Ridhoilah jalan yang akan membawa kebaikan bagiku dan semuanya. Aamiin ...
Mengingat telah masuk bulan Ramadhan, rasanya begitu mengharukan. Aku sampai-sampai hampir menangis sambil dalam hati bertanya, "Benarkan ini bulan Ramadhan?". Perasaanku campur aduk. Senang pastinya.
Kemudian aku mencoba untuk flash back, mengingat kejadian-kejadian dalam kurun waktu setahun ini. Tanpa aku sadari, kini aku telah berada di penghujung usia 17ku. September ini aku akan menginjak usia 18. Subhanallah ...
Aku yakin, dalam setiap tahunnya kita selalu mengharapkan perubahan-perubahan yang mampu membawa kemajuan bagi kita. Dan aku merasakannya saat ini. Tak terbayangkan bagaimana diriku dulu, aku begitu rapuh dan mudah putus asa, dan kini, aku berusaha untuk menjadi lebih baik. Dari segala cobaan yang Engkau berikan, Ya Allah, dapat kusadari kini aku telah menjadi insan yang lebih bersabar, lebih bisa menghargai setiap kegagalan dan mencoba untuk menerinya dengan kelapangan. Itu terlihat seperti sebuah perubahan yang teramat kecil, tapi aku merasa bahwa itu benar-benar perubahan besar bagiku.
Aku tak mau mengeluh lagi. Aku tak mau menjadi orang yang mudah marah. Aku tidak ingin menjadi orang yang mudah putus asa. Dan aku akan selalu mencoba untuk memperbaiki diri ini, Ya Allah ...
Ridhoilah setiap jalan yang memang terbaik bagiku dan semuanya. Ridhoilah jalan yang akan membawa kebaikan bagiku dan semuanya. Aamiin ...
Haahhh... You!
Jujur deh ... aku bingung. Aku dan kamu tidak punya hubungan apa-apa. Cuma teman. Cuma orang yang saling kenal dan kebetulan sering dipertemukan. Tapi kenapa jadi kaya gini? Kenapa jadi kaya gini? Apa aku harus selalu melapor sama kamu setiap aku mau melakukan sesuatu. Apa salah kalau aku melakukan apa yang aku inginkan tanpa harus memberi tahu kamu terlebih dahulu?
Heran dehhh...
Maunya apa? Kalau udah kaya gini, aku tinggalin kamu sekalian. Aku muak dengan semuanya. Awalnya aku pikir aku emang harus menahan emosi dan mengikuti semua peraturan yang kamu buat. Tapi aku udah nggak bisa lagi. Setiap kali kamu kesal karena hal yang sepele, aku jadi makin enggan buat dekat sama kamu. Kamu....
Kita cuma teman, nggak lebih dari itu. Jadi jangan pernah menganggap bahwa kita udah menandatangani kontrak dimana kita harus lapor satu sama lain setiap kali mau bertindak sesuatu. Itu hak aku, itu hak kamu. Aku nggak keberatan kalau kamu melakukan sesuatu, melakukan yang kamu inginkan. Silakan. Tapi apa aku harus melaporkan setiap hal yang aku lakukan? Kenapa emangnya?
Heran dehhh...
Maunya apa? Kalau udah kaya gini, aku tinggalin kamu sekalian. Aku muak dengan semuanya. Awalnya aku pikir aku emang harus menahan emosi dan mengikuti semua peraturan yang kamu buat. Tapi aku udah nggak bisa lagi. Setiap kali kamu kesal karena hal yang sepele, aku jadi makin enggan buat dekat sama kamu. Kamu....
Kita cuma teman, nggak lebih dari itu. Jadi jangan pernah menganggap bahwa kita udah menandatangani kontrak dimana kita harus lapor satu sama lain setiap kali mau bertindak sesuatu. Itu hak aku, itu hak kamu. Aku nggak keberatan kalau kamu melakukan sesuatu, melakukan yang kamu inginkan. Silakan. Tapi apa aku harus melaporkan setiap hal yang aku lakukan? Kenapa emangnya?
Friday 20 July 2012
Ini Intinya ...
Saya tidak mau menodai halaman-halaman di setiap blog saya untuk membicarakan hal-hal yang tidak bermutu, hal-hal yang tidak membawa dampat baik bagi saya atau pun orang lain. Jadi, intinya saya tidak mau menulis sesuatu yang bisa membuat orang lain merasa sakit hati, minder, frustasi, parno atau pun penyakit-penyakit lainnya.
Just enjoy it! Cukup lihat aja bagaimana saya menjalani keseharian yang rasanya nano nano plus mercon ini ...
Just enjoy it! Cukup lihat aja bagaimana saya menjalani keseharian yang rasanya nano nano plus mercon ini ...
Thursday 19 July 2012
MENGENANG SATU PERJUANGAN
Asal kalian
tahu aja. Saat ini aku lagi bingung setengah mati. Gimana enggak? Hari selasa aku
mesti ikut tes SNMPTN di semarang. Eh, ternyata belum ada tempat buat bermalam.
Apa lagi tesnya dua hari dan mesti ke sana sehari sebelum tes. Otomatis harus
bermalam di sana minimal dua hari. Mau tidur di mana coba? Di jalan? Ato di
stasiun? Gile ajeh!!!
Mobat-mabit,
banting stir ke kiri, lalu ke kanan. Dan lupa di mana itu rem. Eh, pas ketemu
rem, ternyata remnya blong. Nabrak dah akhirnya. Ngomongin apa sih?! Mending
lanjut ajahh ceritanya.
Jadi,
sebenarnya dua minggu yang lalu temen aku udah bilang kalo dia udah pesen kamar
buat aku sama tiga orang lainnya. Aku sama yang lain ayem-ayem ajah. Ngerasa
aman gituh. Ga takut bakalan tidur di jalan. Ehhh.... ternyata masalah besar
terjadi juga *gubrakkkk*.
Temen aku itu
bilang kalo ternyata kamar yang harganya 95 ribu / hari buat empat orang itu
udah habis. Tinggal kamar yang mahal yang lebih cocok buat orang-orang elit.
Mesti mikir muter-muter. Gimana enggak?! Uang saku aku aja Cuma 15 ribu per
hari. Itu pun kalo berangkat sekolah. Dan saku 15 ribu itu termasuk buat bayar
SPP sama buku-buku yang banyaknya bikin sempit meja belajar aku.
Kalo lagi
libur kaya gini, aku Cuma dapat 5 ribu per hari. Maklum lah, bapak Cuma seorang
tukang bangunan, dan ibu Cuma seorang ibu rumah tangga yang nyambil jualan
sayur. Aku nggak nyesel sama sekali punya orang tua kaya mereka. Bersyukur
banget malah. Tapi kalo harus banyar uang 112.500 buat nginep dua malam (belum
termasuk makan), itu harga yang mahal banget. Ya udah, mending ditolak ajah.
Sampe tinggal H-5, aku sama teman-teman belum dapat tempat bermalam. Kalo gini
tinggal di masjid ajah lah...
Aku sama
teman-teman minta solusi sama guru-guru di sekolah, barangkali di antara mereka
ada yang punya kenalan di dekat tempat tes nanti. Eh, semua guru malah nyaranin
gini, “Tidur di masjid kampus aja, nanti semalaman berdo’a sama zikir biar
ketrima.”
Itu masuk
akan banget. Tapi aku cewek. Kayanya nggak ‘ilok’ kalo tidur di tempat terbuka
kaya gitu. Apa lagi pasti nanti ada cowok juga yang bermalam di masjid kampus.
Ya udah, usaha dulu buat cari solusi lain.
Nah, barusan
temen aku yang senasib (nggak dapat tempat bermalam) kirim SMS, katanya sodara
dia yang tinggal di dekat UNDIP nawarin kamar. Satu kamar 100ribu/malam.
Sebenarnya itu kamar Cuma bisa buat 1 orang. Kalo diitung-itung sama aja mahal.
Wah, mesti muter-muter lagi. Tapi habis dinego ternyata satu kamar boleh buat 2
orang. Kebetulan kita berempat, jadi pesen dua kamar. Oke deh, semalam 50ribu.
Jadi mesti ngeluari uang 100ribu buat dua malam.
Akhirnya
sodara temen aku yang nawarin kamar itu langsung bayar DP 200ribu buat dua
kamar. Kita ngerasa aman lagi. seenggaknya masalah tidur di mana udah nggak
ganggu belajar aku buat tes hari selasa nanti.
Beberapa
menit kemudian temen aku yang lain SMS, “Coy, udah dapat kosan nih. Gratis.
Sodara aku yang nyariin.”
Wah, sontak aku
sama teman yang lain langsung geger. Paniknya minta ampun. Tuh dua kamar udah
diDP, masa nggak jadi sih?! Tapi lumayan, ada yang gratisan, jadi lebih ngirit
(mengingat jarang dapat uang saku).
Akhirnya kita
putusin buat ngebatalin kamar yang udah dibooking. Tapi terlanjur juga, uang
yang 200ribu nggak bisa balik. Otomatis kita mesti tetep ganti 200rb. Patungan
50ribuan. Oke deh, anggak apa itu amal. Kata mba Kika. Personil yang mau nginep
bareng nanti.
Kalo dipikir-pikir
uang 50ribu itu lumayan banget. Kalo buat beli mie ayamnya Om Tri bisa dapat
sepuluh mangkok. Bisa buat nraktir Umay, Daul, Memei, Dedew, Ita, Chun, Mela,
Ikha, terus sisanya siapa aja yang mau deh.
Akhirnya aku,
Memei, Asmi sama Mba Kika nyari-nyari anak yang belum dapat tempat bermalam.
Akhirnya dapat tuh, teman SMK tapi beda kelas. Mereka sih kayanya mau. Mesti
nunggu jawaban mereka dengan hati dag dig dug. Antara kembali atau tidaknya
uang 50ribu yang kalo buat beli esnya Om Birin bisa dapat 50 gelas. Bisa dibagi
buat anak-anak satu kelas tuh.
Tinggal
nunggu keputusan dua anak yang kayanya udah minat buat ngambil kamar itu.
harap-harap cemas nih.
Akhirnya jadi
juga tuh Winda buat ngambil kamarnya. Cuma ada satu kamar yang digantiin, itu
berarti kita berempat mesti patungan 25 ribu buat bayar DP yang 100ribu.
Hari senin,
11 Juni 2012,
aku berangkat
sama Mba Kika, sama Meida, sama Asmi. Kebetulan aku, Meida sama Mba Kika dapat
tiket buat satu gerbong kereta, sedangkan Asmi satu gerbong sama Nanda dan
teman-temannya yang lain.
Pas udah
sampe di stasiun, Mba Kika belum nyampe-nyampe. Kereta berangkat jam 12.15,
sekarang udah jam 12 lebih, tapi Mba Kika belum datang juga. Kereta juga udah
ada, penumpang yang lain langsung pada naik begitu pintu gerbang dibuka.
Wahh... aku sama Meida paniknya minta ampun. Meida sampe hampir nangis, aku
juga.
Relain deh
pulsaku yang terbatas. Aku langsung telpon Mba Kika, eeehhh.... ternyata dia
baru mau mandi. Aku sama Meida tambah panik. Nangis deh akhirnya di stasiun. Kalo
keretanya jalan gimana? Bisa-bisa nggak punya waktu buat survei tempat tes.
Passss....banget
waktu penumpang udah pada naik semua, Mba Kika baru datang. Aku sama Meida
sempat kesal sama Mba Kika. Tapi, nggak lama setelah itu kesalnya hilang. Cuma
kekesalan sesaat. Kita pun naik ke dalam.
Perjalanannya
asik, Cuma deg-degan juga.
Kita sampe di
Stasiun Poncol sekitar jam 4.30 sore. Melenceng 30 menit dari waktu yang
tertulis di tiket. Pas udah turun, kita bingung lagi. gimana caranya kita sampe
ke UNDIP? Katanya sodara Asmi yang kuliah di POLINES bakalan jemput, ternyata
dia masih ada kelas. Namanya Aziz.
Aziz? Berarti
dia cowok dong ... Azmi nggak bilang
sebelumnya kalo saudara yang dia maksud itu cowok. Gimana ceritanya aku sama
yang lain tinggal bareng cowok? Kepanikan luar biasa terjadi di depan pintu
gerbang stasiun.
“Nanti, kita
tinggalnya di kostan temannya saudaraku. Temannya itu cewek.”
Dengar itu,
rasanya lega banget. Tapi ada satu hal yang bikin aku sedikit bingung, “Aziz
itu kuliahnya di POLINES, kita tesnya di UNDIP, terus kita ke UNDIPnya pake
apa?”
Kepanikan
seperti sebelumnya terjadi lagi. wah, bener-benar bikin kesal deh. Ini semua di
luar rencana.
Setelah minta
penjelasan dari Aziz, ternyata POLINES sama UNDIP itu bersebelahan. Untunglah ...
aku kira semuanya bakal repot kaya yang diawal-awal tadi.
Terus kita ke
POLINES buat ketemu sama saudaranya Asmi, Aziz. Kita di anter sama Omnya Meida.
Kita sampe di sana sekitar jam 6.30 malam. Mampir dulu di masjid buat sholat.
Setelah itu kita di ajak ke kostannya Aziz. Wah, malu banget. Semuanya cowok. Kita
jadi mati kutu. Cuma bisa diam. Setelah itu, barulan kita di anter ke kostan
temannya Mas Aziz yang cewek.
Aku bareng
sama Meida, terus Mba Kika bareng sama Asmi. Setiap hari Mas Aziz nganter aku,
Meida, Asmi sama Mba Kika ke tempat tes. Ternyata tempanya jauh banget. Apa lagi
tempat tesku sama Meida, itu yang paling jauh. Tapi, ya nggak papa deh.
Malamnya, aku
sama Meida berencana buat makan di warung. Lauknya ayam kremes. Kayanya enak. Di
sini ada kejadia lucu. Di warung tempat aku sama meida makan, ternyata kita
disuruh ambil nasi sendiri di rice cooker yang tergeletak begitu saja di atas
meja di bagian pojok warung. Karena kita Cuma dikasih piring rotan yang
dilapisi daun pisang buat naruh ayamnya, kita jadi bingung. terus nasinya kita
taruh di mana?
Nggak mau
pikir pusing, akhirnya aku sama Meida ngambil nasi n’ di tarus di piring rotan
itu. kini ayam kremesku nggak sendiria. Sekarang ditemani sama nasi putih yang
amsih panas.
Aku ngerasa
heran, kok orang-orang pada lihatin kita ya? Yang punya warung juga lihatin
kita. *Merasa jadi pusat perhatian.
“Mba...” kata
pemilik warung, “Itu nasinya ditaruh di piring. Itu piringnya, di samping rice
cooker.”
Wwaaahhh...!!!
maluuuuuu banget! Ternyata di samping rice cooker itu ada piring khusus buat
nasi. Padahal aku sama Meida udah terlanjur narus nasi itu di atas piring rotan
bareng sama ayam kremesnya.
Bener-benar
malu! Kelihatan banget kalau kita itu pendatang baru yang pertama kali makan di
warung kaya gini. Niatnya aku sama Meida nggak mau cerita sama siapa-siapa soal
ini. maluuuu... tapi, akhirnya aku bongkar juga cerita ini sama teman-teman
yang lain.
Setiap hari aku
dan yang lainnya dianter sama Mas Aziz, rasanya jadi nggak enak sendiri. Ngerepotin
banget. Akhirnya pada hari terakhir tes aku sama yang lain putusin buat pulang
jalan kaki. Ternyata jauh banget. Kakinya sakit, rasanya mau putus kakiku ini.
Siang ini,
tepat setelah tes hari terakhir, aku dan yang lainnya memutuskan untuk langsung
pulang. Nggak enak juga kalau mesti numpang tidur lama-lama. Uang udah mepet. Rencananya
mau naik bis, tapi kebetulan Nanda nawarin tiket kereta (dia udah ada di
stasiun). Sebenarnya di sini ada hal yang lumayan bikin dongkol. Tapi nggak
usah diceritain deh.
Akhirnya aku
pulang hari itu juga. Nggak ada tiket kereta Bisnis, akhirnya naik yang
eksekutif. Wuihhh... masuk angin. Acnya dingin banget. Sampai di stasiun Tegal,
aku langsung bersin-bersin.
Pokoknya,
perjuangan buat ikut SNMPTN benar-benar MANTAPPP!!! Dan ternyata hasilnya tidak
seperti yang diharapkan. Tapi tidak apa... Semua adalah keputusan-Nya. Setidaknya,
aku telah bisa merasakan seperti apa perjuangan yang benar-benar menguras emosi
dan melatih kesabaran. Tapi aku tahu, ini barulah sebuah awal. Segala sesuatu
yang mungkin tidak dapat terduga masih bisa dapat terjadi di waktu mendatang
....
Tuesday 17 July 2012
Pempek Asli
Sekarang lagi makan pempek. Kalo beberapa waktu lalu aku udah ketipu sama pedagang pempek palsu, kali ini aku beli yang asli. Tentu lebih enak. Ya begitulah. Bajakan selalu mengecewakan....
Nikmati dulu pempeknya ...
My Hero ...
Aku ingin
menyanjung seseorang saat ini. menyanjung seseorang yang benar-benar telah
menjadi satu penyangga dalam hidupku. Seseorang yang telah menjelma seperti
sebuah kompas yang mampu menunjukkan arah. Dia, ibuku.
Hari ini aku ikut ibuku ke pasar. Dari pada
tidak ada kegiatan di rumah, akhirnya aku ikut saja. lumayan menyenangkan. Dari
situ aku bisa tahu kalau ibuku begitu hebat. Ibuku, dia, tubuhnya kecil. Tapi jangan
ditanya, kekuatannya hebat. Dia bisa membawa begitu banyak belajaan di
tangannya. Jalannya begitu cepat, aku yang lebih muda darinya merasa kualahan
kalau harus mengikuti langkah ibuku. Betapa hebatnya dia.
Aku bingung
harus bagaimana mengatakannya. Ibuku, dia sosok yang benar-benar aku kagumi. Selain
dia yang selalu nampak cekatan, masakan ibuku juga benar-benar enak. Bahkan terkadang
aku bilang pada ibuku, “Ikutan Master Chef aja.”. Ibuku hanya senyum-senyum,
lalu dia bilang “Kalau Ibu ikut Master Chef, siapa yang mau masak buat di
rumah?”
Wah, Ibuku
meremehkan aku. Begini-begini aku mau loh, kalau disuruh masak. Paling tidak,
sedikit kemampuan memasak milik Ibuku juga ada padaku. Ya, walau pun kadang
masakanku keasinan, tapi kaba Bapakku itu enak.
Pokoknya, My
Mom is My Hero. Ya begitu lah ... Lagipula, tanpanya aku juga tidak akan ada. Itulah
satu hal yang membuatku ingin membahagiakan orangtuaku. Dan sekarang aku masih
mencari caranya. Hhhmm.... tunggu saja, Bu. Aku pasti bisa membahagiakan Ibu.
Scholarship, I'm coming ... (hahaha)
Entah kegilaan
apa lagi ini. Kemarin, aku sama Nur, temanku dari kecil pergi ke Depnaker. Rencananya
sih mau nganterin Nur buat bikin Kartu Kuning, tapi akhirnya aku juga ikutan
bikin deh. Kebetulan gitu.
Kebetulan uang
di dompet tinggal 15 ribu, mau nggak mau harus relain uang itu buat fotocopy,
afdrek poto, dan lain-lain. Habis itu aku sama Nur mampir ke Ruko. Sebenarnya aku
nggak ada niat buat magang. Cuma mau nganter Nur aja. Cuma kebetulan banget ternyata
ada satu toko yang lagi butuh banyak tambahan, akhirnya aku ikutan aja deh.
Pas di ruko,
eh ketemu sama Ida sama Mba Kika. Mereka teman satu kelasku. Ternyata mereka
juga lagi cari magangan. Ya udah, akkhirnya ngobrol-ngobrol sebentar. Bedanya mereka
sama aku dan Nur, mereka udah dapat tempat magang. Udah fix gituh.
Aku udah
punya rencana sama Nur buat nyari-nyari beasiswa luar negeri (wuuiiiihhhh....
hebat banget). Sebenarnya ini agak aneh. Kebetulan aku sama Nur sama-sama orang
yang kurang beruntung buat diterima di universitas di Indonesia. Kok berani-beraninya
ikutan beasiswa luar negeri? Nggak papa deh. Nothing impossible gituh!
Nemu tuh
beasiswa Malaysia. Persyaratannya juga nggak susah-susah amat. Harus optimis
dong. Gagal dapat beasiswa di dalam negeri bukan berarti nggak bisa dapat
beasiswa luar negeri kan? (sok optimis).
Setelah liat-liat
prosedurnya, aku sama Nur langsung pergi ke rental buat ngeprint formulirnya. Kebetulan
formulirnya cukup banyak. Pas di print, aku baru ingat. Aku Cuma bawa uang
7ribu, sisa uang tadi siang. Kalau ternyata 1 lebar 1000 gimana? (kebetulan
formnya berwarna). Aku langsung panik sama Nur. Kalo uangnya kurang gimana? Aduhh...
akhirnya aku sama Nur sama-sama panik. Malu kan kalau ternyata uangnya kurang.
Ditunggu...
ditunggu... ditunggu... eh ternyata jumlahnya 7 lembar. Kalo selembar 1000
berarti totalnya 7 ribu. Mepet banget sama uang yang aku bawa.
Trus aku tanya,
“Berapa mas totalnya?”
Jantung aku
berdebar kencang. Rasanya mau loncat ini jantung. Takut kalo ternyata ngeprint
di sini lebih mahal.
“Semuanya
9.800.”
Lega banget
akhirnya. Ya udah, akhirnya aku sama Nur bayar masing-masing 4.900. aku sama
Nur langsung pulang buat ngisi form itu bareng-bareng. Baru nulis di halaman
pertama, udah salah. Kacau! Akhirnya kita lanjutin ke halaman berikutnya. Salah
lagi.
“Udah dulu,
deh, Nur.” Kataku, “Udah malam. Nanti ngantuk malah banyak yang salah.”
Akhirnya Nur
pulang (kebetulan tadi malam ngisi formnya di rumahku. Di kamarku yang
berantakan kaya kapal pecah).
Mungkin hari
ini/besok buat ngelanjutin ngisi form yang lumayan ribet itu ...
Sunday 15 July 2012
Sunday Morning
Pagi ini jalan-jalan ke AAS (Alun-alun Slawi). Rame banget. Ya, mungkin karena minggu depan udah mulai masuk bulan puasa, jadi saatnya puas-puasin buat makan-makan di AAS. Pas di ASS, aku lihat cowok, gayanya punk banget, kaya rocker gitu. Tapi satu hal yang bikin aku heran, kok dia mau ya disuruh cuci piring? Kayanya dia lagi bantuin ibunya yang dagang sarapan di situ. Ini baru namanya keren. Cowok punk nyuci piring di tempat umum. Cool ...
Berangkat dari rumah jam setengah 8, sampe rumah jam setengah 9. Wah, baru ingat kalau aku belum nyuci, belum nyapu, pokoknya isi rumah masih berantakan deh. Akhirnya langsung sikat semua pekerjaan rumah. Selesai nyapu, lanjut nyuci pakean. Wah, nyuci pakean pake mesin cuci bikin repot, nggak efisien, lama. Pokoknya nggak asik. Bosen mau ngapain sambil nunggu cucian selesai, akhirnya aku nonton TV ajjah. Kebetulan ada Naruto The Movie 4. Ini Naruto The Movie favoritku.
Ahhh, lapaaaarr....
Nggak mau bikin perut tersiksa, akhirnya aku bikin makanan ringan. Aku bikin martabak sayur. Wuiiihhhh rasanya enak banget. Aku jago masak loohhhh (pamer) ... Kata Ibuku sih masakan aku enak. Nggak tahu kerena emang enak atau karena aku anaknya. Terserah deh, yang penting masak bikin aku fun!
Oh, ya. Makin hari aku makin sebel sama seseorang. Gayanya itu loohh... bikin ill fill ajah. Ga tahu apa penyebabnya, tapi dia berusaha buat jadi orang lain. Aku tahu gimana dia sebenarnya, tapi sekarang kok jadi kaya gitu? Dulu aku sebel, sekarang makin sebel. Wah, nyebeliiiinnn......
Saturday 14 July 2012
Master Chef
Hari ini nonton Master Chef dibikin ngakak, tegang, seneng, wah pokoknya campur aduk deh. Ini salah satu acara TV favoritku. Ya, kebetulan aku hobi masak. Bisa jadi inspirasi.
Pesertanya juga unik-unik. Ada yang cengeng, ada yang benar-benar tangguh, pokoknya bikin yang nonton geregetan deh. Apa lagi kalau lihat Chef Juna. Wuuiiihhh.... nggak karuan deh. Kalau lihat Chef Juna mulai marah-marah, jadi takut sendiri. Ibuku aja jadi heran, "Itu Chefnya kok galak?" Aku cuma senyum-senyum.
Pokoknya setelah Indonesia Idol, acara favoritku sekarang adalah Master Chef. Kereeeennn....! Tapi aku belum punya jagoan, mungkin mesti lihat-lihat dulu. Kalau udah ada yang bikin 'sreg', dia bakalan aku jadiin jagoan. Kalau ternyata nggak ada, ya aku jagoin Chef Juna ajjahh...
Pempek Palsu
Sialan! Ketipu lagi deh ...
Akhir-akhir ini aku pengin banget makan pempek yang sering lewat depan rumah. Tapi nggak tahu kenapa, tuh tukah pempek nggak pernal lewat. Trus barusan ada suaranya, aku langsung lari, buru-buru banget buat ambil uang di tas.
Pas udah beli, aku bisa tahu kalau ini bukan pempek yang biasanya aku beli. Rasanya beda. Ini palsu! Bajakan!
Dulu udah pernah ketipu kaya gini. Tapi kali ini sikonnya beda. Tuh tukang pempek udah terlanjur di suruh berenti, masa nggak jadi beli? Dari pada menanggung malu, pempek palsu pun aku beli. Rasanya nggak seenak biasanya. Sialan itu tukan pempek.
Ya sudahlah, mungkin memang takirnya hari ini kena tipu. Tapi nggak keren banget, 'ketipu tukang pempek'. Beeeuuhhhh.....
Akhir-akhir ini aku pengin banget makan pempek yang sering lewat depan rumah. Tapi nggak tahu kenapa, tuh tukah pempek nggak pernal lewat. Trus barusan ada suaranya, aku langsung lari, buru-buru banget buat ambil uang di tas.
Pas udah beli, aku bisa tahu kalau ini bukan pempek yang biasanya aku beli. Rasanya beda. Ini palsu! Bajakan!
Dulu udah pernah ketipu kaya gini. Tapi kali ini sikonnya beda. Tuh tukang pempek udah terlanjur di suruh berenti, masa nggak jadi beli? Dari pada menanggung malu, pempek palsu pun aku beli. Rasanya nggak seenak biasanya. Sialan itu tukan pempek.
Ya sudahlah, mungkin memang takirnya hari ini kena tipu. Tapi nggak keren banget, 'ketipu tukang pempek'. Beeeuuhhhh.....
Kucingku ....
Sebenarnya aku nggak punya niat buat cerita tentang kucingku. Tapi barusan aja kucingku bikin ulah lagi. Ibuku dibuat kesal gara-gara salah satu kucingku naik ke atas tempat tidur. Hwaaa.... padahal itu kucing udah dididik sebisa mungkin. Tapi masih juga bandel.
Kalau mau cerita tentang kucingku, udah nggak kehitung berapa jumlahnya. Udah puluhan. Awalnya sih cuma ada satu. Dia kucing dewasa. Tapi udah beberapa kali melahirkan. Setiap melahirkan jumlahnya pasti lima. Kalau nggak salah, kucing itu udah empat kali melahirkan. Kalau dihitung berarti jumlah anaknya 20. Tapi dari 20 anak, sekarang tinggal 2.
Begini ceritanya ...
Pertama melahirkan, kucingku punya anak 5. Yang 4 hidup, tapi yang 1 mati. Huhuhu... sedih. Kucingku melahirkan tepat hari Jum'at Kliwon loh... Wuuiihhh,,,, serem. Tapi kucingnya imut-imut banget. Semakin besar, kucingku makin lucu aja. Sampe akhirnya kucingku hilang satu per satu. Dan tersisa 1. Kebetulan kucing itu cowok (kaya yang Ibuku mau). Akhirnya aku pelihara itu kucing. Aku mandiin sebulan sekali. Dia kucing penurut. Makannya nggak neko-neko. Dikasih tempe goreng aja dia mau. Tapi entah kenapa, tiba-tiba kucingku mati. Kayanya dia keracunan. Muntah-muntah gitu. Akhirnya dia mati. Aku nangis seharian. Gimana enggak? Dia kucing yang imut banget, dan udah lumayan lama aku pelihara dia. Bahkan sejak lahir.
Selang beberapa bulan, induk kucingku melahirkan lagi. Jumlah anaknya 5, tapi yang 1 mati lagi. Mungkin emang begitu takdirnya. Aku berdo'a, semoga dengan kucing ini aku bisa melupakan kucing loreng hitamku yang dulu. Nggak disangka, ternyata anak kucing yang kali ini benar-benar nakal. Dia suka ngambil makanan di meja, padahal aku udah ngasih dia makan. Dengan berat hati, akhirnya setelah kucing itu cukup besar, Bapakku membawa kucing itu untuk di buang. Tapi tidak sembarang di buang. Kucing itu di buang di dekat rumah sakit, karena di situ ada banyak makanan. Akhirnya aku nggak punya kucing lagi.
Beberapa waktu yang lalu Ibuku pergi ke rumah sakit di mana Bapakku membuang kucing-kucing itu. Sekarang mereka sudah besar-besar. Ibuku kasihan dengan kucing-kucing itu, akhirnya dia membeli nasi bungkus dengan lauk ikan dan memberinya kepada kucing-kucing yang dulu sempat di buang dari rumahku.
Tak beberapa lama lagi, induk kucingku melahirkan lagi (dia melahirkan terus). Anaknya 5, mati dua. Aku pelihara. Mereka nurut banget. Apalagi kalo urusan makan. Nggak usah pake ikan, cukup nasi aja mereka mau. Setelah mereka cukup besar, sekitar empat bulan, aku mulai jarang lihat kucing-kucing itu. Pas aku tanya tetanggaku, ternyata kucing-kucingku + induknya di buang. Aku langsung nangis. Kok bisa???
Keluargaku semuanya merasa kehilangan, pasalnya kucing itu (terutama induknya) udah biasa jalan-jalan keluar masuk rumah. Jadi rasanya beda aja kalo nggak ada dia. Akhirnya Bapakku pergi ke pasar (katanya kucingku di buang di situ) buat nyari tuh kucing. Tapi nggak ketemu.
Setelah beberapa hari, induk kucingku tiba-tiba ada di rumah. Seisi rumah dibuat kaget. Kasihan banget induk kucingku. Jarak dari pasar sampai rumah itu nggak dekat. Untunglah dia bisa pulang. Akhirnya langsung aku buatkan makanan, nasi campur ikan. Dia lahap banget makanny. Tapi sayang, dia pulang nggak sama anak-anaknya. Mungkin mereka terpencar, jadi tidak bisa pulang bersama.
Nah, ini dia yang terakhir. Induk kucingku ngelahirin lagi. Anaknya 5 hidup semua. Tapi baru beberapa hari ada 1 yang mati, lalu satu lagi mati (gara-gara kedinginan, soalnya cuaca waktu itu hujan terus). Sekarang tinggal 2. 1 warna coklat, 2 warna campuran (3 warna). Selah mereka cukup besar, satu kucingku yang 3 warna mati tertabrak motor. Darahnya sampai ke tembok. Akhirnya tinggal 2, dan mereka masih hidup, tinggal di rumahku. Mereka perlu di ajari sedikit sikap. Yang penting jangan masuk tempat ibadah, jangan masuk kamar, jangan naik meja, dan jangan mencuri makanan.
Kalau mau cerita tentang kucingku, udah nggak kehitung berapa jumlahnya. Udah puluhan. Awalnya sih cuma ada satu. Dia kucing dewasa. Tapi udah beberapa kali melahirkan. Setiap melahirkan jumlahnya pasti lima. Kalau nggak salah, kucing itu udah empat kali melahirkan. Kalau dihitung berarti jumlah anaknya 20. Tapi dari 20 anak, sekarang tinggal 2.
Begini ceritanya ...
Pertama melahirkan, kucingku punya anak 5. Yang 4 hidup, tapi yang 1 mati. Huhuhu... sedih. Kucingku melahirkan tepat hari Jum'at Kliwon loh... Wuuiihhh,,,, serem. Tapi kucingnya imut-imut banget. Semakin besar, kucingku makin lucu aja. Sampe akhirnya kucingku hilang satu per satu. Dan tersisa 1. Kebetulan kucing itu cowok (kaya yang Ibuku mau). Akhirnya aku pelihara itu kucing. Aku mandiin sebulan sekali. Dia kucing penurut. Makannya nggak neko-neko. Dikasih tempe goreng aja dia mau. Tapi entah kenapa, tiba-tiba kucingku mati. Kayanya dia keracunan. Muntah-muntah gitu. Akhirnya dia mati. Aku nangis seharian. Gimana enggak? Dia kucing yang imut banget, dan udah lumayan lama aku pelihara dia. Bahkan sejak lahir.
Selang beberapa bulan, induk kucingku melahirkan lagi. Jumlah anaknya 5, tapi yang 1 mati lagi. Mungkin emang begitu takdirnya. Aku berdo'a, semoga dengan kucing ini aku bisa melupakan kucing loreng hitamku yang dulu. Nggak disangka, ternyata anak kucing yang kali ini benar-benar nakal. Dia suka ngambil makanan di meja, padahal aku udah ngasih dia makan. Dengan berat hati, akhirnya setelah kucing itu cukup besar, Bapakku membawa kucing itu untuk di buang. Tapi tidak sembarang di buang. Kucing itu di buang di dekat rumah sakit, karena di situ ada banyak makanan. Akhirnya aku nggak punya kucing lagi.
Beberapa waktu yang lalu Ibuku pergi ke rumah sakit di mana Bapakku membuang kucing-kucing itu. Sekarang mereka sudah besar-besar. Ibuku kasihan dengan kucing-kucing itu, akhirnya dia membeli nasi bungkus dengan lauk ikan dan memberinya kepada kucing-kucing yang dulu sempat di buang dari rumahku.
Tak beberapa lama lagi, induk kucingku melahirkan lagi (dia melahirkan terus). Anaknya 5, mati dua. Aku pelihara. Mereka nurut banget. Apalagi kalo urusan makan. Nggak usah pake ikan, cukup nasi aja mereka mau. Setelah mereka cukup besar, sekitar empat bulan, aku mulai jarang lihat kucing-kucing itu. Pas aku tanya tetanggaku, ternyata kucing-kucingku + induknya di buang. Aku langsung nangis. Kok bisa???
Keluargaku semuanya merasa kehilangan, pasalnya kucing itu (terutama induknya) udah biasa jalan-jalan keluar masuk rumah. Jadi rasanya beda aja kalo nggak ada dia. Akhirnya Bapakku pergi ke pasar (katanya kucingku di buang di situ) buat nyari tuh kucing. Tapi nggak ketemu.
Setelah beberapa hari, induk kucingku tiba-tiba ada di rumah. Seisi rumah dibuat kaget. Kasihan banget induk kucingku. Jarak dari pasar sampai rumah itu nggak dekat. Untunglah dia bisa pulang. Akhirnya langsung aku buatkan makanan, nasi campur ikan. Dia lahap banget makanny. Tapi sayang, dia pulang nggak sama anak-anaknya. Mungkin mereka terpencar, jadi tidak bisa pulang bersama.
Kucingku dengan 5 anak hidup semua |
Nah, ini dia yang terakhir. Induk kucingku ngelahirin lagi. Anaknya 5 hidup semua. Tapi baru beberapa hari ada 1 yang mati, lalu satu lagi mati (gara-gara kedinginan, soalnya cuaca waktu itu hujan terus). Sekarang tinggal 2. 1 warna coklat, 2 warna campuran (3 warna). Selah mereka cukup besar, satu kucingku yang 3 warna mati tertabrak motor. Darahnya sampai ke tembok. Akhirnya tinggal 2, dan mereka masih hidup, tinggal di rumahku. Mereka perlu di ajari sedikit sikap. Yang penting jangan masuk tempat ibadah, jangan masuk kamar, jangan naik meja, dan jangan mencuri makanan.
Dia Kembali ...
Barusan, aku
mendapat SMS dari temanku. Dia bilang bahwa ‘Akahito’ (samaran) ada di sekolah.
Dia, dia yang telah setahun lebih tidak aku lihat. Sekarang temanku bilang dia
ada di sekolah. Mendengar itu, mendadak tanganku dingin dan gemetar. Jantungku berdebar
kencang. Kenapa harus begini? Tidak bisakah aku melupakannya? Bahkan aku merasa
tersiksa dengan perasaan ini? sudah sangat lama aku memendam perasaan ini.
sudah terlalu lama.
Aku ingin
melihatnya. Masih samakah dia seperti dulu? Apakah tatapan matanya masih sedingin dulu? Aku ingin melihatnya,
aku benar-benar ingin melihatnya. Aku rindu, aku ingin bertemu dengan orang
yang telah begitu lama aku kagumi. Dia yang terkadang membuatku kesal, dia yang
telah membuatku merasa kehilangan saat tak nampak oleh mataku.
Dia,
laki-laki pertama yang membuatku menangis karena tak kuat menahan perasaan yang
begitu besar. Hingga detik ini, belum ada yang bisa menggantikannya. Aku ingin
melihatnya. Sungguh, aku ingin melihat sosoknya.
Aku rindu
saat dia memakiku, aku rindu saat dia menatap tajam ke arahku, aku rindu
semuanya. Bahkan egonya, sikap keras kepalanya. Aku rindu semua tentang dia.
Haruskan aku menangis hari ini? Haruskan aku menangis karena tak bisa
melihatnya hari ini?
Ya Allah,
jika memang aku tidak bisa bertemu dengannya, hapuskanlah perasaan dan harapan
yang aku gantungkan padanya. Biarkanlah aku melupakannya. Biarkanlah aku dan
dia berpisah tanpa harus ada perasaan yang terselip di antaranya.
Biarkan aku
hidup tanpa harus mengharapkan sesuatu darinya. Karena aku tidak yakin bahwa
suatu saat aku dapat bertemu lagi dengannya.
Rejeki di Pagi Hari
Kemarin aku barusan cerita kalau aku membantu saudara membuatkan 'Cadil'. Tak disangka, ternyata aku diberi pulsa gratis 10 ribu. Lumayan. Kebetulan banget. Soalnya masa aktif nomorku sudah habis. Jadi tidak perlu ngutang pulsa lagi.
Kata Ibuku nanti dia mau gantiin pulsa yang dipake buat nelpon sana-sini. Eh, tapi nggak bayar-bayar juga. Jadi nggak enak lagi kan, kalo mau ngutang. Syukur deh, niatnya ngutang malah dikasih gratisan.
Hahaha....
Kata Ibuku nanti dia mau gantiin pulsa yang dipake buat nelpon sana-sini. Eh, tapi nggak bayar-bayar juga. Jadi nggak enak lagi kan, kalo mau ngutang. Syukur deh, niatnya ngutang malah dikasih gratisan.
Hahaha....
Friday 13 July 2012
Bikin 'Cadil'
Barusan bantuin sodara buat bikin Cadil. Ada yang tahu nggak cadil itu apa? Cadil itu sejenis jajanan tradisional jawa yang berbentuk bulat-bulat kecil. Dicampur dengan gula merah dan santan. Biasanya dibuat saat seorang bayi menginjak usia 7 bulan. Begitulah. Aku juga tidak terlalu paham tentang tradisi itu. Katanya sih itu namanya tradisi "Tedhak Siti". Maksudnya pertama kalinya seorang bayi menginjak tanah.
Tanganku sakit, pegal. 2 jam duduk membuatnya satu persatu dibentuk bulatan-bulatan kecil. Tapi hasilnya tidak mengecewakan. Rasanya enak.
Aku Rindu ...
Aku merindukannya. Aku ingin melihat dia. Aku ingin bisa melihatnya lagi. Ingin melihat dia yang dingin, dia yang terkadang sangat menyebalkan. Ingin mendengar suaranya yang terkadang membuatku takut. Dia, satu-satunya orang yang berhasil membuatku benar-benar jatuh hati.
Aku percaya, di balik sikapmu yang begitu keras, kau memiliki satu sisi yang baik. Mungkin kau berfikir bahwa tidak ada orang yang bisa melihat sisi baikmu, tapi aku bisa.
Tak ingatkah bahwa kau dulu selalu memberikan semangat padaku? Kau lah yang telah mengajariku untuk hidup, walau pun terkadang hidup terasa begitu menyakitkan. Aku bisa melihatnya. Kau orang yang selalu berusaha untuk tegar. Kau tidak pernah menunjukkan kelemahanmu di hadapan orang lain. Tapi aku bisa melihatnya.
Aku berharap kalau kau tahu, bahwa selama ini aku selalu memperhatikanmu. Aku tahu apa yang kau rasakan. Aku tahu setiap kesakitan yang mendatangimu.
Saat aku takut kehilanganmu, aku pernah bemimpi bahwa kau telah meninggal. Tak tahukan kau bagaimana perasaanku saat itu? Aku sangat takut. Bahkan saat aku bangung, aku menyadari bahwa air mataku mengalir. Aku menangis untukmu di dalam mimpi.
Andai engkau tahu. Bahwa ada orang di dunia ini yang selalu berusaha mengerti tentang dirimu. Aku mau saat kau mengeluh kepadaku, aku mau saat kau memakiku karena suasana hatimu sedang kacau. Aku mau mendengar setiap ceritamu yang mungkin akan terdengar membosankan. Aku mau mengenalmu.
Aku ingin melihatmu. Entah kapan terakhir kali aku melihat senyummu. Aku sudah lupa. Ingatkan aku bahwa dalam hidup selalu ada hal yang tak terduga. Bertemu denganmu adalah hal yang tak pernah terduga olehku. Karena aku berfikir bahwa ini seperti sebuah takdir.
Happy 3rd Anniversary...!!!
Happy 3rd
Anniversary ... !!!
Tidak pernah
kusangka, tiga tahun telah berlalu. Semuanya terasa begitu cepat. Hari ini, 13
Juli, tiga tahun yang lalu. Hari pertamaku masuk SMK N 1 Slawi, dan sekarang
pada tanggal yang sama aku telah lulus.
13 Juli
adalah tanggal yang begitu berarti bagiku. Hari itu, tiga tahun yang lalu, pertama
kalinya aku melihatnya. Dia yang waktu itu mengenakan topi hitam, berjalan dari
arah yang berlawanan. Tidak pernah kuduga dia akan menjadi cinta pertamaku yang
bertepuk sebelah tangan. Hingga saat ini, walau pun hampir setahun lebih tidak
melihatnya, aku masih bertahan dengan perasaan yang sama.
Apakah aku
sudah gila? Aku menunggunya begitu lama, padahal belum tentu dia tahu apa yang
aku rasakan. Sekarang dia begitu jauh. Aku sendiri tidak tahu di mana dirinya. Tapi,
hingga detik ini aku masih berharap kalau dia akan kembali suatu saat nanti.
Aku tidak
berharap lebih, aku hanya ingin melihatnya. Saat aku melihatnya, hatiku terasa
tenang. Tapi, saat aku tak tahu keberadaannya, aku akan terus mencari.
Dia sosok
yang menyebalkan. Dia emosional. Tapi entah mengapa aku dibuat menganguminya. Jujur
saja, dia tidak tampan, tidak pintar, tidak kaya. Aku tidak tahu apa yang
membuatku menyukainya. Aku hanya merasa bahwa menyukainya bisa membuatku
bahagia.
Dia, cinta
pertamaku yang bertepuk sebelah tangan. Tak bisa terbayangkan bagaimana rasanya.
Aku menahan perasaan yang menggebu-gebu ini sendirian, selama bertahun-tahun. Terkadang
rasanya aku ingin meledak. Ingin sekali
aku beri tahu dia bahwa aku menyukainya. Tapi tak bisa. Dia terlalu dingin, dia
tidak pernah peduli terhadap orang-orang suka memperhatikannya.
Aku tidak
pernah berharap lebih. Aku mau menerima semua ini. Cinta pertamaku bertepuk
sebelah tangan. Kadang aku ingin menangis, tapi kadang aku tak bisa menangis. Satu
hal yang ingin aku lakukan sekarang. Aku hanya ingin memberitahunya bagaimana
perasaanku selama tiga tahun ini. aku tidak berharap kalau dia menerimaku. Aku hanya
ingin mengatakan apa yang telah aku tahan selama tiga tahun. Itu saja. Sungguh,
aku tidak berharap dia akan menerimaku. Karena aku hanya ingin menyampaikan
perasaanku yang telah lama aku pendam sendirian.
Thursday 12 July 2012
Lagu Galau Favoritku
Setiap kali dengar lagu yang satu ini, mendadak hatiku jadi galau ...
Rasanya setiap lirik yang ada di situ benar-benar merembes sampai ke hati. Ini lagu paling galau yang rencananya bakalan aku masukkin ke dalam salah satu novel yang sedang aku garap. Hasilnya pasti ...
Do'akan saja biar aku bisa segera menyelesaikan novelku ini, jadi kalian juga bisa menikmatinya (obsesi novelis).
Ini sedikit aku kasih lihat liriknya ...
I’m running out of time
Cause soon I gotta find
The ways of living without you, I’m losing my sight
Of path we walked through together
And baby tell me how
Does it have to be right now?
You’re all that I’ve got, all I need
So I’m willing to say a thousand words put together, I love you
(I do)
(I love you)
Makan Siang, Sedaaaap...
“Masak apa ya?” begitulah keluhan Ibuku setiap jam 11 siang. Ibuku selalu
bingung setiap kali menjelang makan siang. Bingung karena tidak tahu harus
memasak apa. Padahal di warung ada begitu banyak bahan makanan yang bisa
dimasak, tapi selalu saja bingung.
Akhirnya makanan andalan lah yang dimasak. Tumis kangkung dan tempe goreng.
Tapi kali ini ada tambahannya, yaitu ikan teri. Rasanya? Jangan ditanya.
Masakan Ibuku itu yang paling enak. Bahan sederhana dan murah meriah disulap
menjadi makan siang yang super lezat.
Inilah satu hal yang aku syukuri. Hidup sebagai orang desa, membuatku bisa
merasakan betapa lezatnya masakan sederhana seperti tumis kangkung tersebut.
Apa lagi di saat lapar menyerang, makanan apa saja pasti terasa enak. Apalagi
masakan Ibuku yang memang enak.
Makan siang bersama, setiap hari. Bersama Bapak, Ibu, Kakak dan Adik.
Beruntung sekali, setiap hari bisa sarapan, makan siang, bahkan makan malam
bersama. menyenangkan,
Yummiiiii......
Akibat Gaya Hidup Anak Sekolah
Dua belas tahun aku bersekolah. Dan sekarang sudah tamat. Ternyata, tanpa di sadari hingga saat ini gaya hidup khas anak sekolah masih terus aku rasakan. Biasanya rutinitasku saat masih sekolah adalah sarapan sebelum berangkat sekolah, lalu saat jam istirahat aku juga akan makan lagi di kantin. Kebetulan jam istirahat di sekolah adalah jam 10.
Sekarang, biarpun sudah tidak sekolah lagi, tapi setiap jam 10 aku selalu merasa lapar. Jadi beginilah gaya hidup anak sekolah yang masih melekat pada diriku. Lalu aku akan makan siang sekitar jam 2, sama seperti saat aku masih sekolah.
Hari ini aku sudah sarapan jam 6, tapi barusan aku makan lagi. Entah karena sudah terlalu lama hidup dengan kebiasaan seperti itu, atau karena apa, aku sulit melepaskan gaya hidup seperti itu.
Kalau dihitung hitung, pola makanku jadi sedikit berantakan dan meleset dari jadwal. Aku sarapan jam 6, kemudian jam 10 aku makan lagi. Makan siangku jam 2, lalu aku makan malam sekitar jam 8. Nampaknya itu bukan gaya hidup yang sehat, tapi begitu sulit aku merubahnya.
Statusku Digantung
Pagi ini aku telah menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum jam delapan . Rasanya menyenangkan sekali. Jadi aku punya waktu lebih banyak untuk mengurus Blogku. Aku juga berencana menyelesaikan novelku yang kedua. Aku memasang Dead Line tanggal 19 Agustus. Pokoknya novel keduaku itu harus selesai sesuau waktu yang telah ditargetkan. Sekarang memang baru dua puluh halaman, tapi aku akan mencoba mengejarnya.
Rencananya, aku akan membuat kue nastar untuk mengisi waktu luangku. Tapi bahan-bahan yang dibutuhkan tidak murah. Kalau ingin membuat yang rasa keju, aku harus beli kejunya dulu. Tapi rencananya sih aku mau bikin nastar rasa abon. Kelihatannya akan jadi enak.
Oh, ya. Mulai sekarang aku juga harus mempersiapkan diri untuk USM STAN. Kalau kemarin-kemarin aku gagal masuk Universitas, sekarang giliranku untuk mencoba STAN. Sebenarnya itu salah satu hal yang paling aku impikan selama ini. Mudah-mudahan usahaku yang ketiga ini akan diridhoi Allah. Aamiin ...
Jujur saja, saat ini aku sering merasa kesepian. Sekarang aku jarang bertemu dengan teman-teman yang biasanya menghabiskan waktu bersamaku. Aku ingin bertemu mereka, tapi nampaknya tidak pernah ada waktu yang tepat.
Kalau mungkin aku sudah sedikit bosan menulis di buku Diaryku, sekarang aku menulisnya di Blog. Ya, semoga ini akan jadi hal yang menyenangkan dan menghibur bagiku. Aku berharap punya banyak teman. Aku ingin punya banyak teman yang selalu bisa membuatku nyaman.
Saat ini mungkin tidak banyak yang bisa aku lakukan. Tapi, setidaknya aku bisa membantu ibuku di rumah. Aku mengantarnya ke pasar setiap pagi, tekadang juga menemaninya. Lalu aku memasak untuk makan siang. Ya, begitulah aku sekarang.
Statusku tidak jelas. Aku bukan pelajar lagi, dan juga belum jadi seorang mahasiswa. Jadi, beginilah aku. Statusku masih digantungkan. Berharap kalau suatu saat aku bisa menempatkan statusku pada sesuatu yang terbaik. Mudah-mudahan nanti statusku berubah menjadi 'Mahasiswi STAN'. Selalu dibutuhkan perjuangan keras untuk mendapatkan status itu. Tapi setidaknya aku akan berusaha keras mulai sekarang.
Status yang aku inginkan akan aku dapatkan dengan usahaku. Aku butuh usaha, do'a, dan dukungan kalian semua ...
Aku tidak akan menyerah begitu saja. Kegagalan yang tertunda, suatu saat mungkin akan berubah menjadi keberhasilan ...
Wednesday 11 July 2012
Dulu dan Sekarang
Aku
lahir di desa. Aku juga tinggal di desa. Aku senang, setidaknya aku bisa
merasakan seperti apa hidup di dalam dunia kecilku yang menyenangkan. Aku senang,
aku bisa merasakan seperti apa bermain tanah liat, aku senang bisa merasakan
seperti apa rasanya bermain rumah-rumahan dari pasir. Aku juga bisa bermain
kasti (baseball) bersama teman-teman kecilku di pekarangan di dekat rumah.
Terasa begitu menyenangkan. Aku merasa beruntung, setidaknya sekarang aku juga
bisa merasakan perkembangan teknologi.
Saat
ini, aku melihat sesuatu yang sedikit berbeda dengan masa kecilku. Aku lihat
sekarang ini jarang anak-anak bergerombol untuk bermain bersama-sama. Sebagian dari
mereka justru lebih suka bermain dengan telepon genggang yang sekarang sudah
mereka miliki.
Anak
kecil saat ini memang berbeda dengan anak kecil dulu. Kalau dulu, anak kecil
yang punya uang lebih akan menggunakannya untuk membeli sepeda. Tapi kalau sekarang
mereka akan menggunakannya untuk membeli telepon genggam. Itulah sedikit dari
banyaknya perbedaan dulu dan sekarang.
Ada
lagi. sekarang aku sering melihat anak kecil, bahkan masih SD menggunakan
sepeda motor sendiri. Jelas itu berbahaya. Lalu, mereka kemanakan sepeda yang
biasanya selalu menjadi teman setia di masa-masa kecilnya?
Banyaknya
perbuahan membuatku sedikit bingung. entah dulu, atau sekarang yang lebih baik.
Aku tak tahu. Karena kebaikan dari setiap hal yang ada itu tergantung bagaimana
kita menyikapinya.
Aku Jadi Aku
Ini aku, dan aku harus bangga menjadi aku. Bila mungkin orang lain telah mendapat keberhasilan karena apa yang dia miliki, aku tidak akan bersaha memiliki apa yang dia miliki. Tapi aku akan berusaha mendapatkan apa yang aku impikan dengan caraku sendiri.
Aku
mungkin bisa menemukan apa yang belum aku ketahui dalam diriku. Mungkin dengan
mencoba menemukan diriku, aku akan bisa mengambil langkah yang tepat. Aku
percaya, dalam setiap diri seseorang selalu ada potensi yang mereka miliki. Begitu
juga dengan aku. Kalau mungkin sekarang aku belum tahu potensi apa yang aku
miliki, suatu saat aku pasti bisa menemukannya.
Andai
bisa, aku ingin melihat potensiku saat ini, jadi aku bisa berusaha
mengembangkannya. Jujur, begitu banyak hal yang aku sukai, dan mungkin itu bisa
dijadikan potensiku. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.
Sejak
SD aku suka menggambar, tapi gambarku tidak bagus. Kalau sudah bosan, aku meninggalkannya.
Aku suka menulis cerita, bahkan aku sudah beberapa kali membuat novel, tapi
baru satu judul yang aku selesaikan. Sementara yang lain aku tinggal begitu
saja. Aku tidak tahu harus bagaimana mengakhiri cerita yang aku tulis. Aku suka
membuat kerajinan, tapi hasilnya selalu berantakan. Dan saat ini aku menyukai
sesuatu yang berhubungan dengan internet, blog, atau segala sesuatu yang
sejenisnya. Dan aku tidak tahu akan membawanya sampai ke mana. Aku ingin
membuka toko online. Tapi aku tidak tahu bagaimana mengawalinya.
Semua
yang aku rasakan terkadang terasa mengesalkan. Bagaimana tidak? Semua itu
seakan-akan aku tidak bisa melakukan sesuatu secara maksimal. Semuanya setengah-setengah.
Dan hingga saat ini aku masih mencari potensi yang aku miliki, potensi yang
bisa aku galih untuk membawa hidupku pada sebuah tujuan.
Antara 'Kegagalan' dan 'Keberhasilan yang Tertunda'
Ini
adalah sebuah hidup di mana kita akan menemukan banyak hal yang tidak terduga
sebelumnya. Salah satu hal yang mungkin tak terduga oleh kita adalah sebuah
'Kegagalan'. Aku tidak akan menyebut hal tersebut sebagai sebuah kegagalan, aku
menganggapnya sebagai keberhasilan yang tertunda.
Tahukan kamu apa perbedaan di antara keduanya?
Kalau kita lihat kilas baliknya, kegagalan ada keadaan di mana kita tidak mampu
melakukan sesuatu sesuai apa yang kita inginkan hingga kita benar-benar tidak
bisa melakukannya lagi. Maksudnya adalah jika kita tidak bisa mencapai sesuatu
hingga saatnya kita mati. Jika saat ini kita masih hidup, saat kita belum
berhasil mencapai apa yang kita harapkan, itu bisa kita sebut sebagaik 'Keberhasilan
yang tertunda', karena suatu saat kita mungkin masih bisa mencapai keberhasilan
tersebut.
Seperti halnya aku, tidak berhasil menembus dua
tahap untuk masuk Universitas. Dua kali aku tidak berhasil. Aku tidak mau
bilang kalau aku telah gagal. Jadi dalam hati aku bicara, "Mungkin aku
harus bersaha sampai tiga kali untuk bisa mencapai keberhasilan."
Entah dari mana kalimat itu muncul, tapi semuanya
datang begitu saja. Dari setiap keberhasilan yang tertunda yang menghampiriku,
aku bisa mendapatkan begitu banyak pelajaran. Aku ingat do'aku dulu, ketika
akan mendaftar di sebuah Universitas.
"Ya Allah, jika memang ini adalah jalan yang
kau ridhoi, jika ini memang jalan yang terbaik untukku, tolong mudahkan
jalanku, Ya Allah..."
Dan ternyata aku belum berhasil lolos dalam tes
masuk Universitas tersebut. Aku sempat bersedih, sempat timbul penyesalan dalam
diruku. Lalu aku teringat dengan do'aku dulu. Dan aku mulai mencoba untuk
berfikir positif, "Aku ingat bagaimana do'aku kepadamu, Ya Allah. Mungkin
itu memang bukan jalan yang Engkau ridhoi. Aku tetap berpengharapan penuh
kepadamu, bahwa Kau akan memberikan jalan yang terbaik bagiku. Aku percaya, apa
pun keputusan yang engkau berikan adalah apa yang terbaik untuk hamba-Mu, Ya
Allah."
Kini, aku berusaha untuuk bisa menjadi orang yang
tidak mudah berputus asa. Betapa beruntungnya aku, setidaknya aku punya
keluarga yang selalu mendukungku, bahkan saat aku belum berhasil mencapai
apa-apa yang mereka harapkan. Aku ingat dengan ucapan Ibuku, "Kalau ingin
ingin hidup enak, harus usaha. Kalau ingin jadi orang sukses, jangan putus
asa.". Bagaimana pun juga, apa yang dikatakan Ibuku memang benar. Aku
berusaha untuk memengang kalimat itu erat-erat, menjadikannya sebagai semangat
dalam hidupku. Aku, akan selalu melakukan yang terbaik, untuk semuanya.
Saat ini, aku sedang berusaha mengerjakan hal-hal
lain untuk mengisi waktu luangku di rumah. Aku menulis novel, yang rencananya
akan aku kirim ke sebuah penerbitan. Aku juga punya keinginan untuk berbisnis
online, hanya saja aku harus belajar terlebih dahulu. Dan ini dia satu hal yang
paling aku sukai, membuat jajanan. Aku suka memasak. Dan menjelas puasa, aku
ingin membuat kue kering seperti nastar dan kastengels. Kalau enak, mungkin
saja akan ada tetangga yang mau memesan, jadi aku bisa dapat uang tambahan
selama di rumah. Karena waktu itu tidak boleh di sia-siakan.
Aku senang, setidaknya sekarang aku bisa menjadi
orang yang selalu bersyukur. Saat aku bersyukur, saat itu aku merasa telah
hidup dengan penuh nikmat yang berlimpah. Terima kasih Allah, terima kasih
Bapak, Ibu. Terima kasih Kakak-kakak dan adikku, terima kasih teman-temanku,
dan semua orang yang begitu baik padaku.
Terima kasih ...
Subscribe to:
Posts (Atom)