Tuesday 15 October 2013

Ketika Langkah Tersandung

Seseorang tak seutuhnya hidup dalam dunia nyata ini. Hampir semua manusia mempunyai dunia yang mereka sebut sebagai 'mimpi' atau 'impian. Dunia yang membuat mereka berangan-angan, dunia yang membuat seolah hanya dapat ditempat oleh mereka.

Aku pun begitu. Aku punya dunia di dalam pikiranku sendiri. Dunia yang hidup bersama ribuan keinginan yang tak tersampaikan hingga saat ini. I'm a dreamer. Begitulah. Tapi kaki ini tak selamanya mudah untuk dipijakkan ke depan. Aku yang kala itu tengah membawa secangkir penuh mimpi-mimpi kemudian tersandung. Jatuhlah cangkir itu, dan semua mimpi-mimpiku di dalamnya tumpah, bercecerah di atas jalanan penuh kerikil yang panas.

Aku berharap mimpi-mimpiki itu seperti batu yang dapat digenggam saat ia jatuh dari tempatku meletakkannya. Namun sungguh disayangkan, mimpi itu justru terasa seperti air. Saat ia jatuh, tumpah, maka akan sulit untuk kembali mendapatkannya.

Langkahku tak begitu jauh, baru sekian jarak yang kutempuh. Aku masih melihat ribuan tikungan, jutaan tanjakan bahkan jalanan penuh batu bara melintang luas di hadapan.

Saat langkahku tersandung, aku punya dua pilihan. Bangun dan kembali mengais mimpi-mimpi itu, atau terdiam begitu saja di tempat aku terjatuh selamanya. Pilihan ada di tangan kita, dan Allah akan memberi bantuan saat kita memintanya dengan kesungguhan.

Mari, menjadi pemimpi dengan semangat untuk meraihnya.

No comments:

Post a Comment