Friday 27 July 2012

Bolehkan aku menangis? Sungguh, aku benar-benar ingin menangis. Tapi tidak ada tempat yang tepat bagiku untuk menangis. Semua orang yang melihatku menangis pasti akan mencaci. Aku lelah dengan semua cacian mereka. Aku manusia yang dilengkapi dengan air mata yang boleh menetes saat aku bersedih. Tapi nampaknya memang tidak ada ruang yang tepat bagiku. Saat aku berharap hujan turun untuk menutupi air mataku, saat itulah aku melihat teriknya matahari. Siapa yang sebenarnya salah? Aku?

Aku tidak tahu. Rasanya, dimana pun tempatku, itu bukanlah tempat yang tepat. Ini semua terasa seperti duri yang siap menyakitiku kapan saja. Aku sakit dan akan sulit untuk menghindar. Aku ingin mengatakan semua beban yang aku rasakan. Tapi pada siapa? Tidak ada yang mau mendengarku?

Adakah tempat bagiku untuk berteriak? Adakah? Saat tak ada seseorang yang bisa mendengar ucapanku, setidaknya aku berharap masih ada tempat bagiku untuk berteriak. Mungkin dengan begitu aku akan menyadari bahwa aku punya tempat untuk melepaskan sedikit beban yang memang akan selalu aku tanggung sendirian.

Aku ingin kembali ke masa lalu. Ke masa kecilku yang yang terasa lebih menyenangkan. Saat ada begitu banyak teman-teman yang mengajakku melupakan masalah. Saat ada orang-orang yang berusaha membuatku merasa senang. Saat ada seorang ibu yang mau membujukku untuk tetap berangkat sekolah. Saat saudara-saudaraku yang selalu menemaniku bermain.

No comments:

Post a Comment