Aku tak terlalu cerdas.
Nilaiku di sekolah hanya antara tujuh sampai delapan. Aku tak berprestasi dan
aku tidak terlalu bodoh juga. Aku bukan anak yang sangat baik atau ramah, aku
juga bukan anak yang suka membuat ulah. Aku tak terlalu tinggi, tidak juga
pendek. Kulitku tak putih, tapi juga tidak bisa dibilang hitam.
Semua hal yang melekat
padaku membuatku seperti sosok transparan yang tidak akan dilihat oleh orang
lain. Mungkin jika aku sangat pintar atau sangat bodoh, jika aku sangat baik
hati atau sangat nakal, atau jika aku adalah perempuan paling cantik atau
paling jelek, mungkin orang akan menyempatkan diri untuk melihat ke arahku dan berkomentar
tentang diriku. Tapi kenyataannya tidak. Aku hanyalah sebatas sosok yang
mungkin bisa melihat dunia, tetapi dunia tak dapat melihatku.
Banyak hal yang aku
sukai. Aku suka bermain basket, tapi aku tak pernah menjadi bintang lapangan
karena cara bermainku yang tanpa teknik. Bahkan semua bola yang masuk ke dalam
ring adalah karena kebetulah semata. Aku suka bermain voli, tapi aku tak bisa
melambungkan atau menerima bola dengan baik. Bahkan tanganku akan memar
berhari-hari karenanya.
Aku mencoba melakukan
atau menciptakan sesuatu yang aku harap bisa membuatku menjadi sesuatu. Tapi aku
terlalu mudah jenuh untuk menghadapi segala persoalan yang ada. Aku berlari
kesana kemari, mencoba mencari sesuatu yang membuatku nyaman. Mudah saja bagiku
untuk menemukan kenyamanan tersebut, tapi itu tak bertahan lama. Dan aku pun
kembali berlari mencari tempat yang mungkin akan layak untuk aku singgahi.
Terlepas dari semua
itu, aku sering merasa tersakiti oleh perasaan yang tak tersampaikan. Aku mulai
merasa bahwa dunia ini begitu kejam padaku. Aku memiliki banyak teman, namun
aku tak mau mereka terlalu jauh masuk ke dalam persoalan hidupku. Aku hanya tak
ingin membebani orang lain.
Hingga kini aku masih
terus berjalan. Bahkan aku tak tahu kemana aku harus pergi. Mana jalan yang
harus aku pijak. Aku hanya berharap bahwa aku punya cukup waktu untuk menjawab
semua pertanyaan yang timbul begitu saja. Aku terkadang merasa lelah dengan
semua ini. Bahkan aku mulai merasa bahwa dunia ini hanyalah seperti kardus
kosong yang mengurungku di dalamnya. Gelap, pengap dan menyesakkan.
Adakah seseorang yang
akan membawaku keluar dari dunia yang penuh sekat ini? Adakah?
belum ketemu artinya ya? kira-kira ada enggak ya? :D
ReplyDeleteEntahlah. Biar semua waktu yang ada digunakan untuk sebuah pengembaraan jati diri.
Delete