Hei, Pak! What’s on your mind? Anda pikir saya itu orang
yang akan memasang tampang kesal lantaran tidak diberi tambahan gaji saat
pulang lebih malam? Saya hanya butuh istirahat. Belajarlah untuk bisa tepat
waktu. Anda itu seorang Bos yang seharusnya bisa mengajari bagaimana caranya
merealisasikan bagaimana untuk bisa tepat waktu. Kalau jam pulang itu jam
delapan malam, sebelum jam delapan malam seharusnya Anda sudah mulai memberi
isyarat untuk mengakhiri pekerjaan. Tapi apa yang ada lakukan di sana? Duduk manis
melihat para pegawainya yang mulai lelah karena pontang-panting melayani setiap
orang yang datang sedari jam 8 pagi. Cobalah untuk mengerti.
Aku sering makan terlambat. Kalau jam makan siangku
sebenarnya jam 12, di tempat kerja itu aku makan hampir jam setengah 3. Waktu istirahatku
hanya 15 menit untuk makan dan sholat. Ya ampun.... Sampai kapan akan terus
seperti ini. aku tidak merasa sengsara, hanya merasa kurang nyaman saja. Bahkan
air minum yang seharusnya masuk ke dalam tubuhku adalah 8 gelas, aku hanya
minum 1 gelas dari 8 pagi sampai jam 8 malam. Hahhh... lelah kalau harus
mengatakan semuanya.
Bahkan orangtuaku mulai khawatir. Mereka sering bertanya, “Katanya
pulang jam delapan, sekarang sudah hampir jam sembilan kenapa baru pulang?”
Bagaimana aku menjawabnya? Aku terlihat seperti membela
bosku yang sebenarnya begitu tega terhadap karyawannya. Aku tidak pernah
mengungkapkan setiap hal yang membuatku kurang nyaman kepada orangtuaku,
padahal dulu aku adalah orang yang begitu terbuka dalam segala hal. Bahkan setiap
kesal dan amarah yang ada di dalam hatiku sejak masuk ke tempat kerja itu aku
pendam sendirian. Aku tidak pernah mengatakannya pada orangtua atau keluargaku.
Bukankah ini seperti menutupi sikap
bosku yang tidak baik?
Bahkan seringkali aku merasa sakit hati terhadap apa yang
diucapkan bosku itu. Aku merasa, caranya menatap dan caranya berbicara padaku
seperti tengah merendahkan harga diriku. Keluargaku memang tidak lebih kaya
darimu, tapi paling tidak keluargaku adalah orang-orang yang selalu berusaha
mengerti tentang orang lain.
Aku muak dengan semua ini. ingin rasanya aku tumpahkan
segala kekesalan ini. tapi bagaimana? Aku ingin mendapatkan pekerjaan yang
lebih layak, dan aku akan segera keluar dari tempat kerjaku sekarang. Karena sebenarya
ada banyak faktor yang tidak mendukungku untuk tetap bekarja di situ. Aku punya
sakit maag, dan makan terlambat membuat magg-ku sering kambuh. Apalagi bekerja
di situ juga sedikit – bukan sedikit, tapi banyak menguras emosi dan pikiran. Itu
juga salah satu hal yang membuat maag-ku kambuh. Selain itu mataku mulai merasa
sedikit ada gangguan. Aku tidak mau kalau harus berkacamata.
Ya Allah... Apa yang harus aku lakukan? Aku berusaha, tapi
aku bingung...
No comments:
Post a Comment