Saturday 3 January 2015

Terlalu Banyak Kekecewaan

Libur telah tiba, hatiku gelisah...

Entahlah. Bahkan besok adalah hari libur terakhir sebelum akhirnya harus berangkat kerja lagi. Sangat disayangkan karena semua rencana liburan yang disusun jauh-jauh hari akhirnya harus dibatalkan begitu saja. Tak hanya satu atau dua rencana, tapi semuanya. Bayangkan saja bagaimana rasanya menghabiskan liburan tanpa ada jalan-jalan. Membosankan.

Selama hampir dua minggu ini hanya berdiam di dalam rumah, walau setidaknya di awal liburan bisa terisi dengan mengikuti kegiatan Jumbara. Tapi selebihnya, semua yang dilalui hanya seperti jalan tol. Lurus-lurus saja, tak ada apa-apa yang bisa ditemui.

Bangun tidur, mencuci. Menonton film di pagi hari. Memulai aktivitas di dunia maya. Menulis, menonton film, membaca novel. Semua hal yang biasanya menyenangkan dilakukan di hari minggu mendadak jadi membosankan saat dilakukan setiap hari. Aku tidak tahu bagaimana mengatakan perasaanku ini. Menyesal, sedih dan kesal juga. Aku hanya merasa seperti orang yang tidak bisa menggunakan waktu dengan baik.

Satu persatu rencana telah dibuat. Jadwal liburan disusun sedemikian rupa agar semua hari bisa terisi dengan hal-hal menyenangkan. Tapi rencana hanyalah rencana. Realita jelas begitu jauh darinya. Satu persatu rencana itu gagal. Menyakitkan sekali rasanya. Ketika sudah ada bayang-bayang menyenangkan akan berlibur ke sana ke mari tapi ternyata itu hanya ada di angan-angan dan lenyap ditelan malam.

Terlalu banyak yang memperlakukanku demikian. Sedikit menyakitkan memang. Tapi mau bagaimana lagi. Mungkin ini hanyalah bagian dari apa yang harus aku lalui selama menjalani hari-hari yang penuh misteri. Tak banyak yang bisa dilakukan. Tapi aku mendapat pelajaran berharga darinya. Mulai saat ini, berhenti untuk berharap sebuah rencana akan terlaksana. Berhenti pula menggantungkan harapan pada orang lain. Setidaknya masih ada sepasang kaki yang siap untuk melangkah menyusuri realita yang tak hanya berakhir pada tahap perencanaan.

Mulai berjalan. Dan berhenti mengharapkan. Itu jelas lebih baik menurutku.

No comments:

Post a Comment