Friday 28 December 2012

Dunia... serasa jadi sempit

Kenapa duniaku jadi terasa begitu sempit? Setiap hari bertemu dan berkumpul hanya dengan beberapa orang. Dengan orang yang sama pula. Tidak ada candaan dan semua berlalu begitu membosankan.

Andai bisa, ingin aku bertemu dengan banyak wajah yang belum aku kenal. Aku ingin tetap punya teman, seperti halnya teman-temanku yang lain. Aku tak ingin hanya sekedar sampai di sini waktu untuk mengenal orang lain.

Andaikan bisa, beri aku kesempatan lagi untuk bisa menambah teman. Aku masih ingin melihat dunia ini dengan orang-orang yang disebut 'teman'. Mungkin temanku sudah mulai lupa denganku karena mereka telah memiliki teman-teman baru yang ada di sekitar mereka. Tapi bagaimana dengan aku? Aku masih seperti dulu. Tetap menganggap bahwa mereka (teman-temanku) adalah orang paling penting dalam hidupku. Bahkan aku belum bisa berpaling dari masa laluku saat bersama mereka.

Aku hanya berharap bisa mengimbangi mereka. Saat mereka telah memiliki teman-teman baru, aku juga ingin. Saat aku melihat mereka berjalan dengan teman-teman baru mereka, aku juga ingin. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu.

Tidak ada orang yang bisa aku ajak bicara, karena pada dasarnya aku belum bisa menemukan orang lain seperti mereka yang selalu mau mendengar keluhanku. Aku masih berfikir bahwa mereka adalah orang-orang terbaik yang pernah aku kenal, dan mereka sekarang telah begitu jauh.

Kapan aku akan bisa benar-benar memasuki dunia baru yang nampak sama dengan masa laluku saat bersama teman-teman? Aku terlalu kesepian. Bahkan terkadang aku merasa sendiri. Tidak ada lagi tempat bagiku untuk berbagi cerita. Tidak ada lagi ruang untuk menumpahkan segala beban di hati. Dan semua itu membuatku semakin tak mampu untuk terus berjalan.

Kadang, terbesit dalam pikiranku untuk berhenti saja. Tapi aku bingung...

Sunday 23 December 2012

Mother's Day

Hari Ibu sudah lewat. Dan tidak ada yang bisa aku lakukan untuk ibuku. Bahkan pada hari ibu tersebut aku tidak bisa menyelesaikan cucian baju di pagi hari, dan pada akhirnya ibu yang menyelesaikan. Hahhh... semua yang ada di hadapanku seolah menyita seluruh waktu dan hidupku.

Kalau biasanya di rumah aku memasak, membantu ibu di warung, sekarang hari-hariku dan waktuku habis di tempat kerja. Sebenarnya apa yang aku lakukan sekarang juga semata-mata karena ingin sedikit 

meringankan beban orangtuaku. Dengan bekerja, paling tidak aku tidak perlu meminta uang jajan lagi. Tapi aku sedikit tak puas dengan semua yang aku lakukan sekarang.

Masih berjalan... Mencari sesuatu yang bisa membawa hidup ini menjadi terasa lebih mudah.

Kembali ke hari ibu...

Ya, aku bukanlah orang yang pintar mengekspresikan perasaan. Kalaupun aku sedang sedih, aku tidak akan pernah menangis di hadapan orang lain. Aku malu akan hal tersebut. Bahkan, saat aku menyayangi seseorang, aku pun tidak bisa mengekspresikannya dengan sebuah tindakan atau ekspresi wajah. Aku kesulitan untuk melakukan semua itu.

Aku sangat menyayangi Ibuku, orangtuaku dan keluargaku serta teman-temanku. Tapi terkadang aku bingung, bagaimana caranya untuk mengungkapkan rasa sayang tersebut. Aku malu kalau tiba-tiba aku mendadak menjadi anak yang bersikap tidak biasa (menjadi sangat nurut), karena pada kenyataannya aku memang bukan anak yang terlalu patuh pada orangtua. Bahkan terkadang aku membangkang. Saat aku menyesal atas sikapku sendiri, akupun malu untuk meminta maaf dan memilih untuk menyembunyikan penyesalan itu sendiri. Terkadang aku merasa sangat bodoh. Kenapa aku kesulitan untuk menunjukkan sikap sayangku pada orang lain? Bahkan anak kecil saja bisa melakukan itu.

Aku tidak mau bilang kalau ini takdir, karena pada dasarnya takdir itu sebuah awal dimana kita akan mencoba untuk mengambil tindakan saat kita tidak menyukai takdir tersebut. Semua ini tak mudah.
Ya... Ibu... maaf. Tidak ada yang bisa aku berikan. Hanya senyum kecil yang semoga bisa mengurangi beban hari-harimu.  :)

Monday 3 December 2012

Motivasi Untuk Sukses


Terkadang aku ingin menangis saat teringat dengan mimpi-mimpiku yang begitu besar.

Terkadang aku berfikir, mampukah aku mencapai semua itu?

Aku ingin menangis, melihat diriku yang begitu lemah untuk menggapain sesuatu yang entah kapan akan menjadi nyata.

Kurasakan hidup ini tak mudah. Tak seperti sebuah alur cerita yang akan segera menemukan takdirnya. Setiap peran yang mereka ambil telah memiliki akhir cerita pasti yang mungkin tidak seperti kenyataan ini.

Saat kurasakan tak mampu membuka mata untuk masalah kehidupan, aku berfikir, aku ingin menjadi anak kecil saja. Hidup mereka begitu menyenangkan. Bermain dan tanpa beban bebas melangkah.

Kurasakan masa kecil itu tak serumit kehidupan saat ini. Dulu tak pernah terbesit dalam pikiranku bahwa aku akan merindukan masa-masa itu. Penyesalankah ini artinya? Mungkin.

Aku butuh seseorang yang mau mengenalku sebagai orang yang membutuhkan orang lain. Karena aku terlihat kuat hanya pada luarnya saja. Aku begitu rapuh.

Terkadang aku begitu bersemangat saat ada hal yang mampu memotivasi diriku, tapi semangatku padam seketika saat kulihat orang-orang di sekitarku tak terlalu peduli lagi. Aku sedih.

Kini aku berfikir, memandang ke depan, “Aku takkan pernah berhasil untuk mencapai sesuatu dengan semangat dan pola pikir yang cenderung pasif.”

Kesuksesan itu tidak untuk ditunggu, tapi untuk dijemput. Dan mulai saat ini, biarlah sebuah janji menyelimuti diriku, janji “Aku akan menjemput kesuksesanku.”

Kutahu itu tak mudah, bahkan terkadang aku jatuh tersungkur ketika kucoba menggapai secerca cahaya yang mungkin hanyalah sebuah ruang kosong. Tapi aku tak mau berfikir bahwa aku gagal.

Aku tidak tahu pasti, tapi aku hanya berfikir bahwa “saat aku berfikir aku akan gagal, maka aku akan benar-benar gagal.” Dan mulai saat ini kucoba untuk meyakinkan diri bahwa kesuksesan yang awalnya sekedar impian akan berubah menjadi nyata.

Aku berjanji, akan kujemput kesuksesan itu. Akan kuyakinkan bahwa aku bukanlah sekedar seorang pemimpi, tapi aku adalah seseorang yang akan berusaha meraih mimpi.

Sunday 2 December 2012

Desember - Awal Menjadi Lebih Baik

Tanggal 1 Desember kemarin mungkin aku tidak bisa bangun pagi. Tapi sekarang sudah ada kemajuan. Seperti tekadku, aku akan menjemput kesuksesanku di masa depan. Bagaimana mungkin aku akan bisa menjemput kesuksesan tersebut jika aku bangun kesiangan. Jadi mulai sekarang aku akan berusaha untuk bisa bangul lebih pagi.

Kemarin (1/12) aku sempat mendapat cacian yang menyakitkan hati. Tapi aku anggap saja itu sebagai pujian karena aku tidak ingin awal Desemberku menjadi hari yang menyebalkan. Aku nikmati betul saat perutku terasa begitu sakit. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlalu banyak mengeluh.

Kalaupun tidak mudah untuk bisa mencapai sebuah kesuksesan, tapi aku akan selalu berusaha. Tidak masalah seandainya aku akan menemui sebuah kegagalan. Kuanggap itu sebagai 'bumbu' untuk mencapai sesuatu yang aku impikan. Kalau dipikir-pikir, tidak akan begitu berkesan jika seseorang langsung meraih kesuksesan hanya dengan satu kali coba tanpa merasakan seperti apa sebuah kegagalan. Tapi bagaimanapun juga aku tidak menganggap gagal diriku dalam mencapai sesuatu, aku hanya berfikir bahwa aku belum berhasil, dan satu saat nanti keberhasilan itu pasti akan datang.

Mulai sekarang, mindset adalah sesuatu yang penting. Berdasarkan teori yang pernah aku dengar 'saat kita berfikir kita akan kaya, maka kita akan kaya' atau teori yang serupa 'jika kita berfikir kita akan bisa, makan kita akan bisa'. Itu adalah teori-teori sederhana yang perlu aku genggam mulai saat ini. Dengan berfikir seperti itu, tentu semangat di dalam diri akan terus berkobar. Rasa optimis di dalam hati akan membuat kita mau bekerja keras untuk mencapai hal tersebut.

Desember ini, aku berjanji untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena aku rasa sekarang masih begitu banyak kekurangan di dalam dirku. Dan aku tidak ingin terpuruk oleh kekurangan-kekurangan tersebut. Untuk semua orang yang telah menginspirasiku, terima kasih. Karena kalian aku bisa menulis semua ini.

Thursday 29 November 2012

Emosiiiii!!!


Hei, Pak! What’s on your mind? Anda pikir saya itu orang yang akan memasang tampang kesal lantaran tidak diberi tambahan gaji saat pulang lebih malam? Saya hanya butuh istirahat. Belajarlah untuk bisa tepat waktu. Anda itu seorang Bos yang seharusnya bisa mengajari bagaimana caranya merealisasikan bagaimana untuk bisa tepat waktu. Kalau jam pulang itu jam delapan malam, sebelum jam delapan malam seharusnya Anda sudah mulai memberi isyarat untuk mengakhiri pekerjaan. Tapi apa yang ada lakukan di sana? Duduk manis melihat para pegawainya yang mulai lelah karena pontang-panting melayani setiap orang yang datang sedari jam 8 pagi. Cobalah untuk mengerti.

Aku sering makan terlambat. Kalau jam makan siangku sebenarnya jam 12, di tempat kerja itu aku makan hampir jam setengah 3. Waktu istirahatku hanya 15 menit untuk makan dan sholat. Ya ampun.... Sampai kapan akan terus seperti ini. aku tidak merasa sengsara, hanya merasa kurang nyaman saja. Bahkan air minum yang seharusnya masuk ke dalam tubuhku adalah 8 gelas, aku hanya minum 1 gelas dari 8 pagi sampai jam 8 malam. Hahhh... lelah kalau harus mengatakan semuanya.

Bahkan orangtuaku mulai khawatir. Mereka sering bertanya, “Katanya pulang jam delapan, sekarang sudah hampir jam sembilan kenapa baru pulang?”

Bagaimana aku menjawabnya? Aku terlihat seperti membela bosku yang sebenarnya begitu tega terhadap karyawannya. Aku tidak pernah mengungkapkan setiap hal yang membuatku kurang nyaman kepada orangtuaku, padahal dulu aku adalah orang yang begitu terbuka dalam segala hal. Bahkan setiap kesal dan amarah yang ada di dalam hatiku sejak masuk ke tempat kerja itu aku pendam sendirian. Aku tidak pernah mengatakannya pada orangtua atau keluargaku. Bukankah ini seperti menutupi  sikap bosku yang tidak baik?

Bahkan seringkali aku merasa sakit hati terhadap apa yang diucapkan bosku itu. Aku merasa, caranya menatap dan caranya berbicara padaku seperti tengah merendahkan harga diriku. Keluargaku memang tidak lebih kaya darimu, tapi paling tidak keluargaku adalah orang-orang yang selalu berusaha mengerti tentang orang lain.

Aku muak dengan semua ini. ingin rasanya aku tumpahkan segala kekesalan ini. tapi bagaimana? Aku ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, dan aku akan segera keluar dari tempat kerjaku sekarang. Karena sebenarya ada banyak faktor yang tidak mendukungku untuk tetap bekarja di situ. Aku punya sakit maag, dan makan terlambat membuat magg-ku sering kambuh. Apalagi bekerja di situ juga sedikit – bukan sedikit, tapi banyak menguras emosi dan pikiran. Itu juga salah satu hal yang membuat maag-ku kambuh. Selain itu mataku mulai merasa sedikit ada gangguan. Aku tidak mau kalau harus berkacamata.

Ya Allah... Apa yang harus aku lakukan? Aku berusaha, tapi aku bingung...
Bosan, bosan, bosan...
Inginnya libur terus... Habisss di tempat kerja suasanya ga asik. Kesannya mengeluh terus, padahal aku lebih sering  berusaha untuk menghilangkan rasa bosan ini. Pak Bos yang kadang bikin aku jadi kurang nyaman di tempat kerja. Kesannya jadi penuh tekanan gitu, padahal aku itu butuh suasana kerja yang bisa bikin have fun. Kalau kaya gini, jadi pengin cepet-cepet hang out dari tempat kerjaku. Sekarang mesti cari-cari alternatif lain nih...

Jadi penulis? Oke juga. Itu memang salah satu hal yang aku minati. Tapi aku juga pengin buka usaha sendiri. Jadi wirausaha gitu. Pasti asik. Lagian aku ini termasuk orang yang nggak mau diatur-atur, jadi mau nggak mau harus bikin sesuatu yang nantinya aku akan jadi pemegang kendali, ngatur-ngatur gitu. Paling nggak kalau jadi wirausaha

Friday 23 November 2012

Akhirnya, Naskahku Sudah Sampai

9 November lalu aku sudah mengirim naskah novel ke penerbit Bentang Belia, trus hari ini baru dapat konvirmasi kalau naskahku sudah sampai. Senang. Itu pasti. Paling tidak aku tahu kalau naskahku akan segera di proses. Kalau aku lolos evaluasi, maka aku benar-benar akan jadi penulis. Sulit kubayangkan. Tapi aku akan terus berdo'a. Aku benar-benar ingin menjadi penulis. Itu pasti akan terasa sangat menyenangkan. Cita-cita yang tidak pernah terduga sebelumnya. Aku terus berharap, dan harapanku itu tidak boleh putus begitu saja.

Katanya, naskahku akan diproses selama tiga bula. Cukup lama. Aku tak sabar untuk semua itu. Tapi, tak apa, aku akan berusaha sabar untuk menunggu. Paling tidak, sekarang aku punya kesibukan lain selama menunggu pengumuman tersebut. Kesibukan yang benar-benar membuatku sibuk.

Aku juga harus bekerja keras untuk mengejar deadline untuk lomba menulis novel populer yang diadakan penerbit Bentang Pustaka. Deadline 2 Februari, aku harus yakin kalau aku bisa menyelesaikannya sebelum tanggal tersebut.

Ya, terkadang semangat menulisku memuncak, dan kadang sedikit pudar. Aku memanglah hanya seorang remaja dengan emosional dan semangat yang labil. Aku tidak tahu bagaimana untuk mengendalikan dua hal tersebut. Itu sebabnya, aku selalu membutuhkan motivasi yang bisa membakar semangatku. Motivasi yang bisa membuat moodku selalu bagus. ya, aku butuh semua itu. Dan aku butuh orang-orang yang bisa memberikan dua hal tersebut.

Bolehkan Aku Mengeluh?

Terkadang aku bosan,
Terkadang aku lelah,
Terkadang aku merasa kesal dengan apa yang ada di hadapanku.
Bolehkan aku mengeluh?

Aku harus terus berjalan ketika keringat ini tak henti-hentinya menetes
Aku harus terus menatap matahari walau panas menerjang wajahku
Bahkan aku harus melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan.
Apakah sekarang aku boleh mengeluh?

Aku lelah saat harus melakukan semua ini.
Aku tak menginginkannya, tapi kenapa aku harus?
Aku bosan saat harus melakukan hal yang sama.
Jadi, ijinkan aku untuk mengeluh.

Pernah suatu ketika, saat aku mengeluh,
Sebuah kata-kata menampar hatiku.
Dia bilang, aku tak boleh mengeluh.
Aku ingin menangis kala itu.

Bagaimana mungkin aku harus menahan perasaan kesal ini?
Bagaimana mungkin aku harus menahar rasa bosan dan lelah di dalam hati.
Itu menyiksa batinku.
Aku tertekan dan mungkin bisa gila.

Jika memang aku bisa keluar dari semua ini dengan berhenti mengeluh,
Aku akan melakukannya.
Paling tidak, aku mencoba melakukan sesuatu yang bisa membuatku merasa lebih baik.

Aku ingin selesaikan semua ini.
Segera...
Dan aku takkan mengeluh lagi.

Tuesday 20 November 2012

Sumpah deh... Males banget hari ini buat berangkat kerja. Mana harus masuk pagi pulang malam. Agak keterlaluan sebenarnya. Tapi, ya udah deh. Jalani aja. Lagipula aku punya beberapa alasan tersendiri kenapa aku harus tetap berangkat.

Satu hal yang bikin aku kesal, tentu karena suasana kerja yang penuh dengan tekanan. Hahh... Aku ingin bebas dari semua itu. Dikejar deadline setiap saat. Kalau saja aku jadi penulis, walaupun dikejar deadline, tapi paling tidak aku bisa menikmatinya karena aku memang suka menulis.

Lagipula, sekarang ini terlalu banyak aturan. Aku tidak suka hal tersebut

Monday 19 November 2012

Have Fun with Monday

Seru banget liburan hari ini. Pagi-pagi, setelah selesai dengan setumpuk cucian -seperti biasanya-, aku langsung beres-beres rumah, walaupun aku tahu kalau rumahku nggak bakal bisa beres. Jam 10 aku pergi ke perpustakaan buat ngambil kartu perpus yang udah aku buat dua minggu lalu. Sekarang udah resmi jadi anggota perpustakaan, jadi udah bisa pinjem buku ini buku itu. Dan aku pinjam dua buku. Buku yang pertama buku 'Krease Pastisin', sama buku 'Aku'nya Suman Djaja yang ada di film AADC itu lohhh...

Ternyata di perlajanan gerimis. Aku sedikit ngebut naik motornya. Trus aku juga mampir dulu ke toko komputer. Bukan buat beli komputer, tapi buat beli kabel data sama CD-RW. Udah lama MP3ku nganggur gara-gara batrenya habis, trus chargernya nggak ada.

Pulang, pulang. Sampe rumah disuruh buat manen mangga yang ada di pekarangan. Hujan-hujanan jadinya. Kakakku yang naik tangga, pake galah buat ngambil buah mangga yang udah pada mateng di atas pohon. Aku sih di bawah aja, masuk-masukin mangga yang udah di petik ke keranjang.

Lumayan, dapet banyak. Dingin-dingin, langsung OL sambil makan mangga yang barusan dipetik. Apalagi hujan-hujan gini Ibu masak sayur asem. Widiiihh.. pasti enakkk...

Sunday 18 November 2012

Aku ingin keluar dari tempat kerjaku sekarang. Begitu banyak tekanan, dan satu hal yang paling tidak aku sukai adalah saat aku harus dikekang dan dipaksa melakukan sesuatu. Aku orang yang ingin bebas dan tidak ingin berada di bawah kendali orang lain. Ya Allah... berikan bantuan kepadaku. Aku ingin menjadi diriku di mana aku bisa berekspresi. Aku benar-benar merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri.

Monday 12 November 2012

Welcome Home

Tiga hari ditinggal Mama sama Bapak ke luar kota. Rumah rasanya sangat hampa. Kalau biasanya pagi-pagi Mama selalu teriak "Bangun! Udah siang!"... Tapi waktu Mama sama Bapak nggak ada jadi hampa.

Tapi sekarang mereka sudah pulang... Welcome Home!!!

Saturday 10 November 2012

Orang Aneh!

Hari ini tidak masuk kerja lagi. Pas bangun tidur tadi pagi mendadak badanku terasa kurang enak. Mungkin gara-gara tengah malam tadi terbangung. Tadi malam, tepat jam 1, HPku bunyi. Private Number. Aku paling benci kalau ada orang yang menelpon dengan menggunakan Private Number. Aku angkat, barangkali itu dari  orangtuaku, karena sekarang mereka sedang pergi ke Madura.

Begitu aku angkat, ternyata cowok. Nggak tahu itu siapa. Ngakunya dia bernama Rian, anak semarang. Sebel banget kalo ada orang nggak kenal tiba-tiba telpon. Akhirnya aku cuekin aja. Eh... dianya malah telpon terus. Gangguin aja. Udah gitu dia SMS, isinya ngawur banget. Pokoknya dia ngomongin hal-hal yang benar-benar nggak pantes buat dibicarain lewat telpon. Di sini aku nggak perlu cerita apa isi pesannya. Yang pasti aku langsung naik darah habis baca SMS dia.

Akhirnya aku matiin getar di HPku, biar aku nggak keganggu walaupun dia telpon sampe seribu kali. Sebenarnya aku mau nonaktifin HPku, tapi aku takut bangun kesiangan, soalnya alarm yang aku pake itu alarm HP. Nggak ada pilihan.

Lama kelamaan dia jadi makin nyebelin. Aku nggak pengin peduli sama dia, sama semua yang diomongin dia, karena aku merasa itu nggak penting. Bahkan dia bilang dapat nomorku lewat acak-acakan nomor. Alasan jadul tuh. *walaupun nggak tahu bener nggaknya*.

Tiba-tiba dia tanya ke aku, "Sekarang masih sekolah?" trus aku jawab "Masih." dia tanya lagi, "Kelas berapa?" aku juga jawab lagi, "SMP kelas 2." Aku bohong aja deh. Ngapain juga jujur sama orang yang belum tentu jujur sama aku. Sampe akhirnya dia tanya, "Sekarang umurnya berapa?" Aku sempat bingung. Mikir dulu, biasanya anak SMP kelas 2 umurnya berapa ya? Akhirnya aku jawab, "13 tahun." Hahahaha... sumpah aku pengin ketawa banget waktu jawab itu. Aku juga jawabnya pake suara sok polos gitu. Biar aja dia ketipu.

Habis itu, tepatnya setelah aku bilang kalau aku itu anak SMP yang umurnya 13 tahun, dia langsung minta maaf buat semua yang udah dia ucapin di SMS sama telopn dia yang sebelum sebelumnya. Tiba-tiba dia langsung bilang "Kalo gitu kita temenan aja ya." aku jawab, "Ya." Setelah itu aku pamitan mau istirahat. Sekarang udah hampir jam setengah tiga. Setelah itu dia nggak ganggu-ganggu lagi. Mungkin dia pikir aku terlalu kecil buat diajakin teman SMSan. Aku juga ogah pas lihat gaya SMSnya yang bikin perut enek.

Itu dia alasan kenapa pagi ini aku berasa capek banget n kaya orang kurang istirahat, Karena kalau lagi tidur terus ada yang ganggu, otomatis besoknya krasa capek.

Friday 9 November 2012

Untitled

Kemarin kemarin baru libur. Sekarang udah libur lagi. Ya udah, aku mau cerita hal yang ada di tempat kerja deh. Walaupun agak membosankan, tapi aku mencoba menikmatinya.

Seperti biasa, selalu sibuk dan melelahkan. Berawal dari jam 10 pagi, walaupun aku lebih sering masuk jam 10 kurang. Aku sedikit takut kalau terlambat. Padahal setiap aku mendapat jatah masuk pagi, aku lebih sering terlambat.

Beberapa hal menggelikan terjadi dalam kurun waktu seminggu ini. Dimuali dari jam istirahat yang selalu dinanti-nanti. Entah karena sedang emosi, lelah atau karena apa, tapi aku sedikit bingung. Waktu itu aku akan minum, aku ambil gelas dan bergegas mengambil air. Anehnya, aku tidak mengambil air dari dispenser, tapi dari kran tempat cuci piring. Aku sendiri bingung dan kaget. Kok bisa? Hahh..! Pikiranku memang sedang kacau saat itu.

Sekarang mulai tidak betah lagi. Bahkan beberapa teman kerjaku sudah merencanakan untuk keluar dari situ. Dan aku mungkin juga. Aku ingin jadi penulis saja, atau paling tidak aku ingin bekerja di tempat yang sedikit nyaman dengan tenaga yang tidak terlalu diforsir. 

Aku akan mengikuti lomba menulis novel. Kalau aku bisa menang - atau paling tidak menjadi nominasi penulis pilihan, maka aku akan mendapat kontrak menjadi penulis. Bukankah itu hal yang bagus? Tentu. Aku akan mencapai semua mimpiku.

Monday 5 November 2012

Cita-Citaku = Menemukan Jalan yang Tepat Bagiku

Kalau ditanya cita-cita, dalam hati sebenarnya aku punya banyak sekali cita-cita. Mulai dari cita-cita di masa kecil, yaitu ingin menjadi guru Bahasa Inggris. Lalu seiring berjalannya waktu aku punya cita-cita untuk jadi penulis (sejak hobi menulisku timbul di kelas 6 SD). Selang beberapa waktu, aku ingin menjadi guru Matematika, karena aku memang cukup menikmat pelajaran tersebut selama masa sekolahku. Ya, saat aku memikirkan semua itu, aku masih duduk di bangku SMP, semuanya masih nampak seperti sebuah angan-angan.

Aku tidak masuk SMA, tapi SMK. Jurusan Akuntansi tepatnya. Jujur, aku sedikit kualahan saat harus mengimbangi guru dalam pelajran tersebut. Aku harus mengikuti remidial sampai dua kali dalam satu bab pelajaran, bukankah itu hal yang cukup memalukan? Itu baru penyesuaian, aku pikir.

Ternyata aku menyukai pelajaran lain dibandingkan Akuntansi. Aku menyukai pelajaran komputer dan Bahasa Inggris. Hal itu juga membuatku bingung. Mungkin aku akan jadi guru Komputer saja. Karena belajar komputer itu lebih terlihat seperti bermain komputer - menyenangkan. Tapi aku juga menyukai Bahasa Inggris, walaupun bahasa inggrisku sedikit kacau. Tapi belajar bisa sambil berjalan.

Pada suatu hari, ada pelajaran seni rupa. Saatnya menggambar. Aku juga menyukai menggambar. Walaupun gambarku tidak terlalu bagus dan terlihat seperti seorang amatiran, tapi aku pernah membuat gambar terbaik saat kelas 5 SD di sekolah. Bahkan saat SMP aku pernah ditawari untuk mengikuti lomba melukis, tapi karena aku benar-benar masih awam dengan duni seni rupa, aku menolaknya (dan sekarang menyesal. betapa bodohnya aku).

Jadi pelukis juga sepertinya menyenangkan. Melihat objek, mengamatinya, kemudian mengabadikannya di atas kanvas. Aku ingin jadi pelukis. Dan aku selalu menikmati masa-masa saat pelajaran seni rupa berlangsung. Aku ingat sekali, waktu itu aku menggambar matahari terbenam di laut. kuning, jingga dan merah. Hanya ada 3 warna itu di atas kertas gambarku, dan guru seniku bilang "warnanya cukup membara dan sedikit panas". Aku tidak tahu itu sebuah pujian atau apa. Tapi aku merasa senang bisa menggambar apa yang ada di dalam pikiranku saat itu.

Saat kelas 1 SMK, aku pernah melakukan sedikit perjalanan ke sebuah bukit. Aku abadikan setiap momennya. Mulai dari pemandangan, jalan setapak, pepadian dan semua yang aku lewati. Setelah dilihat, hasil jepretan kamera HPku lumayan bagus. Wahh... menyenangkan kalau bisa jadi fotografer. Setiap momen akan diabadikan. Andai aku punya kamera profesional. Mungkin mulai sekarang harus berhemat untuk membelinya.

Begitu kelas 3 SMK, menjelang kelulusan, aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi beasiswa kuliah di PTN. Aku bingung sekali saat harus memilih jurusan yang akan diambil. Sebagian besar teman-teman dikelasku mengambil jurusan Akuntansi, dan aku tidak tertarik dengan jurusan yang satu itu. Akhirnya jurusan Akuntansi aku hapus dari daftar yang aku cadangkan. Sekarang tinggal dua pilihan. Bahasa Inggris dan TIK (Komputer). Itu adalah dua jurusan yang cukup membuatku tertarik selama bersekolah. Aku sudah tidak tertarik lagi pada matematika, karena di semester akhir aku sering mengalami kesulitan untuk bab yang cukup rumit.

Keputusan sudah final. Aku mengambil jurusan Bahasa Inggris. Dan hasilnya.... Aku tidak lolos. Menyesal, terpukul dan sedih. Semua temanku yang mengambil jurusan Akuntansi dapat diterima. Sekarang aku menyesal, "kenapa tidak mengambil jurusan akutansi?". Cukup lama meratapi hal tersebut. Tapi aku sadar bahwa aku tidak boleh menyerah sampai di situ. Akhirnya aku mengikuti jalur tertulis. Dengan berat hati dan keterpaksaan aku mengambil jurusan Akuntansi. Mungkin dengan masuk jurusan Akuntansi aku bisa menjadi seorang pegawai Bank. Pasti menyenangkan. Dan hasilanya.... Aku tidak lolos lagi. Untuk yang kedua kalinya.

Tidak apa. Jangan menyerah!!! Masih ada STAN. Aku menunggu pendaftaran STAN dimulai. Karena aku juga bercita-cita untuk bisa bekerja di kantor pajak. Dan setelah ditunggu.... STAN tidak buka pendaftaran tahun ini. Hatiku semakin terpukul.

Tidak ada cara lain. Aku tidak bisa kuliah tahun ini. Aku mulai berfikir, "mau jadi apa aku nanti? apa yang bisa aku andalkan untuk masa depanku?".

Hampir empat bulan aku di rumah. Tidak ada kegiatan selain blogging, FBan dan menulis novel. Akhirnya aku putuskan untuk menjadi seorang penulis saja. Aku sudah punya 2 naskah novel waktu itu. Lalu aku menulis satu naskah lagi dengan halaman yang cukup banyak. Dan sekarang sudah selesai. 3 naskah novel siap untuk dikirim. Aku benar-benar membulatkan diriku untuk menjadi seorang penulis. Aku kirim salah satu novelku, ternyata halamannya masih kurang. Tak apa. Aku sekarang mencoba untuk menambah halamannya agar memenuhi 45.000 kata.

Semuanya menggantung. Begitu banyak cita-cita di dalam benakku. Jadi, setiap ada orang yang bertanya "kamu ingin jadi apa?" tentu aku tidak akan menjawab "aku ingin jadi dokter" - seperti anak TK. Aku akan diam. Berfikir sejenak dan berkata "aku masih bingung." Tapi mulai sekarang aku tidak akan terjebak dalam hari-hari yang membingungkan. Aku akan memfokuskan diri untuk bisa menjadi seorang "penulis". Karena aku merasa, menulis mampu membantuku berekspresi tentang apa yang ada di dalam pikiranku. Bahkan aku bisa meluapkan segala emosi di dalamnya. Senang, sedih, marah, kecewa. Semuanya bisa aku ungkapkan di situ.

Jadi, cita-citaku sekarang adalah "Menemukan jalan yang tepat bagiku". Karena aku ingin, saat aku bisa mencapai  suatu hal, aku ingin bisa membahagiakan orang-orang di sekitarku.

Libur Lagiiii!!!

Liburan ini, satu target terpenuhi. Akhirnya bisa bikin kartu perpustakaan. Aku memang sedang hobi membaca akhir-akhir ini. Tapi uang di kantong mau ditabung untuk keperluan lain, jadi aku pilih buat bikin kartu perpus aja. Jadi bisa baca buku sepuasnya, dan gratis - walaupun harus dikejar deadline. Maklum, batas peminjaman buku cuma 1 minggu, dan setelah itu kita harus ke perpustakaan lagi untuk memperpanjang . Kalau telat kita juga akan dapat sanksi.

Satu hal yang membuatku senang datang ke Perpusatakaan dan Arsip Daerah di Slawi adalah tempatnya yang sangat strategis. Lantai dua adalah tempat biasanya aku menghabiskan waktu di situ. Duduk di kursi yang nyaman menghadap jendela kaca bersar. Dari situ aku bisa melihat ke sekeliling. Indah sekali. Bahkkan terkadang aku datang ke perpustakaan bukan untuk membaca. Tapi sekedar menikmati pemandangan di situ. Rasanya sangat nyaman dan menenangkan.

Sayang sekali, aku belum sempat mengambil foto perpustakaan itu. Mungkin lain kali, karena ponsel yang aku punya juga tidak memiliki fasilitas kamera.

Novel ketigaku sudah selesai. Dan sekarang aku bingung. Aku ingin menulis judul baru, tapi rasanya belum bersemangat. Semua inspirasi sedang kabur, dan sekarang masih dalam pencarian. Semoga segera ketemu.

Saturday 3 November 2012

Novelku Selesai !!!

Akhirnya novelku yang berikutnya sudah selesai. Butuh waktu cukup lama. Hampir enam bulan mungkin. Tapi setidaknya aku merasa cukup puas denga apa yang aku tulis selama ini. 166 halaman. Itu sudah melebihi targetku yang hanya mematok 150 halaman. Semoga saja novelku bisa segera terbit. Aamiin...

Ceritanya tentu tidak akan aku beberkan sekarang. Biar aku saja yang tahu. Kalian akan punya giliran sendiri  nantinya. Hehehe...

My dream. That should be come true !!!

Novelku Selesai !!!

Akhirnya novelku yang berikutnya sudah selesai. Butuh waktu cukup lama. Hampir enam bulan mungkin. Tapi setidaknya aku merasa cukup puas denga apa yang aku tulis selama ini. 166 halaman. Itu sudah melebihi targetku yang hanya mematok 150 halaman. Semoga saja novelku bisa segera terbit. Aamiin...

Ceritanya tentu tidak akan aku beberkan sekarang. Biar aku saja yang tahu. Kalian akan punya giliran sendiri  nantinya. Hehehe...

My dream. That should be come true !!!

Novelku Selesai !!!

Akhirnya novelku yang berikutnya sudah selesai. Butuh waktu cukup lama. Hampir enam bulan mungkin. Tapi setidaknya aku merasa cukup puas denga apa yang aku tulis selama ini. 166 halaman. Itu sudah melebihi targetku yang hanya mematok 150 halaman. Semoga saja novelku bisa segera terbit. Aamiin...

Ceritanya tentu tidak akan aku beberkan sekarang. Biar aku saja yang tahu. Kalian akan punya giliran sendiri  nantinya. Hehehe...

My dream. That should be come true !!!

Tuesday 30 October 2012

Impian di Depan Mata

Tadi siang pas lagi online, aku ingat satu hal. Ada satu penerbitan buku yang katanya naskahnya boleh dikirim lewat email. Nama penerbitnya Gredien Mediatama. Kebetulan beberapa waktu lalu aku sempat lihat   buku yang berasal dari penerbit tersebut. Kabarnya buku Shitlicious yang ditulis Allit Susanto juga adalah buku terbitan Gradien Mediatama. Akhirnya aku coba aja kirim lewat email. Satu hal mengejutkan. Tak lama setelah itu aku dapat balasan email. *sedikit kecewa* katanya naskah novelku terlalu pendek. Berdasarkan persyaratan, panjang naskah minimal 45.000 kata, sedangkan punyaku baru 32.000 kata lebih sedikit. Ditolak.

Sebenarnya bukan ditolak sih, cuma emang belum bisa lolos seleksi awal. Katanya aku cuma perlu sedikit merefisi biar panjang naskahnya sampe 45.000 kata. Ya, aku coba deh. Sebenarnya aku udah punya satu naskah yang jumlah katanya lebih dari 45.000 kata, cuma belum selesai. Mungkin aku bakalan pake buku yang itu.

Semangat menulisku berkobar lagi. Berdo'a untuk ke depannya. Semoga keinginan untuk jadi penulis bisa terwujud.

Libur Telah Tiba...

Lama nggak nengokin blog. Jadi banyak sarang laba-laba nih. Ya, biasanya sesibuk-sibuknya aku pasti sempat buka blog. Cuma berhubung koneksinya akhir-akhir ini rada kacau, akhirnya aku nggak bisa buka blog. Males banget kalau harus nunggu berjam-jam sekedar buat mbuka beranda blog. Ya, akhirnya terpaksa blog ini dianggurkan selama beberapa hari.

Beruntung banget bisa dapat hari libur. Ya, walaupun hari liburku melenceng satu haru. But it's Ok! Seenggaknya aku punya waktu yang sama seperti saat aku libur hari senin. Menyenangkan. Aku punya banyak rencana hari ini. Yang pertama pengin pergi ke salon buat potong rambut. Udah nggak nyaman sama rambut panjang yang modelnya nggak karuan kaya gini. Setelah itu aku pergi ke perpustakaan daerah. Dari dulu mau gabung jadi anggotanya nggak sempat. Ya maklum, persyaratannya lumayan ribet. Mesti minta stempel dari kelurahan juga.

Habis itu aku pengin nyari buku yang bagus. Ya, walaupun kemari-kemarin aku habis beli satu novel - dan aku belum sepat baca tapi udah terlanjur dipinjam teman. No problem.

Berdo'a saja kalau hari ini semuanya akan berjalan lancar. Setidaknya aku juga punya rencana mau bikin bakso. Soalnya beberapa kilo daging sapi yang ibuku dapat dari hari raya idul adha di hari jum'at kemarin dibuat jadi bakso. Lumayan lahhh... Kalau biasanya harus nguras dompet 5 atau 6 ribu buat semangkuk bakso, nanti aku bisa makan sepuasnya. Dan gratis.

Let's enjoy my holiday ...

Thursday 25 October 2012

Lagi dan Lagi


Aku bukan orang yang suka mematahkan hati orang lain. Jadi aku peringatkan lagi. Semua yang aku lakukan semata-mata untuk menghindari orang lain berharap lebih. Bukannya terlalu pede, tapi aku memang tidak nyaman dengan sikap seperti itu. Sok akrab, sok perhatian dan sebagainya. Aku menyukai sesuatu yang biasa-biasa saja. Berbicara seperti biasa, membicarakan hal-hal yang umum untuk dibicarakan bersama orang banyak.

Tapi, semua yang kau lakukan itu membuatku tertekan. Mungkin saja aku salah saat berfikir kau menginginkan lebih dari itu, tapi aku sungguh merasa kurang suka dengan sikapmu. Aku tidak butuh perhatian seperti itu. Kalimat-kalimat sok perhatian seperti itu, aku tidak suka. Bersikaplah sewajarnya. Karena hal yang wajar wajar saja membuatku merasa lebih nyaman.

Aku tidak akan membuka hati untukmu, untuk siapapun saat ini. Karena pada dasarnya aku belum berkeinginan untuk menjalin suatu ikatan yang aku sendiri tidak mengerti artinya. Aku tidak tahu apa itu pacaran, apa yang dilakukan orang pacaran, apa yang diobrolkan orang orang yang sedang berpacaran. Aku tidak tahu tentang semua itu, dan aku belum ingin mengetahuinya. Aku masih menikmati masa-masa seperti ini, bersamaan dengan keinginan di dalam hatiku untuk kembali ke masa lalu, masa kecilku yang selalu terasa lebih menyenangkan.

Aku lebih membutuhkan kasih sayang dari orang orang di sekitarku, keluargaku, teman-teman, sahabatku yang selalu membuatku merasa nyaman saat bersama mereka, karena mereka memperlakukan aku sebagaimana seharusnya. Mereka memberikan perhatian dengan kadar yang aku butuhkan. Aku tidak membutuhkan perhatian yang terlalu berlebihan seperti itu.

Sementara di sini aku menutup hati untuk semua orang, aku tengah menunggu seseorang yang begitu lama tak datang. Seseorang yang lama tak aku jumpai. Aku, begitu menyukai seseorang akan sulit untuk melupakannya. Hingga saat ini, aku masih menunggu dia datang. Pintu hatiku hanya satu. Terbuka untuknya, tapi dia tak datang juga. Mungkin saatnya bagiku untuk menutup pintu itu. Menyimpan kuncinya di dalam hati  nurani, membiarkannya untuk menuntunku menuju seseorang yang paling tepat.

Tuesday 9 October 2012

Kecewa...


Kenapa sekarang beberapa bagian hidupku berubah? Seseorang yang dulu pernah menjadi bagian dari hari-hariku kini telah melupakan aku dan yang lainnya. Menyakitkan. Mungkin sekarang dia tidak membutuhkan aku dan yang lainnya, jadi dia memutuskan untuk tidak peduli lagi bahwa dia pernah menjadi bagian dariku.

Aku hanya mengatakan apa yang juga aku rasakan. Dan ternyata beberapa temanku juga merasa begitu. Dia berubah, seolah-olah tidak pernah mengenalku dan yang lain. Begitukah? Ya, mungkin itu alasan kenapa aku tidak mendapat keberhasilan dengan jalan yang sama seperti dia. Allah tidak menginginkanku untuk melupakan teman-teman seperjuangan yang telah berusaha bersama-sama sejak awal.

Aku senang saat teman-temanku mencapai keberhasilan, karena mungkin saja keberhasilan mereka juga akan membuka jalan untukku dan yang lain. Tapi, kenapa justru seperti ini? Keberhasilan membuatnya melupakan aku. Aku tidak mengharap banyak. Aku juga tidak dapat berteori di hadapannya, karena itu bukanlah sesuatu yang bisa aku paksakan.

Terimakasih saja untuk semua yang pernah dia bagikan untukku, untuk teman-temanku yang juga adalah teman-temanmu. Sekarang, di saat dia telah meninggalkan aku dan beberapa orang yang sama sepertiku, aku dan yang lain akan mencari jalan sendiri. mencari jalan yang mungkin akan membuat kami menjadi pribadi yang lebih baik. 

Berharap, semoga do'a orang-orang yang menyayangiku dan teman-temanku akan mengantarkan langkah ini ke arah yang benar. Semoga dengan segenap ketulusan dan usaha yang terus kami lakukan akan menjadikan kami sebagai orang-orang yang bisa membawa kebaikan bagi sesama.

Aku ingin bisa menjadi pribadi yang maju, optimis memandang masa depan. Tetapi sesekali aku juga akan menoleh ke belakang, memastikan bahwa teman-temanku juga akan maju bersama-sama. Karena kebersamaan itu membuat kita tidak kesepian. Aku mungkin tidak boleh selamanya bergantung pada orang lain, tapi bagaimanapun juga aku tidak akan bisa melakukan semuanya sendiri. Karena aku akan selalu membutuhkan motivasi dan dorongan dari kalian semua, wahal sobat....

Sunday 7 October 2012

Back to Writing


Mungkin ini adalah saatnya untukku memutuskan apa yang harus aku ambil ke depan. Aku ingin tetap tinggal di sini, tapi aku ingin bisa mencapai sesuatu yang mungkin berarti dan bisa membantuku serta orang-orang di sekitarku.

Aku ingin membulatkan tekadku untuk menjadi seorang penulis. Kelihatannya itu hal yang menyenangkan. Aku suka menulis, dan aku punya khayalan yang bisa di bilang cukup tinggi. Aku harus memulainya dari sekarang. Di tempat kerja, terkadang aku memiliki waktu luang, jadi akan aku gunakan untuk menyelesaikan novel yang sudah melewati masa deadline itu. Aku harus meyakinkan diri. Itu tidak mudah, terlalu banyak hal yang membuat perasaanku bad mood dan apa yang aku tulis menjadi kacau.

Sekarang aku memiliki kesempatan untuk mengirim salah satu ceritaku ke redaksi Gagas Media. Aku juga mendapat kabar bahwa penerbitan buku Bentang sedang membuka lowongan untuk penulis. Dengan mengirimkan salah satu cerpen yang kita buat sendiri, sangat memungkinkan untuk bisa menjadi bagian dari penerbit tersebut, dan aku akan mencobanya.

Aku merasa nyaman saat sedang menulis, walaupun terkadang aku kehabisan akal. Terkadang aku bingung, apa yang harus aku tulis? Sebenarnya ada begitu banyak ide di dalam otakku, tapi aku sedikit kesulitan untuk mengungkapkannya. Berekspresi itu tidak mudah. Tapi aku merasa tertantang untuk melakukannya. Semakin banyak hal yang membuatku kesulitan, semakin aku merasa tertantang. Aku ingin bisa menaklukan semuanya. Setidaknya, aku ingin menaklukan rasa malas yang sering menghinggapiku.

Ayolaaahhh....! Aku suka menulis dan aku bisa menulis. Tapi kenapa rasanya ada sesuatu yang menghambatku? Aku sendiri tidak tahu. Bagaimana aku akan menyingkirkan penghalangku kalau aku sendiri tidak tahu apa yang menjadi penghalang? Memahami apa yang menimpa diri sendiri kadang lebih sulit. Aku tidak tahu harus bagaimana. Dan tidak ada yang bisa menolongku. aku sedih. Aku bingung. Aku butuh orang yang bisa menjadi teman bicaraku. Aku ingin apa yang aku harapkan bisa tercapai. 

Saturday 6 October 2012

I Want to Stay

Seperti biasanya, di hari Sabtu aku selalu pulang kerja lebih awal. Menyenangkan rasanya, jadi punya waktu lebih banyak untuk berkumpul bersama keluarga. Bagaimanapun juga mereka adalah orang-orang yang selalu ada untukku. Ya, semoga mereka akan selalu ada untukku.

Ada satu hal yang membuatku senang hari ini. Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu tiba juga, hari ini gerimis turun. Itu cukup, walaupun aku berharap akan ada hujan dalam waktu dekat. Setidaknya hujan--atau mungkin gerimis bisa membuat suasana lebih sejuk dan menenangkan. Terkadang cuaca yang terlalu menyengat membuat emosi begitu labil.

Hari ini aku makan mie ayam bersama keluargaku. Sekarang aku yang bayar, anggap saja ini ucapan syukur dariku. Walaupun uang yang aku miliki tidak seberapa, tapi hal itu bisa membuat orantuaku senang. Aku juga ikut senang bisa melihat orangtuaku memakan makanan hasil kerjaku sendiri.

Tapi, barusan aku mendapat kabar dari temanku, Ida, katanya dia akan pergi ke Jakarta. Jujur saja, aku belum siap untuk meninggalkan keluargaku. Aku masih ingin tinggal di sini. Saat Ida mengatakan dirinya akan pergi ke Jakarta, saat itu juga aku merasa sedih. Akankah aku sendirian di sini? Yang lain sudah terlanjur meninggalkanku. Ya, setiap orang punya jalannya masing-masing. Aku ingin terus bersama-sama, karena kami memang bersama-sama sejak awal. Tapi, tidak mungkin aku mencegahnya. Itu jalan yang ingin dia ambil.

Ada banyak alasan yang membuatku tak siap meninggalkan rumah. Yang pertama, tentu saja karena aku tidak tega meninggalkan ibuku. Siapa yang akan membantunya mengerjakan pekerjaan rumah? Mungkin aku tidak banyak membantu, tapi setidaknya aku bisa sedikit meringankan pekerjaan ibuku. Alasan yang kedua, karena aku belum siap untuk semua kemungkinan yang akan terjadi nanti. Bagaimana kalau aku ingin pulang? Bagaimana kalau aku rindu dengan keluarga di rumah?

Aku sendiri bingung dengan diriku. Apakah dengan pola pikir yang seperti ini aku akan bisa berkembang? Entahlah. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku masih memilih jalan untuk ke depan. Dan apapun jalan yang kau ambil, aku akan selalu mendo'akanmu, temanku...

4th October 2012

Akhir-akhir ini kesabaranku dan teman-teman kerja memang sedang diuji. Ada ada saja hal yang bikin kita jadi bad mood. Bahkan waktu hari kamis aku sampai menangis di tempat kerja. Jujur aja, waktu itu aku lagi bingung, kaget plus kesal. Gimana enggak?! Ada seorang pelanggan yang permintaannya itu ribet banget, udah kaya gitu dia nggak sabaran lagi. Pak, tangan saya itu cuma dua, saya bukan Tuhan yang tinggal bilang "kun fayakun" terus semuanya jadi. Lagian waktu itu lagi banyak pelanggan, mau nggak mau aku juga harus bantuin yang lain. Eh, itu bapak-bapak malah bilang "Mba, itu yang dikerjain punya saja saja dong. Yang lainnya biar teman-teman mba yang ngerjain."

Halllooooo....?! Liat pelanggan yang bijibun kaya gitu, masa aku mau ngelimpahin semuanya saman teman-teman? Nggak adil banget dong, selama aku bisa bantu, ya aku akan bantu. Lagian waktu itu aku lagi nungguin ngeprintnya selesai, jadi aku bisa ngerjain yang lainnya dulu. Tapi itu bapak-bapak bener-bener bikin dongkol. Aku malah dibentak-bentak, temanku yang lainnya juga dimarahi sama bapak-bapak itu. Spontan aku langsung nangis, cuma aku berusaha nahan, malu juga kalau ketahuan nangis. Tapi beneran deh, waktu itu suasana hati lagi kacau, semua kerjaan berantakan.

Nggak cuma sampe di situ. Malamnya ada seorang bapak-bapak yang minta diketikin surat. Waktu itu jam 19.30, saatnya tutup hampir tiba. Trus bapak-bapak itu bilang "Mba, ketikin surat ini ya, trus di print di kertas ini. Saya tunggu, katanya di sini pengetikan kilat."

WHAT???!!! Surat yang panjang-panjang kaya gitu minta diketikin dalam waktu 10 menit? Gila lo ya?! Akhirnya aku jawab terus terang, "Di sini memang ada pengetikan, tapi kalau panjang kaya gitu nggak bisa selesai dalam waktu yang cepat. Kalau ngambilnya besok mungkin bisa."

Tiba-tiba itu Bapak langsung marah-marah, "Itu tulisan di depan bohong. Copot aja!"

Ihhhhh!!!!!! Nyebelin banget pokoknya. Ya, lihat sisi positifnya aja. Anggap semua ini sebagai ujian. Ya, ujian...

Monday 1 October 2012

1st October

Beberapa hari terakhir ini kesabaranku benar-benar diuji. Bagaimana tidak? Di tempat kerja, hampir semua pelanggannya sangat rewel. Permintaan mereka aneh-aneh. Yang paling nyebelin lagi kalau ada yang minta dieditin foto, gonta-ganti background, bingkai, kontras, pewarnaan, pokoknya macem-macem, habis itu malah nggak jadih. Hiiihhh!!! Pengin banget aku lembar itu monitor. 

"Sabaaaarrrr......" sambil ngelus dada aku menyemangati diri sendiri. Nggak mungkin juga kalau aku lempar mouse atau monitor itu. Bagaimana pun juga pelanggan adalah raja. Ya, begitulah kata pepatah.

Setiap hari aku tersengat listrik. Hal itu sulit untuk dihindari, karena memang pekerjaanku berkaitan dengan hal-hal seperti itu. Tak jarang saat menghubungkan kabel data dengan kamera aku tersengat listrik. Aku takut dengan hal itu. Tapi tidak bisa dihindari.

Kecelakaan kerja lainnya yang mungkin terjadi adalah terkena pisau cutter. Seperti yang barusan terjadi tadi. Agil, saat sedang memotong kertas dengan cutter, tanpa sengaja cutter itu mengenai tangannya. Darah lansung keluar begitu banyak. Pemandangan yang benar-benar membuatku merinding dan pusing. Aku selalu takut saat melihat darah segar yang keluar begitu banyak.

Ini adalah tanggal 1 Oktober, tapi kesabaranku benar-benar diuji sampai ingin meledak rasanya. Sabarrrr, sabarrr... Sedari tadi aku terus mengelus dada. Ini latihan menahan emosi. Jangan sampai kalah dengan emosi yang sulit diatur. Sekarang bukan aku yang diatur emosi, tapi emosi yang akan aku atur...

Friday 28 September 2012

28th September 2012 (Jum'at Kliwon)


Hari ini serba aneh. Pokoknya aneh seaneh-anehnya. Dimulai dari tragedi pada pukul 9.30 pagi. Aku berencana membuat SKCK buat daftar kerja. Aku dianter sama Nur pake motor, tapi pas hampir sampe malah ada tilangan polisi, akhirnya langsung puter balik, dan nggak jadi bikin SKCK.

Langsung pergi ke tempat kerja. Sekalian aja, aku dianter sama Nur. Mumpung dia lagi senggang, lumayan juga nggak perlu panas-panasan plus naik angkot. Sampe di tempat kerja langsung sibuk. Bantuin ini itu. Gunting, gunting, edit, edit, print, print. Pokoknya kesibukan khas tempat percetakan deh. Heran banget. Hari ini kok bisa rame banget ya?

Kalo masalah rame, nggak terlalu perlu diributin. Yang bikin heran adalah, kenapa permintaan orang-orang hari ini aneh semua? Ada yang mau ngeprint tulisan, "Mba, halamannya di atas sama di bawah ya, yang ada tulisan babnya di bawah, yang nggak ada di atas. Trus daftar pustakanya ditulis miring pas bagian judul buku. Jangan lupa nanti daftar isinya diketik yang rapi."

Itu baru salah satu hal yang bikin kesabaranku hampir sampe ujung. Darah udah sampe leher. Aku sampe cuekin aja itu orang. Salah siapa mintanya aneh-aneh, minta cepetan pula, ya udah, aku kerjain ada sebisanya. Tapi untung deh, bisa sukses.

Pas jam 12 lebih, Vega yang kebetulan lagi jaga di warnet telpon, dia nangis-nangis, katanya ada orang gila yang nyumpahin dia. Ya, kalo aku ada di posisinya juga takut. Kasihan banget dia. Mana anak-anak yang cowok lagi pada jum'atan, jadi nggak ada yang bisa nemenin dia di warnet.

Ada lagi hal yang lumayan bikin bingung. Ada orang mau ngeprint dokumen power point, "Mba, satu lembar HVS dibuat dua slide ya. Tapi halaman pertamanya satu slide aja. Nanti bagian depannya pake mika kuning. Halaman belakangnya ditambahin satu lembar, trus dijilid."

Sebenarnya masih ada banyak hal yang bikin aku pusing hari ini. Capek buat nyeritain satu-satu. Ini aja aku ngetik pake sisa-sisa tenaga. Udahan, mau istirahat, soalnya besok mesti berangkat pagi.
Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku sudah punya prinsip  baru saat bekerja. Saat aku melakukan hal tersebut, aku  merasa lebih baik. Aku tidak perlu terlalu peduli dengan teman-teman yang lain. Aku hanya perlu melakukan hal-hal yang mungkin akan membawa kebaikan untukku dan tidak merugikan orang lain. Itu saja cukup.

Jadi, sekarang tidak akan ada lagi yang namanya merasa dicuekin, karena aku akan membuat diriku menjadi sibuk.

Thursday 27 September 2012

Beberapa hari terakhir ini aku merasa kurang nyaman dengan suasana di tempat kerja. Tapi aku tidak akan membiarkan diriku menjadi begitu tak berdaya. Setidaknya mulai sekarang aku harus punya prinsip baru. Saat waktunya berangkat kerja, aku akan berangkat. Di sana aku akan melakukan apa yang memang seharusnya aku lakukan. Saat ada yang tidak aku mengerti, aku akan bertanya. Saat jam istirahat dan jam ibadah, aku akan melakukannya. Saat tiba waktu pulang, aku akan langsung pulang. Waktu senggang yang lumayan banyak akan aku isi dengan belajar hal-hal yang belum aku pahami. .

Ada begitu banyak hal yang belum aku pahami. Aku masih harus belajar banyak. Jadi, saat ada waktu senggang di tengah-tengah jam kerja, aku akan memanfaatkannya untuk belajar.

Aku tidak tahu kenapa, akhir-akhir ini aku merasa sangat kacau. Aku terlalu sering melakukan kesalahan, cara kerjaku semakin lambat. Entahlah, aku sendiri tidak tahu kenapa. Aku rasa aku harus meningkatkan kwalitas kerjaku. Ya, mungkin harus begitu.

Aku minta maaf pada teman-teman, karena aku sering membuat mereka repot. Maaf, maaf ...

Saturday 22 September 2012

Sabtu Malam...

Sekarang malam minggu. Tapi kayanya lebih asik disebut Sabtu Malam. Maklum, beginilah seorang jomblo. Orang yang punya banyak waktu luang bersama keluarga. Setelah pulang kerja jam 17.30 tadi, sekarang saatnya bersantai ria. Kumpul bersama keluarga sambil nonton Master Chef. Kebetulan udah dua episode nggak nonton, dan sekarang nggak mau ketinggalan.

Kerja hari ini lumayan menyenangkan. Ada sedikit tambahan hal baru yang aku dapat. Pagi-pagi aku berangkat naik angkot. Kebetulan setiap sabtu di tempat kerjaku buka jam 8, jadi aku berangkat setengah 8 dari rumah.

Aku sampe di sana bareng sama Arif, teman kerjaku juga. Karena pintu masih di tutup, aku duduk sebentar dan ngobrol-ngobrol. Nggak nyangka banget. Ternyata Arif itu dulu teman Mas Iyang waktu SMA. Wah, katanya pula dia udah pernah ke rumahku. Pantesan aku nggak asing waktu pertama lihat dia.

Hari ini Mas Inu nggak berangkat, trus Vega di warnet, akhirnya di situ cuma ada aku, Mas Arif trus Agil. Ada Mba Lia juga sih. Untung hari ini nggak serame biasanya. Trus sorenya Agil mesti nganterin ibu-ibu ke mana gitu, aku nggak paham. Akhirnya tinggal aku sama Mas Arif. Ya udah, beres-beres langsung.

Pas udah mau pulang, Agil sama Vega datang. Sebenarnya sih mau sekalian latihan, tapi Mas Arif udah terlanjur pulang duluan. Ya udah deh, akhirnya latihannya nanti. Katanya mau nyiapin materi dulu. Asik, jadi kaya les deh.

Jadi sekarang masih bisa bersantai ria... Selamat bersabtu malam...  :D

Friday 14 September 2012

First Job

Asiknya kerja di tempat kaya gini... Walaupun pulangnya kadang kemalaman, sampe jam 9, tapi rasanya nggak terlalu berat. Walaupun setiap hari mantengin komputer sambil pengang mouse dan keyboard, tapi asik juga. Ketik-ketik-ketik... Itu yang paling aku suka. .

Kenalin dulu tempat kerjaku. Salah satu tempat percetakan foto. Nggak cuma nyetak foto aja, ada fotocopy, rental, alat tulis, perangkat komputer, banner, undangan, dan lain-lain. Pokoknya banyak banget deh. Kebetulan dari dulu sebelum aku kerja di situ udah sering datang buat ngafdrek foto, jadi udah nggak asing lagi.

Saatnya kenalan sama teman-teman baruku. Pertama ada Vega, sebenarnya dia temanku sejak di SMK, cuma nggak satu kelas. Dia juga yang pertama ngajakin aku buat kerja di situ. Yang kedua ada Agil. Aku nggak tahu pasti namanya siapa. Anaknya asik, enak diajak ngobrol, dan nggak bikin stress. Kabarnya dia saudara Vega. Aku juga ngggak tahu pasti. Tapi dia selalu berangkat pakai sepeda. Sekarang ada Mas Inu. Nama aslinya agak sulit diingat. Lumayan panjang. Tapi seingatku nama depannya Ibnu. Dia juga lulusan SMK yang sama denganku, dia juga dari lulusan akuntansi. Cuma dia lulusan 2009. Berarti aku masuk, dia lulus. Dia yang paling jago di antara semuanya. Bisa dibilang dia itu senior. Ada dua orang lagi yang juga udah lumayan lama di situ. Mba Lia dan Mba Isqi. Mba Lia orang pertama yang jadi partnerku, trus ngajarin aku. Mba Isqi jarang ada di situ, kabarnya dia jaga di warnet.

Kalau bosnya namanya Om Etik. ia punya istri yang juga dulu lulusan SMK yang sama kaya aku, Vega dan Mas Inu. Lumayan banyak juga lulusan dari SMK 1 Slawi di situ.

Setiap hari dapat shift yang berangkat jam 10 pagi pulang jam 8 malam. Tapi berhubung aku takut telat, aku selalu berangkat lebih awal. Lumayan, bisa bantu-bantu dulu.

Kalau lagi rame, susah nyari waktu buat istirahat. 6 orang aja kadang masih keteteran, jadi mesti rela telat makan siang. Bahkan aku juga pernah makan siang jam 3. Sebenernya sih itu nggak bisa dibilang makan siang. Alhasil aku sakit, malamnya mesti dikerokin sama Mama. Minum obat pula. Nyesek deh pokoknya. Tapi mulai sekarang mesti pintar-pintar nyuri waktu buat makan tepat waktu. Aku nggak mau tahu, pokoknya sebelum jam 2 perut harus udah keisi.

Kalau udah malam, pas jam pulang, saatnya bagi-bagi gaji. Kebetulan bayarannya harian, lumayan bisa buat jajan. Asal bisa nyimpen uangnya pasti nggak cepet habis. Trus mesti nunggu jemputan deh. Kalau udah malam kaya gitu nggak ada angkot lagi. Sampe rumah kadang jam setengah sembilan atau jam sembilan. Mama pasti udah ngrebus air, tinggal mandi, makan trus tidur. Kalau sempat, OL dulu deh...

Pokoknya setiap hari kaya gitu deh. Makanya, aku minta maaf buat semua teman yang sering SMS tapi nggak sempat aku bales. Kalau bisa curi-curi waktu, aku pasti bales SMS kalian secepetnya.  :D

It’s All About 10 September 2012






Nggak kerasa, ternyata sekarang saatnya mengucapkan “Goodbye seventeen”. Sedikit tidak rela sebenarnya, karena saat usiaku bertambah, saat itulah sisa umurku berkurang. Aku tidak mau mengeluh akan hal itu. Bagaimana pun juga aku harus bersyukur, setidaknya aku masih diberi kesempatan untuk merasakan hidup selama 18 tahun. Itu waktu yang terasa sangat cepat.



Yang pertama, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, tanpa kehendak-Nya, mustahil aku masih ada hingga saat ini. Dan terima kasih untuk orangtuaku. Bapak, Ibu, maafkan Hana kalau selama ini sering membuat kesal. Hana hanya ingin mendapatkan perhatian lebih dari kalian. Pada dasarnya, Hana sangat senang memiliki orangtua yang begitu baik seperti kalian. Love you.



Terimakasih juga untuk teman-teman. Betapa senangnya aku saat satu persatu SMS berdatangan. Bahkan seseorang rela tidak tidur agar bisa menjadi yang pertama mengucapkan ulangtahun kepadaku. Terimakasih.



Sekedar ingin meriview segala sesuatu yang terjadi di usiaku yang ke-17 tahun lalu. Saat itu aku mendapat hadiah tiket kereta api. Untuk pertama kalinya aku naik kereta api, dan itu bertepatan dengan hari ulangtahunku. Hadiah yang luar biasa.



Selang waktu berjalan sejak usiaku memasuki 17 tahun, jujur saja aku tidak merasakan sesuatu. Rasanya biasa saja. Bahkan aku tetap sama seperti dulu, kekanak-kanakan. Aku tak peduli dengan hal itu, karena aku tidak ingin menjadi orang dewasa karena sebuah paksaan.



Aku mendapat begitu banyak pelajaran saat usiaku 17 tahun. Hingga akhirnya keadaan memaksaku untuk bisa belajar bersabar. Aku tidak berhasil dalam SNMPTN undangan saat aku umur 17 tahun. Kemudian aku ikut SNMPTN tertulis, dan aku juga tidak berhasil. Itu adalah sesuatu yang menguji kesabaran. Tak menyangka bahwa aku bisa melaluinya. Terimakasih untuk semua orang yang selalu mendukungku.



Hari ini, tepat di ulangtahunku yang ke-18, adalah hari di mana aku menghasilkan uang memalui usaha sendiri. Aku mulai bekerja hari ini. Masih berstatus trainee, tapi lumayan. Aku mendapat banyak pengalaman hari ini. walaupun tidak merayakan ulangtahun dengan siapa pun, aku tetap senang. Setidaknya aku memulai awal usia 18 tahunku dengan sesuatu yang baik. Belajar mandiri.



Back to the past. Kemarin, sehari sebelum aku berulangtahun, tepatnya 9 September, aku, ibuku, kakakku dan keponakanku pergi ke Guci. Sekedar liburan. Walaupun mereka nampaknya tidak tahu kalau itu adalah sehari sebelum ulangtahunku. Aku anggak saja itu sebagai hadiah ulang tahun. Merayakan ulangtahun di H-1. Berendam air panas dan makan bersama. Menyenangkan, walaupun tidak ada yang mengucapkan ulangtahun waktu itu.



Entah bagaimana lagi aku mengungkapkannya. Sepanjang aku dalam perjalanan menuju usia 18, aku mendapatkan begitu banyak pelajaran. Mulai dari hal-hal yang membuatku bersemangat, sampai hal yang hampir memusnahkan semangatku. Semua itu adalah pelajaran yang berguna. Terima kasih, semuanya.



Tidak ada yang bisa aku lakukan, aku hanya ingin tetap mencoba menjadi orang yang lebih dalam segala kebaikan. Aamiin...

Thursday 6 September 2012

Pagi ini habis nganter Ida ke Depnaker buat bikin kartu kuning. Terpaksa naik angkot dari Km 0 kota Slawi, tepatnya di lampu merah dekat toko Kat*yo. Mesti jalan kaki 1Km lebih dari rumah. Belum apa-apa keringatnya udah banjir... Panas pula.

Lega tuhhh... Akhirnya dapet angkot juga. Langsung menuju Depnaker, apa lagi Ida udah nunggu sampe kering di depan fotocopyan. Waktu Ida SMS aku suruh biar angkotnya ngebut, ehh itu angkot ngebut beneran. Asiiikkk... bisa sekalian ngilangin keringet.

Pas udah sampe depan fotocopyan aku langsung beli minum. Kasihan ini tenggorokan yang udah kering kerontang. Hal yang tidak disangka terjadi. Aku dan Ida ketemu sama Kintya. Dia itu teman aku waktu PKL. Dia masih kaya dulu, lucu. Bedanya sekarang dia pake kerudung. Tambah cakep.

Akhirnya bertiga masuk Depnaker. Pertama beli stopmap, trus ngisi form, nunggu kartunya jadi. Waktu kartunya udah jadi, mesti fotocopy, nunggu legalisir lagi. Ya, kalo ditotal jadi 1 jam. Habis itu langsung makan mie ayamnya Om Tri di depan sekolah. Rasanya sama, tapi harganya beda. Naik 1000.

Setelah kenyang, waktunya pergi ke warnet. Aku sih nggak maen, cuma nemenin Ida. Seru juga. Buka-buka website keren. Tapi yang pasti bukan website porno loh... Anti banget sama yang kaya gitu. Kita generasi peneruh bangsa gitu... *lebayyyy

Sampe jam 1, terus pulang. Sampe rumah jangan lupa nonton 49 Days. Udah pernah sih, cuma seru aja filmnya. Tiba-tiba laper lagi. Akhirnya makan nasi. Setelah makan nasi, aku lihat ada kupat lengko tadi pagi nggak dimakan. Daripada dibuang, akhirnya aku makan aja dehhh... mantappp....

Sorenya, aku potong rambut. Salonnya ngga jauh-jauh amat. Cuma berjarak 100m dari rumah. Sebenarnya aku nggak terlalu niat buat potong rambut. Apalagi kalau dimodel-model. Pasti nanti rambutnya rusak, ya bercabang lah, ya melengkung ke luar lah... Jadi aku bilang aja sama orang yang motongin rambut biar motongnya lurusan aja. Alhasil rambut yang aku panjangin cukup lama jadi pendek lagi. Aku itu emang orang yang nggak betah sama rambut panjang. Baru sepundak, langsung dipotong. Repot aja kalo punya rambut panjang...

Wednesday 5 September 2012

Cukup lama aku di rumah, menghabiskan waktu dengan hal-hal yang mungkin tidak begitu penting. Menulis, blogging, chatting, dan hal-hal lain yang intinya hanya untuk bersenang-senang untuk menghilangkan rasa bosan. Sekarang aku berfikir, kelihatannya berprofesi sebagai tukang becak, pemulung, pedagang asongan dan kuli bangunan lebih baik daripada tidak bekerja.

Pada dasarnya, semua yang dilakukan oleh orang-orang dengan profesi mereka masing-masing adalah bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Sebagaimana yang dilakukan orangtua dan saudara-saudaraku. Sayang sekali, sekarang aku tidak bisa berbuat banyak. Hanya seperti ini yang bisa aku dilakukan. Berusaha untuk membantu pekerjaan Ibu di rumah. Walaupun kadang membosakan, tapi memang hanya itu yang bisa aku lakukan. Dan itu lebih baik daripada aku tidak melakukan apa-apa.

Mungkin alasan kenapa aku belum bisa kuliah atau kerja adalah karena aku memang harus membantu orangtuaku dulu di rumah. Mungkin saat ini orangtuaku memang membutuhkan bantuanku, dan Allah berkehendak agar aku melakukan semua itu.

Aku masih berusaha hingga saat ini. Mencari pekerjaan yang kiranya bisa membantuku untuk mencukupi uang jajanku. Paling tidak biar aku tidak perlu minta uang sama orangtua. Ya, beginilah. Aku tetap berusaha dan berfikir positif. Kalau aku terus mengeluh, hidup ini akan terasa semakin sulit. Saat aku berfikir aku baik-baik saja, maka saat itulah aku akan baik-baik saja.

Tuesday 4 September 2012

Proud Be Myself

Bolehkah aku merasa iri pada mereka? Pada kenyataannya aku mungkin belum bisa menjadi seperti mereka. Ketika orang lain ada kemajuan, aku masih tetap seperti dulu. Aku tidak bermaksud untuk tidak mensyukuri apa yang aku dapatkan sekarang, aku hanya ingin bisa menjadi orang yang lebih maju. Setidaknya satu langkah membuatku memiliki harapan untuk mengejar dan menyamakan langkah dengan mereka.

Saat aku duduk sendiri, aku terkadang berfikir. Apakah hanya aku yang seperti ini? Aku juga tidak mau terus-terusan melihat orang yang berposisi ada di atasku. Terkadang aku harus menoleh ke bawah atau ke belakang. Pada dasarnya tidak hanya aku yang berada di posisi seperti ini. Bahkan mungkin ada orang lain yang berada jauh di bawah atau di belakangku. Itu bukanlah hal yang akan menurunkan semangatku untuk terus maju, tapi itu adalah sesuatu yang bisa menjadi tolak ukur agar aku menjadi orang yang lebih bersyukur.

Aku juga tidak hanya diam. Aku mencoba mengambil langkah pertama, tapi terkadang aku tak tahu cara memulainya. Kalau yang dibutuhkan tekad dan keberanian, aku mungkin masih memilikinya. Aku ingin terus menjadi orang yang berkemauan untuk maju, tapi tetap bersyukur dengan apa yang ada dalam diriku. Setidaknya aku punya segelintir kemampuan yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Akulah seorang dreamer dengan jutaan mimpi yang ingin digapai.

Kelak, saat aku mengangkat tangan ini ke atas sambil menengadahkan kepala, aku akan menemukan satu cahaya paling terang yang memang harus aku ambil. Saat ini, aku akan memulainya. Dengan langkah kecil yang bahkan tidak dapat orang lain lihat. Tapi aku yakin, suatu saat aku akan bisa hidup dengan jutaan mimpi yang menjadi kenyataan.

Sunday 2 September 2012

Have Fun With Sunday

Pada dasarnya, teman-temanku memang adalah orang yang paling mengerti tentang aku. Dari semua orang yang ada di sekitarku, bahkan aku kadang berfikir, sepertinya teman-temanku lebih mengenal aku daripada keluargaku di rumah. Tentu saja. Selama bersekolah aku menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Bahkan setelah lulus pun aku masih tetap suka dengan mereka semua. Mereka selalu membuatku senang. Bahkan, hari ini. Aku sebenarnya sedang sakit, kemudian Ojan dan Andri mengajakku ke sekolah untuk menyaksikan demo ektra. Ini bukan demo sebagai ajang kericuhan seperti yang sering kita lihat di TV, ini sejenis demo untuk mempromosikan estra pada adik kelas.

Berangkat sama Ojan dan Andri. Nggak mau cuma bertiga, akhirnya rela-rela jemput Mba Shiva. Setelah itu langsung go to the school. Ketemu sama adik kelas, ketemu sama guru, trus ketemu sama teman-teman juga. Setelah dari sekolah langsung pergi ke rumahnya Pak Amir. Beliau adalah guru PKn waktu masih sekolah di SMK Negeri 1 Slawi, sekaligus pembina ekstra Paskibra. Beliau adalah seorang guru yang menjadi favorit bagi siswa-siswa di SMK Negeri 1 Slawi, khususnya bagi para anggota Paskibra.

Berkunjung ke rumah Pak Amir sangat menyenangkan. Suasananya yang tenang. Kesederhanannya membuat kami nyaman. Lain kali mungkin kami akan berkunjung lagi. Setelah itu rencananya mau beli rujak, tapi nggak jadi soalnya udah kehabisan. Akhirnya beli lutis aja deh. Trus makan bareng-bareng di rumahku. Ada Mega juga, kebetulan dia baru pulang dari Tegal, jadi sekalian mampir ke rumahku.

Seru banget deh. Ngobrol-ngobrol nggak kerasa sampe jam setengah 6 sore. Setelah mereka pamit pulang, aku langsung mandi dan santai-santai sambil nonton acara favorit 'Master Chef'. Nggak lama setelah itu, ada satu hal yang membuatku kesal. Seharusnya itu adalah saat-saat untukku buat bersantai, tapi malah diceramahin panjang lebar. Dan apa yang 'orang itu' omongin sedikit membuatku tidak suka, dan memilih untuk menghindar. Kenapa harus menyinggung-nyinggung hal yang menyangkut pergaulanku? Aku merasa apa yang aku lakukan baik-baik saja, tidak mengganggunya, kenapa dia harus kesal? Bahkan teman-temanku adalah orang yang lebih baik dan lebih pengertian daripada siapa pun. Aku suka dengan semua teman-temanku. Mereka bisa membuatku merasa nyaman. Di saat aku sedang putus asa mereka selalu mendukungku. Mereka adalah orang-orang istimewa dalam hidupku. Dan aku sangat berterimakasih untuk kalian semua, orang yang selalu membuatku merasa berarti. Memantuku 

Saturday 1 September 2012

Kejar Deadline ...

Haduuuhhhh.... Besok kakakku udah mau berangkat ke Semarang. Tapi novelku belum selesai. Gimana ya? Padahal rencananya pas kakakku berangkat ke Semarang tuh novel mestinya udah beres trus tinggal minta di print-in deh. Tapi, mau gimana lagi. Ngebut satu hari juga kayanya nggak bakal sampe. Ya udah deh. Mungkin mesti nunggu kakakku pulang nanti. Mungkin sekitar satu bulan ...

Friday 31 August 2012

Terus Berusaha

Beberapa, atau mungkin sebagian besar temanku sudah menemukan jalan mereka. Jalan untuk melanjutkan bagaimana mereka hidup menghadapi hari-hari yang masih panjang. Aku ikut senang saat mendengar teman-temanku suka dengan kegiatan mereka sekarang. Untuk yang kuliah, semoga saja bisa semakin berprestasi. Untuk yang sudah kerja, semoga saja betah dan bisa bekerja dengan baik. Mungkin saat ini aku belum bisa menyusul mereka. Aku masih berdiri di persimpangan jalan. Masih mencari arah yang tepat untuk aku pijak. 

Aku sadar, mungkin apa yang aku lakukan selama ini tidak maksimal sehingga hasil yang aku dapatkan juga tidak memuaskan. Setidaknya sekarang aku masih berusaha untuk melakukan yang terbaik. Aku tidak akan malu dengan keadaanku sekarang. Mungkin aku terlihat seperti orang yang hidup tanpa tujuan, tapi sebenarnya aku punya begitu banyak hal yang ingin dituju. Aku ingin bisa melanjutkan sekolah. Membuat orangtua dan keluarga bangga. Kemudian akuingin bekerja di tempat yang aku impikan. Mimpi itu ibarat sebuah motivasi, dan begitu banyak motivasi yang aku miliki. Kelak, aku pasti akan bisa menjadikan semua itu sebagai kenyataan.

Beberapa orang menggunjingku, hanya karena aku belum bisa mengambil langkah lebih jauh setelah lulus SMK. Aku tidak terlalu bodoh, walaupun nilai akademikku terbilang standar. Memungkinkan bagiku untuk bekerja. Aku bahkan sudah pernah mendapat panggilan. Hanya saja aku belum menginginkan semua itu. Aku masih ingin melanjutkan sekolah, seperti yang diinginkan kedua orangtuaku dan saudara-saudaraku. Tapi aku tidak ingin kuliah dengan mengandalkan kedua orangtuaku. Aku ingin kuliah dengan uang sendiri. Pilihannya, aku harus bekerja dulu. Kalau tidak, aku harus bisa mendapatkan beasiswa. Hanya ada dua pilihan itu. Kalaupun mungkin keluargaku mau membiayai kuliahku, aku sebenarnya tidak ingin. Aku ingin kuliah dengan uang sendiri, dengan usaha sendiri.

Mungkin sekarang aku harus berusaha lebih keras. Setidaknya, usiaku masih cukup muda. Ada begitu banyak hal yang mungkin masih bisa aku lakukan. Berusaha menulis cerita yang bagus agar bisa diterbitkan. Berusaha mengikuti kompetisi-kompetisi agar bisa mendapat tambahan uang. Begitu banyak hal yang melintas di dalam pikiranku. Melakukan ini, melakukan itu, tapi semua belum memperlihatkan hasil yang cukup bagus. Kelihatannya aku harus sedikit bersabar. Kalau memang Allah menghendaki aku untuk kuliah, tak lama lagi mungkin semua usahaku untuk mendapatkan beasiswa akan berbuah manis. Kalau Allah menghendaki aku untuk bekerja, sebentar lagi aku pasti akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Tapi, kalau mungkin Allah belum menghendaki keduanya, aku harus tetap bersemangat. Ini mungkin ujian, untuk menumbuhkan kemantapan di dalam hatiku.

Aku tidak akan merasa malu dengan keadaanku sekarang. Kalau orang lain mengira aku hanya diam tanpa berusaha apa-apa, mereka jelas salah. Karena sebenarnya saat ini aku sedang berusaha. Tunggu saja, kalau saatnya tiba, semua akan terlihat lebih baik.

Sakittt....

Beberapa waktu lalu kakakku yang sakit. Batuk-batuk. Sekarang giliranku. Tadi malah tenggorokanku rasanya nggak enak, pas bangun tidur tambah nggak enak. Ngomong aja susah banget. Penginnya diam melulu. Habisnya kalau buat ngomong ini tenggorokan makin sakit. Pokoknya nggak enak banget deh. Kalau udah kaya gini, biasanya aku bakalan sakit. Ya mungkin batuk-batuk lah, demam lah. Pokoknya semuanya berawal dari tenggorokan yang sakit.

Tapi semoga aja aku nggak papa. Soalnya, sakit nggak sakit aku mesti tetepa ngerjain pekerjaan rumah. Jadi kalau sakit kan jadi terhambat. Penginnya di kasur melulu. Ya, moga-moga aja nggak makin parah. Biasanya kalau aku batuk sembuhnya lama, sampe berbulan-bulan masih ada bekasnya. Hhhhmmmm... harus cari pencegahan yang ampuh nih...

Wednesday 29 August 2012

Kawan Lama

Barusan chatting sama kawan lamaku, Mega. Sebenarnya dia bukan kawan lama, soalnya aku sekelas dari SMP kelas 9 sampe kelas 12 SMK baru-baru ini. Ya, kebetulan aja dulu sempat akrab. Trus barusan chatting, sekedar buat tanya-tanya soal demo ekstra minggu nanti. Ojan ngajakin ke sana. Aku minta dijemput aja deh, soalnya rada males kalo berangkat sendirian.

Kalau ingat yang dulu-dulu, kenapa sekarang berasa jauh banget ya sama temanku tadi? Padahal dulu pernah nempel lengket kaya amplop sama prangko. Ya, mungkin emang begitu siklusnya. Berteman dekat, trus jadi jauh. Nggak masalah deh. Yang penting tetap menjaga komunikasi dan hubungan. Biarpun nggak sedekat dulu, yang penting jangan sampe ada namanya musuh-musuhan. Lagipula dari dulu aku juga bersikap biasa aja sama dia, hehehe   ^_^  Mungkin karena dulu udah keseringan banget sama aku, jadi sedikit bosan deh. Mungkin saatnya buat dia punya teman baru, hehehe...

Tuesday 28 August 2012

Lecet, Lecet ...

Hari ini kakiku lecet. Mau tau cerita serunya? Check it out....

Jadi, tadi pagi sekitar jam 9 aku berencana berangkat ke sekolah buat nglegalisir rapot *haduuuhhh dari dulu legalisir terus. Aku nggak sendirian, sama Nur juga. Aku tahu, kalau ke sekolah itu nggak boleh pake sandal, sementara aku nggak punya sepatu yang pas dipake sama baju yang bakalan aku pake. Akhirnya sebelum berangkat ke sekolah nyari-nyari sandal. Akhirnya ketemu itu sandal.

Lanjut berangkat ke sekolah. Nunggu angkot, akhirnya dapat juga. Begitu turun  dari angkot, ketemu sama Ida. Tapi aku mesti ke fotocopyan dulu. Sehabis itu baru ke sekolah. Ada Dewi juga yang udah nunggu dari tadi.

Setelah urusan legalisir selesai, makan mie ayam dulu. Dikira harganya 5000, pas udah bayar, eh ternyata kurang. Mungkin karena lebaran jadi harganya naik. Trus nganterin Dewi bikin kartu kuning *critanya udah mau kerja, cie cieee...

Belum selesai. Ini dia hal yang bikin kakiku lecet sampe nggak bisa buat jalan. Dari sekolah sampe Dedi Jaya (swalayan) harus jalan kaki. Kita ke swalayan nggak asal jalan-jalan loh, niatnya mau temanin Ida buat nyari pepaya, tapi malah nggak ada.

Dilanjut jalan kaki lagi ke swalayan lain. Jaraknya nggak terlalu jauh, sekitar 1km. Tapi itu cukup buat bikin kaki pegel-pegel. Apalagi cuacanya panas. Untung aja pencarian pepaya di situ nggak sia-sia. Pas udah dapat yang dituju, mau apa lagi? Pulang deh akhirnya.

Tapi mesti jalan kaki juga, masih sekitar 1km. Ini dia puncaknya, kakiku tiba-tiba perih, pas aku lihat, ternyata ada lukanya. Mungkin karena jalan terlalu jauh. Mau nggak mau mampir ke toko dulu buat beli plaster luka. Tetep aja jalannya masih susah. Tapi, ya mau gimana lagi, nggak ada yang bisa dimintai tolong. Berjuang!!! Sampe rumah, langsung On Line dehhh...

Monday 20 August 2012

Lebaran, 19 Agustus 2012

Baru sempat nulis di blog hari ini. Kemarin terlalu sibuk... Yuk langsung aja lihat ceritanya. Check it out ...

Jadi, kemarin kan lebaran, mesti bangun pagi-pagi, langsung mandi n' pergi ke masjid buat sholat Id. Setelah itu salam-salaman. Suasanya jadi bosan. Akhirnya nonton film Tinkerbell. Film kesukaanku itu. Sebenarnya cerita pas siang nggak ada yang asik. Pasalnya aku cuma disuruh jaga rumah, akhirnya maen game deh.

Trus, pas aku lagi asik-asik main game, kata kakakku ada temanku yang daatang. Dua orang. Aku bingung, siapa ya??? Pas aku lihat ternyata R sama W. Hwaaaa... nggak nyangka mereka datang ke rumah. Lagian kenapa nggak SMS dulu? Aku malu, pasalnya waktu itu aku lagi berantakan banget, baju asal make, rambut  acak-acakan. Pokoknya kaya gitu deh.

Ngobrol-ngobrol cuma sebentar, trus si R sama W pamit pulang. Aku lanjutin main game akhirnya...

Sekitar jam 2 si Chun ngajakin aku main ke rumahnya. Ada Riska juga. Aku makin ngebet. Tapi sayang, aku lagi jaga rumah. Terpaksa nunggu mama sama bapak pulang. Setelah mereka pulang, langsung deh ke rumah Chun.

Kangen banget sama Chun sama Riska. Kangen juga sama mama, kakek n' neneknya Chun. Kita ngobrol-ngobrol, makan es krim, makan ketupat, sampe main kembang api. Paling seru itu waktu maen kembang api. Semuanya pada penasaran, tapi pada takut juga. Akhirnya Riska yang coba beraniin buat nyalain kembang api. Hahaha... ternyata nggak sesulit yang dibayangin, padahal udah siap-siap lari sejauh mungkin.

Selain nyalain kembang api, tetangga si Chun juga ada yang nyalain kembang api. Wuiiihhhh ... Beautiful ... Kembang apinya gede banget. Bagus deh pokoknya...

Jam setengah 8 aku pulang. Sampe rumah, Ojan sama Khumaeroh datang ke rumah. Asiiiikkk... ngobrol-ngobrol lagi dehhh... Nggak cuma itu, akhirnya aku sama Ojan juga di traktir makan bakso sama Khumaeroh. Ciee cieee.... gaji pertama gitu lohhh....

Jam setengah 10 malam, setelah makan bakso, Ojan sama Khumaeroh langsung pamit pulang. Sebenarnya aku masih kangen sama mereka, mengingat nanti mereka harus berangkat kerja lagi n' bisa ketemu pas tahun baru. Itu pun kalau mereka sempat mengambil liburan. Hhhhmmm... Pokoknya miss you all ...  ^^

Saturday 18 August 2012

Malam Lebaran


Malam lebaran kali ini benar-benar berkesan. Satu hal yang tidak aku temui di malam lebaran sebelumnya. Kembang api. Aku melihat ratusan kembang api yang dinyalakan malam ini. Dari semua arah, aku bisa melihat kembang api itu dari atas loteng. Benar-benar indah. Duduk di bawah langit hitam penuh bintang. Kemudian langit mulai berwarna dengan nyala kembang api yang begitu indah.

Tidak bisa dilupakan. Kembang api memang satu hal yang paling aku sukai di dunia ini. Jadi teringat dengan malam tahun baru beberapa tahun lalu. Ada kembang api besar yang menyala tepat di langit di atas kepalaku. Indah sekali. Aku tidak perlu naik ke genteng, cukup duduk di loteng sambil menengadahkan kepala.

Kembang api mulai ramai setelah Maghrib tadi, sampai hampir jam setengah 8. Pokoknya lama banget deh. Seru !!!

Friday 17 August 2012

H-2

Nggak kerasa, ternyata ini hari terakhir terawih di bulan Ramadhan tahun ini (kalo puasanya jadi hari Minggu). Semua orang pasti berharap kalau mereka bisa ketemu lagi dengan bulan Ramadhan tahun depan, begitu juga aku.

Nggak tahu harus senang atau sedih. Tapi ingat kalau bulan Ramadhan akan segera berakhir, sedikit tak rela. Tapi ya memang harus begitu. Kalau bulan Ramadhan nggak kelar-kelar, kapan lebarannya? Di rumah udah mulai sibuk bikin jajan buat menjamu tamu lebaran nanti.

Bahkan sekarang Ibuku juga lagi nggoreng renggina, itu loh, jajan dari ketan yang dikukus, dijemur terus digoreng. Kalo dilihat emang bikin nggak nafsu, tapi kalau udah makan dijamin ketagihan. Itu sebabnya aku nggak mau nyoba makan. Nanti kalo udah ketagihan susah berhentinya.


Kebetulan hari ini aku sama kakakku berkolaborasi buat bikin sop buah sendiri. Kakakku sampe mendadak beli alat yang buat motong-motong buahnya. Ada melon, pepaya, belewah, buah naga sama bengkuang. Rasanya? Jangan ditanya. Tentu aja enang. Enaaaakkkk banget. Kalo biasanya makan sop buah semangkuk buat rame-rame orang satu rumah, sekarang bisa makan sepuasnya. Rencananya sih nanti pas lebaran mau bikin lagi. Hahaha... ketagihan kan jadinya.

Udah ah, bingung mau ngomong apa lagi. Oh iya, buat Saeng Bila, selamat ya... Soalnya udah berhasil lepas dari masa-masa galau. Tapi mesti terus waspada. Galau bisa datang tiba-tiba dimanapun kamu berada. Hehehe...