Friday 28 December 2012

Dunia... serasa jadi sempit

Kenapa duniaku jadi terasa begitu sempit? Setiap hari bertemu dan berkumpul hanya dengan beberapa orang. Dengan orang yang sama pula. Tidak ada candaan dan semua berlalu begitu membosankan.

Andai bisa, ingin aku bertemu dengan banyak wajah yang belum aku kenal. Aku ingin tetap punya teman, seperti halnya teman-temanku yang lain. Aku tak ingin hanya sekedar sampai di sini waktu untuk mengenal orang lain.

Andaikan bisa, beri aku kesempatan lagi untuk bisa menambah teman. Aku masih ingin melihat dunia ini dengan orang-orang yang disebut 'teman'. Mungkin temanku sudah mulai lupa denganku karena mereka telah memiliki teman-teman baru yang ada di sekitar mereka. Tapi bagaimana dengan aku? Aku masih seperti dulu. Tetap menganggap bahwa mereka (teman-temanku) adalah orang paling penting dalam hidupku. Bahkan aku belum bisa berpaling dari masa laluku saat bersama mereka.

Aku hanya berharap bisa mengimbangi mereka. Saat mereka telah memiliki teman-teman baru, aku juga ingin. Saat aku melihat mereka berjalan dengan teman-teman baru mereka, aku juga ingin. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu.

Tidak ada orang yang bisa aku ajak bicara, karena pada dasarnya aku belum bisa menemukan orang lain seperti mereka yang selalu mau mendengar keluhanku. Aku masih berfikir bahwa mereka adalah orang-orang terbaik yang pernah aku kenal, dan mereka sekarang telah begitu jauh.

Kapan aku akan bisa benar-benar memasuki dunia baru yang nampak sama dengan masa laluku saat bersama teman-teman? Aku terlalu kesepian. Bahkan terkadang aku merasa sendiri. Tidak ada lagi tempat bagiku untuk berbagi cerita. Tidak ada lagi ruang untuk menumpahkan segala beban di hati. Dan semua itu membuatku semakin tak mampu untuk terus berjalan.

Kadang, terbesit dalam pikiranku untuk berhenti saja. Tapi aku bingung...

Sunday 23 December 2012

Mother's Day

Hari Ibu sudah lewat. Dan tidak ada yang bisa aku lakukan untuk ibuku. Bahkan pada hari ibu tersebut aku tidak bisa menyelesaikan cucian baju di pagi hari, dan pada akhirnya ibu yang menyelesaikan. Hahhh... semua yang ada di hadapanku seolah menyita seluruh waktu dan hidupku.

Kalau biasanya di rumah aku memasak, membantu ibu di warung, sekarang hari-hariku dan waktuku habis di tempat kerja. Sebenarnya apa yang aku lakukan sekarang juga semata-mata karena ingin sedikit 

meringankan beban orangtuaku. Dengan bekerja, paling tidak aku tidak perlu meminta uang jajan lagi. Tapi aku sedikit tak puas dengan semua yang aku lakukan sekarang.

Masih berjalan... Mencari sesuatu yang bisa membawa hidup ini menjadi terasa lebih mudah.

Kembali ke hari ibu...

Ya, aku bukanlah orang yang pintar mengekspresikan perasaan. Kalaupun aku sedang sedih, aku tidak akan pernah menangis di hadapan orang lain. Aku malu akan hal tersebut. Bahkan, saat aku menyayangi seseorang, aku pun tidak bisa mengekspresikannya dengan sebuah tindakan atau ekspresi wajah. Aku kesulitan untuk melakukan semua itu.

Aku sangat menyayangi Ibuku, orangtuaku dan keluargaku serta teman-temanku. Tapi terkadang aku bingung, bagaimana caranya untuk mengungkapkan rasa sayang tersebut. Aku malu kalau tiba-tiba aku mendadak menjadi anak yang bersikap tidak biasa (menjadi sangat nurut), karena pada kenyataannya aku memang bukan anak yang terlalu patuh pada orangtua. Bahkan terkadang aku membangkang. Saat aku menyesal atas sikapku sendiri, akupun malu untuk meminta maaf dan memilih untuk menyembunyikan penyesalan itu sendiri. Terkadang aku merasa sangat bodoh. Kenapa aku kesulitan untuk menunjukkan sikap sayangku pada orang lain? Bahkan anak kecil saja bisa melakukan itu.

Aku tidak mau bilang kalau ini takdir, karena pada dasarnya takdir itu sebuah awal dimana kita akan mencoba untuk mengambil tindakan saat kita tidak menyukai takdir tersebut. Semua ini tak mudah.
Ya... Ibu... maaf. Tidak ada yang bisa aku berikan. Hanya senyum kecil yang semoga bisa mengurangi beban hari-harimu.  :)

Monday 3 December 2012

Motivasi Untuk Sukses


Terkadang aku ingin menangis saat teringat dengan mimpi-mimpiku yang begitu besar.

Terkadang aku berfikir, mampukah aku mencapai semua itu?

Aku ingin menangis, melihat diriku yang begitu lemah untuk menggapain sesuatu yang entah kapan akan menjadi nyata.

Kurasakan hidup ini tak mudah. Tak seperti sebuah alur cerita yang akan segera menemukan takdirnya. Setiap peran yang mereka ambil telah memiliki akhir cerita pasti yang mungkin tidak seperti kenyataan ini.

Saat kurasakan tak mampu membuka mata untuk masalah kehidupan, aku berfikir, aku ingin menjadi anak kecil saja. Hidup mereka begitu menyenangkan. Bermain dan tanpa beban bebas melangkah.

Kurasakan masa kecil itu tak serumit kehidupan saat ini. Dulu tak pernah terbesit dalam pikiranku bahwa aku akan merindukan masa-masa itu. Penyesalankah ini artinya? Mungkin.

Aku butuh seseorang yang mau mengenalku sebagai orang yang membutuhkan orang lain. Karena aku terlihat kuat hanya pada luarnya saja. Aku begitu rapuh.

Terkadang aku begitu bersemangat saat ada hal yang mampu memotivasi diriku, tapi semangatku padam seketika saat kulihat orang-orang di sekitarku tak terlalu peduli lagi. Aku sedih.

Kini aku berfikir, memandang ke depan, “Aku takkan pernah berhasil untuk mencapai sesuatu dengan semangat dan pola pikir yang cenderung pasif.”

Kesuksesan itu tidak untuk ditunggu, tapi untuk dijemput. Dan mulai saat ini, biarlah sebuah janji menyelimuti diriku, janji “Aku akan menjemput kesuksesanku.”

Kutahu itu tak mudah, bahkan terkadang aku jatuh tersungkur ketika kucoba menggapai secerca cahaya yang mungkin hanyalah sebuah ruang kosong. Tapi aku tak mau berfikir bahwa aku gagal.

Aku tidak tahu pasti, tapi aku hanya berfikir bahwa “saat aku berfikir aku akan gagal, maka aku akan benar-benar gagal.” Dan mulai saat ini kucoba untuk meyakinkan diri bahwa kesuksesan yang awalnya sekedar impian akan berubah menjadi nyata.

Aku berjanji, akan kujemput kesuksesan itu. Akan kuyakinkan bahwa aku bukanlah sekedar seorang pemimpi, tapi aku adalah seseorang yang akan berusaha meraih mimpi.

Sunday 2 December 2012

Desember - Awal Menjadi Lebih Baik

Tanggal 1 Desember kemarin mungkin aku tidak bisa bangun pagi. Tapi sekarang sudah ada kemajuan. Seperti tekadku, aku akan menjemput kesuksesanku di masa depan. Bagaimana mungkin aku akan bisa menjemput kesuksesan tersebut jika aku bangun kesiangan. Jadi mulai sekarang aku akan berusaha untuk bisa bangul lebih pagi.

Kemarin (1/12) aku sempat mendapat cacian yang menyakitkan hati. Tapi aku anggap saja itu sebagai pujian karena aku tidak ingin awal Desemberku menjadi hari yang menyebalkan. Aku nikmati betul saat perutku terasa begitu sakit. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlalu banyak mengeluh.

Kalaupun tidak mudah untuk bisa mencapai sebuah kesuksesan, tapi aku akan selalu berusaha. Tidak masalah seandainya aku akan menemui sebuah kegagalan. Kuanggap itu sebagai 'bumbu' untuk mencapai sesuatu yang aku impikan. Kalau dipikir-pikir, tidak akan begitu berkesan jika seseorang langsung meraih kesuksesan hanya dengan satu kali coba tanpa merasakan seperti apa sebuah kegagalan. Tapi bagaimanapun juga aku tidak menganggap gagal diriku dalam mencapai sesuatu, aku hanya berfikir bahwa aku belum berhasil, dan satu saat nanti keberhasilan itu pasti akan datang.

Mulai sekarang, mindset adalah sesuatu yang penting. Berdasarkan teori yang pernah aku dengar 'saat kita berfikir kita akan kaya, maka kita akan kaya' atau teori yang serupa 'jika kita berfikir kita akan bisa, makan kita akan bisa'. Itu adalah teori-teori sederhana yang perlu aku genggam mulai saat ini. Dengan berfikir seperti itu, tentu semangat di dalam diri akan terus berkobar. Rasa optimis di dalam hati akan membuat kita mau bekerja keras untuk mencapai hal tersebut.

Desember ini, aku berjanji untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Karena aku rasa sekarang masih begitu banyak kekurangan di dalam dirku. Dan aku tidak ingin terpuruk oleh kekurangan-kekurangan tersebut. Untuk semua orang yang telah menginspirasiku, terima kasih. Karena kalian aku bisa menulis semua ini.